Akhirnya sempat juga kami berkunjung ke RTH Kalijodo Jakarta selepas siang, saat panasnya sinar matahari masih terasa terik. RTH atau Ruang Terbuka Hijau merupakan bentuk pemanfaatan lahan di satu kawasan yang diperuntukkan bagi penghijauan, baik berupa konservasi maupun binaan. Meski letaknya bersebelahan dengan RPTRA Kalijodo, namun saya tulis terpisah karena keduanya berada di dua wilayah berbeda.
RTH Kalijodo berada di wilayah Jakarta Utara, sedangkan RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak) Kalijodo ada di wilayah Jakarta Barat. Keduanya dipisahkan tembok dan undakan tinggi yang di puncaknya memiliki sudut pandang luas ke semua arah. Namun jika sedang malas mendaki anak tangga itu maka pengunjung bisa menggunakan akses dari samping yang merupakan jalan inspeksi sekaligus sebagai area parkir kendaraan.
Kami naik ke jalan tol layang di Jatinegara arah ke utara dan lalu belok kiri menuju ke barat arah ke Bandara Soekarno - Hatta. Waze sudah memberi petunjuk untuk keluar di pintu tol Angke / Pejagalan / Glodok, rute termudah dan tercepat, namun kami keluar lebih awal di pintu tol Jl Jembatan Tiga. Sehingga di perempatan dengan Jl Jembatan Dua kami belok kanan masuk ke Jl Bandengan Utara hingga sampai ke RTH Kalijodo yang ada di sebelah kiri jalan.
Kawasan Kalijodo sebelum Februri 2016 terkenal sebagai sarang judi, preman dan pelacuran. Meninggalnya suami istri Zulkafli (31) dan Nur Aini (28) karena ditabrak mobil yang dikendarai Riki di Jalan Daan Mogot KM 15 pada 8 Februari 2016 akibat baru saja menghabiskan malam di Kalijodo, menjadi pencetus tindak tegas Gubernur DKI Basuki (Ahok) Tjahaja Purnama untuk menutup kawasan itu dan mengembalikan fungsinya sebagai jalur hijau dan area publik.
Membutuhkan waktu setidaknya sepuluh tahun hingga area ini rimbun dan teduh. Kotak merah diantara dua mobil paling kiri adalah parkir meter, sementara parkir motor terlihat menyita jalur pedestrian. Google Maps menyebut sungai di sebelah kiri itu Kali Angke, sebagai kelanjutan dari Kali Ciliwung, dan berlanjut ke Banjir Kanal Barat.
Meski airnya keruh namun tak terlihat ada sampah mengambang. Mudah-mudahan saja bisa dapat CSR untuk menjernihkan airnya agar anak-anak bisa berenang dan bermain air. Jalan menurun keluar dari tol yang seharusnya kami lewati terlihat di ujung sana. Panjang jalan inspeksi di segmen ini sekitar 650 meter.
Jika satu mobil rata-rata membutuhkan ruang 4,5 meter, maka jalan itu bisa menampung sekitar 145 mobil. Hanya saja sebagian lahannya juga dipakai untuk parkir sepeda motor. Gedung parkir tampaknya perlu dipertimbangkan oleh pemprov DKI, sebagaimana yang dibuat di Taman Menteng. Apalagi jika nanti telah dibangun masjid.
Penampakan bangunan utama di RTH Kalijodo yang sepertinya terbuat dari struktur baja ringan dengan penutup atap polycarbonat yang menghilangkan sama sekali panas matahari jika berada di bawah bayangannya. Ada cukup banyak tempat duduk tersedia di sana dengan dua buah vending machine dari produsen minuman lokal. Toilet, termasuk untuk difabel, dan ruang mushola ada di bagian ujung bangunan ini.
Setidaknya ada lima lubang bulat pada atap, yang menjadi ruang tempat pertumbuhan pohon dan untuk menerima curahan air hujan yang jatuh ke lingkaran rumput di bawahnya dimana terdapat lubang-lubang resapan air. Bagi pengguna kursi roda, akses naik ke lantai bangunan ini berada di sisi sebelah kiri, menghadap ke skate park dan arena bermain sepeda BMX yang menjadi area favorit di RTH Kalijodo.
Mengingat sulitnya mendidik orang, lebih baik dibuat tembok rendah di sekeliling lapangan rumput, sekaligus sebagai tempat duduk, termasuk area rumput di pinggir jalan yang sebagian jadi gundul karena sadis diinjak-injak.
Adanya logo Sinarmas Land pada dinding di sana sempat membuat orang menuduh PemProv DKI telah menjual tanah bekas lokalisasi Kalijodo seluas 10.000 m2 itu ke mereka. Kenyataannya tanah tetap milik Pemprov DKI, hanya saja seluruh biaya pembangunan RTH dan RPTRA Kalijodo yang nilainya milyaran ditanggung Sinarmas sebagai bagian program CSR mereka, dengan hanya mendapat kompensasi memasang nama dan logo.
Lebih ke utara ada area yang baru dibuka dimana ditempatkan sejumlah permainan anak seperti komidi putar mini, kereta mini, kincir mini, dan sejumlah permainan mini lainnya. Di sekitar area itu bisa ditemui mobil-mobilan genjot dengan empat pasang pedal yang disewa dengan membayar Rp.30.000. Skateboard juga bisa disewa di sana, juga becak mini dan kuda-kudaan.
Terlihat pula mobil mini dan sepeda mini listrik. Kios-kios sederhana yang menjual makanan ringan dan minuman terlihat berjajar setelah area permainan anak. Kesan saya area kuliner masih perlu ditata lagi agar meski murah namun tetap bisa tampak berkelas. Demikian pula area permainan anak yang areanya masih belum dipasang paving blok atau landasan yang aman buat anak-anak.
Buah manis RTH Kalijodo dan RPTRA Kalijodo kini bisa dinikmati masyarakat se-Jabodetabek. Terima kasih Ahok. Jika saja gubernur sesudahnya memiliki kepedulian yang sama terhadap fasilitas publik semacam ini, setidaknya bersedia merawatnya, maka warga Jakarta yang mendapatkan manfaatnya.
Alamat RTH Kalijodo Jakarta Utara berada di Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Lokasi GPS : -6.1421069, 106.789341, Waze. Jam buka : sepanjang waktu. Harga tiket masuk : gratis, hanya bayar parkir meter. Nomor Telepon Penting, Hotel di Jakarta Utara, Hotel Melati di Jakarta Utara, Peta Wisata Jakarta Utara, Peta Wisata Jakarta, Rute Lengkap Jalur Busway TransJakarta, Tempat Wisata di Jakarta, Tempat Wisata di Jakarta Utara.
RTH Kalijodo berada di wilayah Jakarta Utara, sedangkan RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak) Kalijodo ada di wilayah Jakarta Barat. Keduanya dipisahkan tembok dan undakan tinggi yang di puncaknya memiliki sudut pandang luas ke semua arah. Namun jika sedang malas mendaki anak tangga itu maka pengunjung bisa menggunakan akses dari samping yang merupakan jalan inspeksi sekaligus sebagai area parkir kendaraan.
Kami naik ke jalan tol layang di Jatinegara arah ke utara dan lalu belok kiri menuju ke barat arah ke Bandara Soekarno - Hatta. Waze sudah memberi petunjuk untuk keluar di pintu tol Angke / Pejagalan / Glodok, rute termudah dan tercepat, namun kami keluar lebih awal di pintu tol Jl Jembatan Tiga. Sehingga di perempatan dengan Jl Jembatan Dua kami belok kanan masuk ke Jl Bandengan Utara hingga sampai ke RTH Kalijodo yang ada di sebelah kiri jalan.
Kawasan Kalijodo sebelum Februri 2016 terkenal sebagai sarang judi, preman dan pelacuran. Meninggalnya suami istri Zulkafli (31) dan Nur Aini (28) karena ditabrak mobil yang dikendarai Riki di Jalan Daan Mogot KM 15 pada 8 Februari 2016 akibat baru saja menghabiskan malam di Kalijodo, menjadi pencetus tindak tegas Gubernur DKI Basuki (Ahok) Tjahaja Purnama untuk menutup kawasan itu dan mengembalikan fungsinya sebagai jalur hijau dan area publik.
Membutuhkan waktu setidaknya sepuluh tahun hingga area ini rimbun dan teduh. Kotak merah diantara dua mobil paling kiri adalah parkir meter, sementara parkir motor terlihat menyita jalur pedestrian. Google Maps menyebut sungai di sebelah kiri itu Kali Angke, sebagai kelanjutan dari Kali Ciliwung, dan berlanjut ke Banjir Kanal Barat.
Meski airnya keruh namun tak terlihat ada sampah mengambang. Mudah-mudahan saja bisa dapat CSR untuk menjernihkan airnya agar anak-anak bisa berenang dan bermain air. Jalan menurun keluar dari tol yang seharusnya kami lewati terlihat di ujung sana. Panjang jalan inspeksi di segmen ini sekitar 650 meter.
Jika satu mobil rata-rata membutuhkan ruang 4,5 meter, maka jalan itu bisa menampung sekitar 145 mobil. Hanya saja sebagian lahannya juga dipakai untuk parkir sepeda motor. Gedung parkir tampaknya perlu dipertimbangkan oleh pemprov DKI, sebagaimana yang dibuat di Taman Menteng. Apalagi jika nanti telah dibangun masjid.
Arena Bermain Sepeda
Saat itu ada seorang anak muda tengah memacu sepedanya di arena bermain sepeda BMX yang dibuat bergelombang. Tua muda, kaya miskin, bisa bermain sepeda butut atau baru di lintasan melingkar itu secara gratis. Ada pula seorang anak yang menggunakan skateboard di lintasan ini. Area skate park dengan standard internasional tampak di sisi kanan pada foto, yang mulai ramai setelah hari beranjak sore.Penampakan bangunan utama di RTH Kalijodo yang sepertinya terbuat dari struktur baja ringan dengan penutup atap polycarbonat yang menghilangkan sama sekali panas matahari jika berada di bawah bayangannya. Ada cukup banyak tempat duduk tersedia di sana dengan dua buah vending machine dari produsen minuman lokal. Toilet, termasuk untuk difabel, dan ruang mushola ada di bagian ujung bangunan ini.
Setidaknya ada lima lubang bulat pada atap, yang menjadi ruang tempat pertumbuhan pohon dan untuk menerima curahan air hujan yang jatuh ke lingkaran rumput di bawahnya dimana terdapat lubang-lubang resapan air. Bagi pengguna kursi roda, akses naik ke lantai bangunan ini berada di sisi sebelah kiri, menghadap ke skate park dan arena bermain sepeda BMX yang menjadi area favorit di RTH Kalijodo.
Mural cantik
Mural cantik menghias dinding sepanjang 24 meter di ujung area merupakan ikon favorit RTH Kalijodo, tempat para pengunjung tua muda bergaya lebay bombay di depan kamera. Lokasinya berada di sebelah kanan bangunan utama. Mural yang mengambil tema Kalijodo dan sejarahnya itu dikerjakan selama sekitar empat hari oleh 11 seniman, yaitu Bujangan Urban, Darbot, Gigin, Marishka, Older Plus, Popo, Smokie, Stereoflow, Tutugraf, Tuyuloveme, dan Wormo. Bidang tapak kaki sempit di depan dinding mural, dan ketiadaan kesadaran pengunjung, membuat mereka menginjak-injak rumput untuk saling potret. Sehingga terlihat ada tali rafia dipasang di pinggir rerumputan yang membuat buruk pemandangan.Mengingat sulitnya mendidik orang, lebih baik dibuat tembok rendah di sekeliling lapangan rumput, sekaligus sebagai tempat duduk, termasuk area rumput di pinggir jalan yang sebagian jadi gundul karena sadis diinjak-injak.
Adanya logo Sinarmas Land pada dinding di sana sempat membuat orang menuduh PemProv DKI telah menjual tanah bekas lokalisasi Kalijodo seluas 10.000 m2 itu ke mereka. Kenyataannya tanah tetap milik Pemprov DKI, hanya saja seluruh biaya pembangunan RTH dan RPTRA Kalijodo yang nilainya milyaran ditanggung Sinarmas sebagai bagian program CSR mereka, dengan hanya mendapat kompensasi memasang nama dan logo.
Lebih ke utara ada area yang baru dibuka dimana ditempatkan sejumlah permainan anak seperti komidi putar mini, kereta mini, kincir mini, dan sejumlah permainan mini lainnya. Di sekitar area itu bisa ditemui mobil-mobilan genjot dengan empat pasang pedal yang disewa dengan membayar Rp.30.000. Skateboard juga bisa disewa di sana, juga becak mini dan kuda-kudaan.
Terlihat pula mobil mini dan sepeda mini listrik. Kios-kios sederhana yang menjual makanan ringan dan minuman terlihat berjajar setelah area permainan anak. Kesan saya area kuliner masih perlu ditata lagi agar meski murah namun tetap bisa tampak berkelas. Demikian pula area permainan anak yang areanya masih belum dipasang paving blok atau landasan yang aman buat anak-anak.
Buah manis RTH Kalijodo dan RPTRA Kalijodo kini bisa dinikmati masyarakat se-Jabodetabek. Terima kasih Ahok. Jika saja gubernur sesudahnya memiliki kepedulian yang sama terhadap fasilitas publik semacam ini, setidaknya bersedia merawatnya, maka warga Jakarta yang mendapatkan manfaatnya.
Alamat RTH Kalijodo Jakarta Utara berada di Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Lokasi GPS : -6.1421069, 106.789341, Waze. Jam buka : sepanjang waktu. Harga tiket masuk : gratis, hanya bayar parkir meter. Nomor Telepon Penting, Hotel di Jakarta Utara, Hotel Melati di Jakarta Utara, Peta Wisata Jakarta Utara, Peta Wisata Jakarta, Rute Lengkap Jalur Busway TransJakarta, Tempat Wisata di Jakarta, Tempat Wisata di Jakarta Utara.
Sponsored Link
Sponsored Link
Sponsored Link
Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.