Mungkin ini adalah kunjungan ketiga atau keempat kalinya ke lokasi Taman Menteng yang, sesuai namanya, berada di daerah kawasan elit Menteng, Jakarta Pusat. Taman Menteng dikelilingi oleh Jl HOS Cokroaminoto di Barat, Jl Prof Moh Yamin di Utara, Jl Kediri di Timur, Jl Sidoarjo dan Jl Kertosono di Selatan, dengan gedung parkir di sudut Barat Daya taman.
Taman Menteng Jakarta berbentuk segi empat, nyaris kubus, dengan luas lebih dari 2 ha, dibangun pada 2007 di bekas Stadion Menteng yang menjadi lapangan sepakbola bagi Persija. Persija lalu pindah ke Stadion Lebakbulus. Belakangan Persija tidak memakainya karena kapasitasnya tak mampu menampung penonton.
Dulu Stadion Menteng diserahkan langsung oleh Presiden Soekarno kepada Persija pada 1960, dan dengan bergulirnya waktu telah melahirkan beberapa pemain legendaris seperti Djamiat Kaldar, Abdul Kadir, Iswadi Idris, Anjas Asmara, dan Ronny Pattinasarani. Prasasti penggalan riwayat ini ada baiknya dibuatkan di Taman Menteng.
Ketika masih berdiri, Stadion Menteng bisa menampung setidaknya 10.000 penonton. Stadion sepak bola yang didirikan pada 1921 itu dirancang oleh F.J. Kubatz dan P.A.J. Moojen, dan diberi nama Voetbalbond Indische Omstreken Sport (Viosveld).
Rumah masa depan Persija adalah Stadion Taman BMW, namun sayangnya hingga beberapa waktu lalu pembangunannya masih tersandung soal sengketa kepemilikan lahan, meskipun Joko Widodo ketika masih menjadi Gubernur DKI kabarnya telah menganggarkan 1,2 triliun untuk membangun stadion megah itu.
Tulisan Taman Menteng yang berada di sisi Jl HOS Cokroaminoto terlihat sudah cantik. Tulisan ini belum ada ketika saya datang di kunjungan sebelumnya. Kebanyakan taman, bukan hanya di Jakarta, sudah menggunakan tengara sejenis ini yang memang terlihat elok dan awet untuk area luar ruang.
Paving blok pada jalur pedestrian juga lebar dan rapi. Jalan pedestrian di dalam Taman Menteng Jakarta Pusat berbentuk mosaik sudah memerlukan perawatan atau peremajaan. Mosaik yang mestinya terlihat cantik itu sudah hampir kehilangan cahayanya. Hal yang wajar karena setiap hari terkena paparan langsung sinar matahari dan hujan, serta dilewati orang banyak.
Ada pula rumah kaca yang bagian dalamnya saat itu dalam keadaan kosong oleh karena sedang tidak ada pameran atau belum ada peraga pamer tetap. Sebenarnya terlihat ada cukup banyak pekerja yang bertugas merawat taman, namun kuantitas orang tidaklah selalu berbanding lurus dengan kualitas kerja.
Kursi lempeng besi yang kaku dan tak ramah itu ada baiknya digantikan dengan kursi Jokowi yang terbuat dari kayu pada besi cor yang jauh lebih elegan. Kursi Jokowi itu saya lihat telah terpasang di banyak titik di Taman Suropati, yang membuat taman menjadi jauh lebih ramah dan terkesan membumi.
Namun taman bermain anak kondisinya sudah lebih baik sekarang dibandingkan ketika pertama kali saya datang ke Taman Menteng. Jika dulu alas atau lantai area bermainnya masih menggunakan semen, maka lantai yang baru sudah memakai semacam karpet lembut yang tak membuat anak merasa sakit jika jatuh.
Satu tambahan fasilitas publik yang dipasang di taman ini atas perintah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo waktu itu sebelum menjadi presiden adalah jaringan wifi gratis berkecepatan tinggi. Sebagaimana yang sebelumnya ia juga pasang di Taman Suropati dan Taman Situ Lembang.
Secara umum saya melihat kondisi Taman Menteng saat terakhir berkunjung ada plus minusnya, dengan plusnya ada pada area bermain anak. Perbaikan pada keramik jalan dan area utama yang memanjang, serta penataan taman dan penggantian tempat duduk saya kira sudah saatnya untuk dilakukan lagi. Peletakan patung artistik mungkin juga perlu dipertimbangkan. Demikian juga prasasti yang menceritakan riwayat Taman Menteng perlu dipasang.
Lokasi Taman Menteng berada di Jl HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat, pada lokasi GPS -6.195957, 106.829306, Waze. Jam buka : setiap waktu. Harga tiket masuk : gratis. Ada area parkir. Hotel di Jakarta Pusat, Hotel Melati di Jakarta Pusat, Nomor Telepon Penting, Peta Wisata Jakarta, Peta Wisata Jakarta Pusat, Rute dan Jadwal Lengkap KRL Commuter Line Jabodetabek, Rute Lengkap TransJakarta, Tempat Wisata di Jakarta, Tempat Wisata di Jakarta Pusat, Trayek Bus Damri Bandara Soekarno - Hatta.
Taman Menteng Jakarta berbentuk segi empat, nyaris kubus, dengan luas lebih dari 2 ha, dibangun pada 2007 di bekas Stadion Menteng yang menjadi lapangan sepakbola bagi Persija. Persija lalu pindah ke Stadion Lebakbulus. Belakangan Persija tidak memakainya karena kapasitasnya tak mampu menampung penonton.
Dulu Stadion Menteng diserahkan langsung oleh Presiden Soekarno kepada Persija pada 1960, dan dengan bergulirnya waktu telah melahirkan beberapa pemain legendaris seperti Djamiat Kaldar, Abdul Kadir, Iswadi Idris, Anjas Asmara, dan Ronny Pattinasarani. Prasasti penggalan riwayat ini ada baiknya dibuatkan di Taman Menteng.
Ketika masih berdiri, Stadion Menteng bisa menampung setidaknya 10.000 penonton. Stadion sepak bola yang didirikan pada 1921 itu dirancang oleh F.J. Kubatz dan P.A.J. Moojen, dan diberi nama Voetbalbond Indische Omstreken Sport (Viosveld).
Rumah masa depan Persija adalah Stadion Taman BMW, namun sayangnya hingga beberapa waktu lalu pembangunannya masih tersandung soal sengketa kepemilikan lahan, meskipun Joko Widodo ketika masih menjadi Gubernur DKI kabarnya telah menganggarkan 1,2 triliun untuk membangun stadion megah itu.
Taman Kota
Jika kini stadion itu telah berubah fungsi sebagai taman kota Jakarta, sebagian itu karena ibukota negara ini memang membutuhkan lebih banyak ruang terbuka hijau berupa taman untuk rekreasi keluarga yang murah dan sehat.Tulisan Taman Menteng yang berada di sisi Jl HOS Cokroaminoto terlihat sudah cantik. Tulisan ini belum ada ketika saya datang di kunjungan sebelumnya. Kebanyakan taman, bukan hanya di Jakarta, sudah menggunakan tengara sejenis ini yang memang terlihat elok dan awet untuk area luar ruang.
Paving blok pada jalur pedestrian juga lebar dan rapi. Jalan pedestrian di dalam Taman Menteng Jakarta Pusat berbentuk mosaik sudah memerlukan perawatan atau peremajaan. Mosaik yang mestinya terlihat cantik itu sudah hampir kehilangan cahayanya. Hal yang wajar karena setiap hari terkena paparan langsung sinar matahari dan hujan, serta dilewati orang banyak.
Ada pula rumah kaca yang bagian dalamnya saat itu dalam keadaan kosong oleh karena sedang tidak ada pameran atau belum ada peraga pamer tetap. Sebenarnya terlihat ada cukup banyak pekerja yang bertugas merawat taman, namun kuantitas orang tidaklah selalu berbanding lurus dengan kualitas kerja.
Kesan yang Berbeda
Pada kunjungan terakhir, bagian utama Taman Menteng yang memanjang dari Utara sampai ke ujung Selatan di sisi Timur sudah terlihat agak kurang mengesankan. Kesan garis-garis elegan yang saya lihat beberapa saat setelah peresmian kini digantikan dengan kotak-kotak untuk permainan volley, futsal, basket, dan mungkin badminton. Saya jauh lebih suka yang dulu. Lebih elok.Kursi lempeng besi yang kaku dan tak ramah itu ada baiknya digantikan dengan kursi Jokowi yang terbuat dari kayu pada besi cor yang jauh lebih elegan. Kursi Jokowi itu saya lihat telah terpasang di banyak titik di Taman Suropati, yang membuat taman menjadi jauh lebih ramah dan terkesan membumi.
Namun taman bermain anak kondisinya sudah lebih baik sekarang dibandingkan ketika pertama kali saya datang ke Taman Menteng. Jika dulu alas atau lantai area bermainnya masih menggunakan semen, maka lantai yang baru sudah memakai semacam karpet lembut yang tak membuat anak merasa sakit jika jatuh.
Satu tambahan fasilitas publik yang dipasang di taman ini atas perintah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo waktu itu sebelum menjadi presiden adalah jaringan wifi gratis berkecepatan tinggi. Sebagaimana yang sebelumnya ia juga pasang di Taman Suropati dan Taman Situ Lembang.
Secara umum saya melihat kondisi Taman Menteng saat terakhir berkunjung ada plus minusnya, dengan plusnya ada pada area bermain anak. Perbaikan pada keramik jalan dan area utama yang memanjang, serta penataan taman dan penggantian tempat duduk saya kira sudah saatnya untuk dilakukan lagi. Peletakan patung artistik mungkin juga perlu dipertimbangkan. Demikian juga prasasti yang menceritakan riwayat Taman Menteng perlu dipasang.
Lokasi Taman Menteng berada di Jl HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat, pada lokasi GPS -6.195957, 106.829306, Waze. Jam buka : setiap waktu. Harga tiket masuk : gratis. Ada area parkir. Hotel di Jakarta Pusat, Hotel Melati di Jakarta Pusat, Nomor Telepon Penting, Peta Wisata Jakarta, Peta Wisata Jakarta Pusat, Rute dan Jadwal Lengkap KRL Commuter Line Jabodetabek, Rute Lengkap TransJakarta, Tempat Wisata di Jakarta, Tempat Wisata di Jakarta Pusat, Trayek Bus Damri Bandara Soekarno - Hatta.
Sponsored Link
Sponsored Link
Sponsored Link
Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.