Manado, Monumen, Sulawesi Utara

Tugu Dotu Lolong Lasut Manado Sulawesi Utara

Lokasi Tugu Dotu Lolong Lasut Manado bisa saya temukan lebih karena faktor tidaksengajaan, yaitu setelah berjalan meninggalkan Taman Kesatuan Bangsa Dotu Lolong Lasut, menuju daerah pertokoan dimana banyak orang ramai berlalu lalang di koridornya. Seorang teman tengah mereparasi tas, dan saat berjalan kaki untuk mengisi waktu inilah mata saya tertumbuk pada tugu yang mirip sebuah waruga kecil.

Waruga adalah sebuah kosakata baru buat saya, yang benar-benar melekat di kepala ketika saya berkunjung ke Sulawesi Utara ini. Saya tidak ingat sama sekali apakah kata waruga ini pernah saya dapatkan pada mata pelajaran ilmu bumi atau sejarah. Namun sependek ingatan, baru setelah menginjakkan kaki di Sulawesi Utara inilah saya mengenal kata itu.

Waruga adalah sebuah batu persegi berlubang dan berpenutup yang dahulu kala dipergunakan oleh penduduk Minahasa sebagai tempat untuk menyimpan jasad orang yang telah meninggal. Setelah dibersihkan, jasad si mati diletakkan dalam posisi duduk dengan kaki dilipat di depan tubuh dan dipeluk kedua tangan, seperti posisi bayi yang ada dalam kandungan ibu.

Tugu Dotu Lolong Lasut Manado

Tulisan pada Tugu Dotu Lolong Lasut Manado menggunakan ejaan lama yang berbunyi "Tugu Dotu Lolong Lasut alias Ruruares Teterusan dan Kep Agama Tombulu Jang Sudah Merintis dan Membangun Tumani Negri Wenang kemudian berkembang menjadi Manado, Nov 1450 meninggal 1520", dengan gambar Pulau Sulawesi di bawahnya.

Tugu Dotu Lolong Lasut terletak terpencil kesepian di tepian Jl. Dotu Lolong Lasut, yang ramai dilewati oleh kendaraan bermotor, dan nyaris tidak diperhatikan orang yang ramai berseliweran. Penempatan tugu di tempat ramai sebenarnya sudah bagus, namun perlu disiapkan area sekitar yang memadai.

Lingkungan dimana tugu ini berada pada waktu itu memang sangat tidak mendukung bagi penduduk maupun pengunjung yang ;ewat untuk memberi perhatian dan penghormatan selayaknya bagi orang yang dipercayai sebagai pendiri Kota Manado ini.

Tugu Dotu Lolong Lasut Manado

Sebuah tulisan pada Tugu Dotu Lolong Lasut Manado yang memperlihatkan bahwa tugu ini dibuat pada 15 Desember 1970 semasa pemerintahan Gubernur HV Worang, yang ketika itu sudah berpangkat Brigjen TNI.

Pada masa pemerintahan orde baru, perwira militer aktif bisa menduduki jabatan sipil sebagai implementasi dari konsep dwifungsi ABRI yang sekarang sudah ditinggalkan. Meskipun harus diakui bahwa tidak semua hal adalah buruk dimasa orba, namun dwifungsi ABRI adalah buah buruk dari pemerintahan yang militeristik.

Kelemahan dari pemerintahan seperti itu adalah kecenderungan untuk menggunakan pendekatan militer dan kekerasan dalam menyelesaikan perbedaan pandangan, sikap dan tindakan di dalam masyarakat. Kritik sering dianggap sebagai ancaman ketimbang sebuah sarana untuk menyuarakan pendapat bagi perbaikan.

Tugu Dotu Lolong Lasut Manado

Tugu Dotu Lolong Lasut Manado yang berbentuk waruga atau kubur batu pada masyarakat Minahasa di jaman dahulu. Di belakangnya adalah himbauan untuk menjaga dan melestarikan situs bersejarah ini, serta larangan melakukan perubahan dan pengrusakan dengan ancaman hukuman bagi yang melanggarnya. Karena berada di belakang pagar, tugu ini menjadi lebih aman, namun juga menjadi sulit menarik perhatian orang yang lewat di depannya.

Jika saja waktu itu saya tidak sedang berjalan tak tentu arah karena terpisah dari teman dan tengah mencari mereka, maka besar kemungkinan mata saya tak akan tertumbuk pada tugu ini. Ada baiknya dipasang papan penanda arah dan nama situs cagar budaya ini di jalur pedestrian di depannya, agar lebih besar kemungkinannya orang untuk menengok ke arah tugu ini.

Pandangan samping pada Tugu Dotu Lolong Lasut Manado yang letaknya sangat dekat dengan sebuah tiang lisrik dan pagar di samping kiri serta di depannya. Idealnya, sedikitnya radius sekitar 3 meter di sekeliling tugu ini dibersihkan dari apa saja, agar bisa lebih diapresiasi oleh warga.

Pemerintah Kota Manado telah pernah mencanangkan Manado sebagai tempat wisata dunia. Namun rupanya masih ada banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan pemerintah daerah, agar Manado tidak disinggahi turis semata karena keindahan laut dan biotanya, namun juga karena kekaguman mereka pada kekayaan seni budaya serta peninggalan nenek moyang yang dirawat dengan baik dan semestinya.


Tugu Dotu Lolong Lasut Manado

Alamat: Jl. Dotu Lolong Lasut. Lokasi GPS: 1.49160, 124.84098, Waze. Rujukan : Tempat Wisata di Manado, Hotel di Manado, Peta Wisata Manado


Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.

, seorang pejalan musiman dan penyuka sejarah. Penduduk Jakarta yang sedang tinggal di Cikarang Utara. Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! Agustus 29, 2020.