Manado, Megalitikum, Sulawesi Utara

Batu Sumanti Manado Sulawesi Utara

Batu Sumanti Manado Sulawesi Utara adalah tempat lain yang juga 'ditemukan' secara tidak sengaja, sebagian karena kurangnya informasi yang tersedia, dan sebagian lagi karena tidak sering-sering melihat catatan tempat wisata mana yang masih belum dikunjungi ketika tengah berada di Manado bulan Juli lalu.

Adalah karena kebetulan melihat penanda 'Batu Sumanti' di pinggir jalan yang menggerakkan saya untuk meminta pengemudi untuk meminggirkan kendaraan. Kata batu dan sebutan situs merupakan dua kata yang sontak memang menarik perhatian saya. Sedangkan nama Sumanti agak terdengar seperti sebuah nama Jawa yang sering berawalan huruf 'Su', yang berarti 'baik'.

Turun dari kendaraan, tidak terlihat ada bangunan yang menyerupai tempat dimana suatu situs atau benda purbakala disimpan. Beruntung ada seorang Bapak yang sedang berdiri di halaman rumahnya yang cukup luas, dan darinya saya mendapat petunjuk untuk masuk ke dalam gang di samping rumahnya dan agar masuk ke dalam area semacam balai pertemuan.

Batu Sumanti Manado

Tanda di tepi jalan itu yang membuat saya bisa 'menemukan' dimana situs Batu Sumanti berada. Sampai di ujung gang saya menemukan sebuah bangunan yang terlihat sudah lama terhenti proses renovasinya, dengan pintu masuknya ditutup seng setinggi orang dewasa dan material bangunan yang terserak di depannya. Sebuah spanduk memberi informasi apa nama dan fungsi bangunan itu.

Sesuai petunjuk bapak tadi saya pun menguak seng yang setengah terbuka itu, dan menyelinap masuk ke dalam. Saat itu adalah Juli 2010, dan semoga saja ketika Anda berkunjung ke sana, bangunan itu sudah selesai direnovasi.

Bagian dalam Balai Pertemuan Masyarakat Tikala Ares, dengan halaman yang cukup sempit. Di ujung halaman sempit yang terlihat tidak terurus inilah terletak situs Batu Sumanti Manado itu. Sebuah peninggalan masa lalu, betapa pun sederhananya, tetap menjadi bagian sangat berharga dari masa kini.

Batu Sumanti Manado

Batu Sumanti Manado adalah susunan batu dengan berbagai ukuran dalam posisi miring tegak berjajar yang ditanam di atas tanah. Lingkungan dimana Batu Sumanti berada benar-benar dalam keadaan yang sangat menyedihkan, hanya karena permainan fokus pada potret yang membuat foto Batu Sumanti tidak terlihat terlalu buruk.

Saat itu rumput liar tumbuh tak terganggu, menjadi petunjuk bahwa situs memang sedang terlantar waktu itu. Tak semua orang memiliki perhatian memang terhadap situs peninggalan purba seperti ini. Orang kadang lupa bahwa tanpa masa lalu maka tidak akan ada hari ini, karenanya menelantarkan peninggalan masa lalu merupakan sikap pengabaian sejarah yang buruk.

Namun karena kunjungan saya ke situs Batu Sumanti ini sudah berlangsung lebih dari sepuluh tahun lalu, sehingga mestinya kondisi saat ini sudah jauh lebih baik. Walaupun pejabat yang bertanggung jawab terhadap pemeliharaan situs semacam ini bisa datang dan pergi kapan saja, namun masyarakat bisa selalu menjadi peniup peluit untuk mengingatkan mereka pada tugasnya.

Batu Sumanti Manado

Pandangan jarak dekat pada deret Batu Sumanti Manado yang paling besar diantara batu-batu lainnya. Batu-batu itu saya kira bukan batu alam, namun tepi-tepinya dibentuk oleh tangan manusia purba, entah dengan menggunakan peralatan apa. Mungkin memakai batu lainnya, mungkin juga menggunakan tulang binatang yang keras.

Konon Batu Sumanti adalah batu yang dikeramatkan oleh orang Minahasa yang pertama kali mendiami kota Manado, yang sepertinya terkait dengan Dotu Lolong Lasut. Susunan batu yang berdiri berjajar ini konon terus tumbuh membesar dari hari ke hari. Mungkin tidak secara harafiah ukuran batu itu membesar, namun lebih pada arti simbolis semakin bertambah besarnya penduduk di wilayah dimana batu itu berada, yaitu Manado.

Pandangan dari arah depan pada Situs Batu Sumanti Manado, dengan deretan batu tegak dalam satu baris dan tiga buah batu lainnya dengan permukaan pipih di depannya. Mungkin akan lebih elok jika dibuat semacam cungkup kecil yang natural dan artistik di atasnya, diambil dari bentuk salah satu rumah tradisional di Sulawesi Utara.

Sayang jika peninggalan Manado kuno ini dibiarkan terlantar begitu saja tanpa kehormatan. Modernisasi dan kemajuan fisik suatu kota tidaklah seharusnya dilakukan dengan mengabaikan akar budayanya. Karena apalah sebuah kota jika tidak ada ciri budaya di dalamnya, karena jika demikian maka yang tersisa tinggal sebuah kota yang kosong tanpa jiwa.


Batu Sumanti

Alamat: Balai Pertemuan Masyarakat Tikala Ares, Kecamatan Wenang, Manado. Lokasi GPS: 1.48298, 124.85189, Waze. Mulut gang, GPS: 1.48314, 124.85169. Rujukan : Tempat Wisata di Manado, Hotel di Manado, Peta Wisata Manado


Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.

, seorang pejalan musiman dan penyuka sejarah. Penduduk Jakarta yang sedang tinggal di Cikarang Utara. Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! Agustus 29, 2020.