Taman Kesatuan Bangsa Dotu Lolong Lasut Manado Sulawesi Utara adalah sebuah taman kota serbaguna yang lokasinya berada di pusat Kota Manado, di kawasan yang sebelumnya dikenal dengan nama Pasar '45. Taman Kesatuan Bangsa Dotu Lolong Lasut diresmikan pada 1987, dan di dalamnya terdapat taman, Teater Terbuka, Monumen Dotu Lolong Lasut, dan Pusat Informasi Wisata Manado.
Suasana yang cukup panas di Taman Kesatuan Bangsa Dotu Lolong Lasut ini sedikit tertolong dengan adanya beberapa pepohonan yang cukup rindang di sebagian tepi taman yang oleh penduduk setempat lebih dikenal dengan nama populer TKB (Taman Kesatuan Bangsa).
Lokasi taman sekitar 100 meter dari Tugu Peringatan Pendaratan Batalyon Worang yang ada di pertigaan Jl Sam Ratulangi, atau sekitar 440 meter dari bibir pantai terdekat. Warung-warung kopi sepertinya mudah ditemui di sisi barat taman ini, namun saya tak sempat mampir ke salah satu warungnya.
Pemandangan di salah satu bagian Taman Kesatuan Bangsa Dotu Lolong Lasut Manado, dengan Patung Dotu Lolong Lasut berdiri di tengah-tengah area taman, ada lambang salib dalam ukuran besar berwarna biru, serta Bangunan Pusat Informasi Wisata di latar belakang.
Masyarakat Kota Manado mempercayai bahwa Lolong Lasut, yang hidup pada abad ke-16, adalah pendiri Kota Manado setelah merintis berdirinya "Tumani Negeri Wenang" yang sekarang dikenal sebagai Kota Manado. Nama Manado sendiri diberikan oleh pemerintah kolonial Belanda, diambil dari nama Gunung Manado Tua yang berada di lepas Pantai Manado.
Rupanya Taman Kesatuan Bangsa Dotu Lolong Lasut juga menjadi tempat bermain anak-anak, mungkin pada saat orang tua mereka tengah sibuk berdagang di sekeliling taman, dan kegiatan sekolah mereka telah selesai. Tiga anak berpose untuk saya potret dengan memakai kaos team kesebelasan favorit mereka yang saat itu sedang berlaga di Piala Dunia. Selalu ada cara sederhana untuk bergembira dan menikmati hangatnya persahabatan.
Teater Terbuka di Taman Kesatuan Bangsa Dotu Lolong Lasut Manado Sulawesi Utara berbentuk melingkar, dan sering dipergunakan sebagai tempat pertunjukan kesenian dan budaya Minahasa, serta kegiatan kemasyarakatan dan wisata lainnya. Di bundaran yang tampak di sebelah kanan itu tampaknya sudah dibangun semacam pendopo beratap, yang tentu sangat dibutuhkan jika ada pementasan entah di musim panas dan terutama tentunya saat musim hujan.
Ketika kami berada di sana, terlihat seorang gadis remaja yang disaksikan oleh temannya tengah mencoba mengarahkan kedua anak yang tengah berada di kolam air mancur itu agar mendapatkan momen yang baik untuk ia foto. Memang seringkali tidak diperlukan kamera mahal dan canggih untuk mengabadikan keindahan di sekeliling kita.
Saat memandang dari jarak dekat pada Patung Dotu Lolong Lasut memperlihatkan bahwa parang di tangan kanannya dipegang dengan cara yang terbilang unik. Mungkin itu adalah posisi tangan ketika parangnya tidak hendak digunakan dalam sebuah pertempuran. Pada kaki dan tangannya terlihat ada ornamen berupa ikatan, serta menggunakan ikat kepala yang mengikat rambuat panjangnya.
Bangunan Pusat Informasi Turis Manado (Manada Tourist Information Center) masih terlihat baru, namun sayang sekali saat itu pintunya terkunci dan tidak terlihat ada satu pun petugas yang menjaga di sana. Mudah-mudahan saja sekarang sudah dibuka dari Selas s/d Minggu untuk membantu pejalan mendapat info wisata Manado.
Daerah di sekitar Taman Kesatuan Bangsa Dotu Lolong Lasut pernah menjadi pusat kegiatan perekonomian dan tempat bersantai sebelum dibangunnya mal dan kawasan Boulevard. Namun siang itu jalan-jalan disekeliling Taman Kesatuan Bangsa Dotu Lolong Lasut masih dipadati kendaraan, dan emperan pertokoan pun masih tetap dipadati oleh orang yang berlalu lalang tanpa henti. Sepertinya taman ini kondisinya sekarang sudah jauh lebih baik dibanding ketika saya kunjungi waktu itu.
Suasana yang cukup panas di Taman Kesatuan Bangsa Dotu Lolong Lasut ini sedikit tertolong dengan adanya beberapa pepohonan yang cukup rindang di sebagian tepi taman yang oleh penduduk setempat lebih dikenal dengan nama populer TKB (Taman Kesatuan Bangsa).
Lokasi taman sekitar 100 meter dari Tugu Peringatan Pendaratan Batalyon Worang yang ada di pertigaan Jl Sam Ratulangi, atau sekitar 440 meter dari bibir pantai terdekat. Warung-warung kopi sepertinya mudah ditemui di sisi barat taman ini, namun saya tak sempat mampir ke salah satu warungnya.
Pemandangan di salah satu bagian Taman Kesatuan Bangsa Dotu Lolong Lasut Manado, dengan Patung Dotu Lolong Lasut berdiri di tengah-tengah area taman, ada lambang salib dalam ukuran besar berwarna biru, serta Bangunan Pusat Informasi Wisata di latar belakang.
Masyarakat Kota Manado mempercayai bahwa Lolong Lasut, yang hidup pada abad ke-16, adalah pendiri Kota Manado setelah merintis berdirinya "Tumani Negeri Wenang" yang sekarang dikenal sebagai Kota Manado. Nama Manado sendiri diberikan oleh pemerintah kolonial Belanda, diambil dari nama Gunung Manado Tua yang berada di lepas Pantai Manado.
Rupanya Taman Kesatuan Bangsa Dotu Lolong Lasut juga menjadi tempat bermain anak-anak, mungkin pada saat orang tua mereka tengah sibuk berdagang di sekeliling taman, dan kegiatan sekolah mereka telah selesai. Tiga anak berpose untuk saya potret dengan memakai kaos team kesebelasan favorit mereka yang saat itu sedang berlaga di Piala Dunia. Selalu ada cara sederhana untuk bergembira dan menikmati hangatnya persahabatan.
Teater Terbuka di Taman Kesatuan Bangsa Dotu Lolong Lasut Manado Sulawesi Utara berbentuk melingkar, dan sering dipergunakan sebagai tempat pertunjukan kesenian dan budaya Minahasa, serta kegiatan kemasyarakatan dan wisata lainnya. Di bundaran yang tampak di sebelah kanan itu tampaknya sudah dibangun semacam pendopo beratap, yang tentu sangat dibutuhkan jika ada pementasan entah di musim panas dan terutama tentunya saat musim hujan.
Ketika kami berada di sana, terlihat seorang gadis remaja yang disaksikan oleh temannya tengah mencoba mengarahkan kedua anak yang tengah berada di kolam air mancur itu agar mendapatkan momen yang baik untuk ia foto. Memang seringkali tidak diperlukan kamera mahal dan canggih untuk mengabadikan keindahan di sekeliling kita.
Saat memandang dari jarak dekat pada Patung Dotu Lolong Lasut memperlihatkan bahwa parang di tangan kanannya dipegang dengan cara yang terbilang unik. Mungkin itu adalah posisi tangan ketika parangnya tidak hendak digunakan dalam sebuah pertempuran. Pada kaki dan tangannya terlihat ada ornamen berupa ikatan, serta menggunakan ikat kepala yang mengikat rambuat panjangnya.
Bangunan Pusat Informasi Turis Manado (Manada Tourist Information Center) masih terlihat baru, namun sayang sekali saat itu pintunya terkunci dan tidak terlihat ada satu pun petugas yang menjaga di sana. Mudah-mudahan saja sekarang sudah dibuka dari Selas s/d Minggu untuk membantu pejalan mendapat info wisata Manado.
Daerah di sekitar Taman Kesatuan Bangsa Dotu Lolong Lasut pernah menjadi pusat kegiatan perekonomian dan tempat bersantai sebelum dibangunnya mal dan kawasan Boulevard. Namun siang itu jalan-jalan disekeliling Taman Kesatuan Bangsa Dotu Lolong Lasut masih dipadati kendaraan, dan emperan pertokoan pun masih tetap dipadati oleh orang yang berlalu lalang tanpa henti. Sepertinya taman ini kondisinya sekarang sudah jauh lebih baik dibanding ketika saya kunjungi waktu itu.
Taman Kesatuan Bangsa Dotu Lolong Lasut Manado
Alamat : Kawasan Pasar '45. Lokasi GPS: 1.49246, 124.84095, Waze. Tempat Wisata di Manado, Hotel di Manado, Peta Wisata ManadoSponsored Link
Sponsored Link
Sponsored Link
Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.