Jawa Tengah, Kebumen, Pantai

Pantai Logending Kebumen

Pantai Logending Kebumen adalah pantai Laut Selatan berikutnya yang saya kunjungi selagi berkeliling di wilayah ini. Jalan Ayah - Karangbolong yang kami lewati menuju ke pantai memiliki banyak kelok, naik turun, dengan satu kelokan sangat tajam menyerupai huruf V runcing beberapa saat sebelum sampai di lokasi pantai.

Jarak dari Pantai Menganti ke Pantai Logending 9,3 km, namun kami ke pantai ini pada hari berikutnya. Akan menghemat waktu jika menginap di Tanjung Karangbata ketimbang kembali ke Kebumen agar besoknya tak perlu menempuh jarak 40,7 km untuk ke Pantai Logending. Hanya saja karena menginap di Kebumen maka saya sempat mampir ke Mata Air Sendang Pelus yang berjarak 21 km sebelum Pantai Logending. Beberapa sesaat sebelum masuk ke pantai, saya melihat tanda peringatan keluar masuk kendaraan proyek. Rupanya saat itu masih berlangsung pembuatan talut sebagai bagian dari Pelabuhan Pendaratan Ikan.

Pantai Logending juga menjadi muara Sungai Bodo, sebuah sungai yang memisahkan wilayah Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Cilacap. Dengan lemahnya gelombang laut ketika sampai di pantai, maka warna air pantai akan sangat terpengaruh oleh warna air sungai yang datang dari arah hulu. Terutama akan sangat jelas terlihat ketika musim penghujan tiba.

pantai logending kebumen

Dua anak kecil tampak tengah bermain di tepian Pantai Logending yang daratannya berwarna kecoklatan. Warna tanah. Sesaat sebelum itu ada serombongan anak sekolah berseragam yang didampingi gurunya datang berkunjung, namun mereka hanya sebentar berada di tepian pantai, dan lalu pergi entah kemana. Di latar belakang tampak sejumlah alat berat tengah bekerja untuk menyelesaikan pembuatan talut di sebelah kiri Pantai Logending Kebumen yang hampir selesai dikerjakan. Adanya talut di sisi kanan kiri pantai membuat gelombang Laut Selatan yang terkenal ganas itu berubah menjadi sangat jinak ketika tiba di tepian pantai. Pesonanya memudar.

Pemandangan pada area wisata yang ada di sebelah Pantai Logending cukup menawan. Area ini berada pada pentokan kelok terakhir Sungai Bodo. Masjid Logending tampak berada di ujung sana. Di sebelah kiri terlihat ada jalur pejalan yang berada di atas sungai, memanjang hingga sampai ke sebelah masjid dan lalu lalu terhubung ke area di tepian pantai.

Di tempat itu terlihat sejumlah perahu wisata yang badannya kandas di dasar sungai. Tampaknya saat itu debit sungai rendah dan air laut tengah surut. Berperahu wisata menyusur Sungai Bodo arah ke hulu memang menjadi salah satu daya tarik di Pantai Logending, selain memancing. Beberapa orang memang saya lihat memancing di talut kanan dan kiri.

pantai logending kebumen

Pemandangan Pantai Logending yang terlihat masih alami saya ambil dari atas talut kiri pantai yang masih dalam tahap penyelesaian pembangunan itu. Penjagaan tak begitu ketat di sana sehingga saya bisa masuk jauh sampai ke dekat alat berat yang sedang bekerja. Hanya memang seorang petugas mengingatkan agar saya tidak terlalu lama berada di sana.

Tebing karang di tepian pantai dekat talut yang selama ratusan atau ribuan tahun terus menerus digempur ombak Laut Selatan, kini terlihat merana karena tak ada lagi gelombang laut perkasa yang menyapanya. Menjinakkan alam mungkin memang lebih mudah dan lebih aman ketimbang berusaha hidup selaras dengan alam tanpa melakukan intervensi yang merusak keindahannya.

Jika Pelabuhan Pendaratan Ikan Pantai Logending terwujud, maka bukan laut yang menjadi daya tarik, namun mungkin kapal-kapal yang berlabuh. Namun apa kah itu sanggup menggantikan daya tarik debur ombak yang legendaris di pantai ini masih perlu dibuktikan. Bagaimana pun ada banyak orang yang lebih suka berkunjung ke pantai yang keasliannya masih terjaga.

Pantai ini tampak lebih sepi pengunjungnya dibanding yang datang ke Pantai Suwuk, meskipun nama Pantai Logending seingat saya telah lebih dulu terkenal sebagai tujuan wisata di wilayah Kebumen. Jatuhnya korban jiwa karena terseret ombak di pantai ini sepertinya menjadi pemicu dilakukannya penjinakan gelombang oleh pemerintah setempat.

Ada foto sudut pandang lain pada bongkahan tebing di sisi kiri Pantai Logending Kebumen, yang sepertinya terpisah dari tebing abu-abu tua di belakangnya, mungkin karena longsor. Permukaan air laut tampak tenang, bukan sebagaimana umumnya ciri pantai Laut Selatan. Selain air laut sedang surut, adanya talut juga telah menjinakkan gelombang laut.

Tak ada lagi bahaya terseret air laut di pantai ini, namun tak ada pula gulungan ombak besar yang enak ditonton dan hilang pula debur merdu suaranya. Selalu ada harga yang harus dibayar oleh perbuatan manusia yang merubah tabiat alam, yang kadang tak ternilai besarnya dan memerlukan puluhan atau bahkan ratusan tahun untuk kembali lagi ke keasliannya.

Warung-warung makan juga tersedia dalam jumlah yang cukup banyak, baik di area utama Pantai Logending, maupun di area di dekat dermaga perahu wisata di atas. Di sebelah dermaga juga disediakan tempat-tempat duduk bagi pengunjung yang ingin sejenak bersantai sambil menikmati pemandangan. Di sekitar pantai kabarnya juga ada tempat pelelangan ikan.

Yang mestinya tak boleh dilewatkan sebenarnya adalah mampir ke hutan wisata yang dikelola Perhutani KPH Kedu Selatan. Ketika baru datang, menjelang sampai ke area pantai, saya memang melihat kawasan hutan ini, hanya saja tak terpikir untuk mampir ke sana. Hutan wisata Perhutani ini kabarnya sering menjadi tempat berkemah pecinta alam.


Pantai Logending Kebumen

Alamat : Desa Ayah, Kecamatan Ayah, Kebumen. Lokasi GPS : -7.7252, 109.39368, Waze. Hotel, Tempat Wisata, Peta.


Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.

, seorang pejalan musiman dan penyuka sejarah. Penduduk Jakarta yang sedang tinggal di Cikarang Utara. Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! Oktober 03, 2019.