Situ Wanayasa Purwakarta merupakan sebuah danau seluas 7 Ha yang elok dan berada tepat di tepi Jalan Raya Wanayasa, di Desa Wanayasa, Kecamatan Wanayasa, Purwakarta. Jalan Raya Wanayasa ini menghubungkan wilayah Purwakarta dengan wilayah Subang dan Bandung Barat.
Situ Wanayasa merupakan tempat terakhir yang kami kunjungi sebelum kembali ke Jakarta pada perjalanan kali ini. Dari arah Subang, Situ Wanayasa berada di sebelah kanan jalan. Danau yang berada pada ketinggian 600 mdpl ini terlihat dalam keadaan yang sangat baik, bersih tertata dan rapi.
Saat itu genangan air di dalam Situ Wanayasa tampak tidak terlalu tinggi, mungkin karena hujan sudah jarang jatuh. Dari arah pulau, atau dari seberang danau, tampaknya pengunjung bisa melihat panorama Gunung Burangrang jika saja cuaca sedang cerah dan tidak langit berawan.
Tepian Situ Wanayasa dilengkapi dengan jalan pedestrian yang rapi, dihias lampu-lampu, dan pagar yang masih terlihat relatif baru. Sebuah patung manusia yang berpakaian seperti tokoh pewayangan, dalam posisi mementang busur berisi anak panah, menjadi penghias tepian danau.
Tidak ada keterangan, atau prasasti, yang menjelaskan mengenai makna keberadaan patung di tepi Situ Wanayasa ini. Mudah-mudahan ketika anda mampir ke Situ Wanayasa, di bawah patung ini sudah ada tulisan yang menjelaskan mengenai keberadaan patung, serta sejarah singkat tentang Situ Wanayasa.
Pulau di tengah Situ Wanayasa dihubungkan dengan sebuah jembatan dengan daratan di tepian danau. Di pulau ini terdapat makam RA Suriawinata, wafat pada 1827, salah seorang pendiri Kota Purwakarta yang juga merupakan Bupati Karawang ke-9. Air danau yang tenang menjadi cermin yang sempurna bagi pulau itu.
Jalan pedestrian di belakang patung yang menuju ke arah jembatan penyeberang ke pulau di tengah situ terlihat rapi. Saya tidak sempat menyeberang ke pulau, namun kabarnya di sana disediakan beberapa tempat duduk bagi para pengunjung untuk bisa lama-lama menikmati suasana dan panorama Situ Wanayasa.
Di ujung kanan Situ Wanayasa terdapat sebuah pintu air yang tampaknya masih berfungsi dengan baik. Dari bawah cungkup yang melindungi pintu air dari hujan dan panas ini bisa dilihat bangunan besar yang bentuknya menyerupai pendopo terbuka di ujung sebelah sana situ. Di depan bangunan itu terdapat undakan lebar yang menuju ke tepian danau.
Dari jauh orang-orang di sana itu seperti sedang menjaring ikan, namun ketika sudah dekat, rupanya mereka tengah mengambil air menggunakan ember yang ditarik dengan tali, untuk menyiram tanaman di tepian danau. Beberapa perahu wisata tampak diparkir di tepi pulau.
Jika memang patung di Situ Wanayasa itu adalah salah satu tokoh pewayangan, maka kemungkinannya adalah Arjuna, meski pun saya tidak menemukan jenis anak panah yang dimiliki Arjuna dengan ujung seperti leher ular mematuk. Panah Arjuna yang terkenal itu bernama Pasopati, yang merupakan panah pemberian dari Sang Hyang Siwa.
Jalan pedestrian di tepian Situ Wanayasa saat itu sangat rapi. Salut untuk pemimpin daerah Purwakarta yang membangun lingkungan Situ Wanasaya menjadi tempat yang nyaman dan indah dilihat. Semoga saja tidak melupakan anggaran perawatan dan perbaikan berkala, untuk menjaganya agar tetap indah. Di sisi jalan yang berseberangan dengan danau terdapat sejumlah warung pinggir jalan sederhana yang menjual makanan berat seperti ayam bakar dan Sate Maranggi. Warung-warung itu juga menjual jajanan khas Purwakarta untuk dibawa sebagai oleh-oleh.
Situ Wanayasa merupakan tempat pemberhentian yang sangat strategis, karena berada di tepi jalan pada jalur wisata Purwakarta - Subang - Bandung, sehingga merupakan kebijakan sangat tepat jika terus diperbaiki dan ditingkatkan fasilitas wisata dan kulinernya.
Lokasi Situ Wanayasa berada di Desa Wanayasa, Kecamatan Wanayasa, Purwakarta, Jawab Barat. Lokasi GPS : -6.677182, 107.55523, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Jam buka : sepanjang waktu. Harga tiket masuk : gratis. Tempat Wisata di Purwakarta, Peta Wisata Purwakarta, Hotel di Purwakarta.
Situ Wanayasa merupakan tempat terakhir yang kami kunjungi sebelum kembali ke Jakarta pada perjalanan kali ini. Dari arah Subang, Situ Wanayasa berada di sebelah kanan jalan. Danau yang berada pada ketinggian 600 mdpl ini terlihat dalam keadaan yang sangat baik, bersih tertata dan rapi.
Saat itu genangan air di dalam Situ Wanayasa tampak tidak terlalu tinggi, mungkin karena hujan sudah jarang jatuh. Dari arah pulau, atau dari seberang danau, tampaknya pengunjung bisa melihat panorama Gunung Burangrang jika saja cuaca sedang cerah dan tidak langit berawan.
Tepian Situ Wanayasa dilengkapi dengan jalan pedestrian yang rapi, dihias lampu-lampu, dan pagar yang masih terlihat relatif baru. Sebuah patung manusia yang berpakaian seperti tokoh pewayangan, dalam posisi mementang busur berisi anak panah, menjadi penghias tepian danau.
Tidak ada keterangan, atau prasasti, yang menjelaskan mengenai makna keberadaan patung di tepi Situ Wanayasa ini. Mudah-mudahan ketika anda mampir ke Situ Wanayasa, di bawah patung ini sudah ada tulisan yang menjelaskan mengenai keberadaan patung, serta sejarah singkat tentang Situ Wanayasa.
Pulau di tengah Situ Wanayasa dihubungkan dengan sebuah jembatan dengan daratan di tepian danau. Di pulau ini terdapat makam RA Suriawinata, wafat pada 1827, salah seorang pendiri Kota Purwakarta yang juga merupakan Bupati Karawang ke-9. Air danau yang tenang menjadi cermin yang sempurna bagi pulau itu.
Jalan pedestrian di belakang patung yang menuju ke arah jembatan penyeberang ke pulau di tengah situ terlihat rapi. Saya tidak sempat menyeberang ke pulau, namun kabarnya di sana disediakan beberapa tempat duduk bagi para pengunjung untuk bisa lama-lama menikmati suasana dan panorama Situ Wanayasa.
Di ujung kanan Situ Wanayasa terdapat sebuah pintu air yang tampaknya masih berfungsi dengan baik. Dari bawah cungkup yang melindungi pintu air dari hujan dan panas ini bisa dilihat bangunan besar yang bentuknya menyerupai pendopo terbuka di ujung sebelah sana situ. Di depan bangunan itu terdapat undakan lebar yang menuju ke tepian danau.
Dari jauh orang-orang di sana itu seperti sedang menjaring ikan, namun ketika sudah dekat, rupanya mereka tengah mengambil air menggunakan ember yang ditarik dengan tali, untuk menyiram tanaman di tepian danau. Beberapa perahu wisata tampak diparkir di tepi pulau.
Jika memang patung di Situ Wanayasa itu adalah salah satu tokoh pewayangan, maka kemungkinannya adalah Arjuna, meski pun saya tidak menemukan jenis anak panah yang dimiliki Arjuna dengan ujung seperti leher ular mematuk. Panah Arjuna yang terkenal itu bernama Pasopati, yang merupakan panah pemberian dari Sang Hyang Siwa.
Jalan pedestrian di tepian Situ Wanayasa saat itu sangat rapi. Salut untuk pemimpin daerah Purwakarta yang membangun lingkungan Situ Wanasaya menjadi tempat yang nyaman dan indah dilihat. Semoga saja tidak melupakan anggaran perawatan dan perbaikan berkala, untuk menjaganya agar tetap indah. Di sisi jalan yang berseberangan dengan danau terdapat sejumlah warung pinggir jalan sederhana yang menjual makanan berat seperti ayam bakar dan Sate Maranggi. Warung-warung itu juga menjual jajanan khas Purwakarta untuk dibawa sebagai oleh-oleh.
Situ Wanayasa merupakan tempat pemberhentian yang sangat strategis, karena berada di tepi jalan pada jalur wisata Purwakarta - Subang - Bandung, sehingga merupakan kebijakan sangat tepat jika terus diperbaiki dan ditingkatkan fasilitas wisata dan kulinernya.
Lokasi Situ Wanayasa berada di Desa Wanayasa, Kecamatan Wanayasa, Purwakarta, Jawab Barat. Lokasi GPS : -6.677182, 107.55523, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Jam buka : sepanjang waktu. Harga tiket masuk : gratis. Tempat Wisata di Purwakarta, Peta Wisata Purwakarta, Hotel di Purwakarta.
Sponsored Link
Sponsored Link
Sponsored Link
Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.