Cirebon, Jawa Barat, Masjid, Wali Songo

Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon

Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon lokasinya berada sekitar 100 meter sebelum pintu masuk ke Keraton Kasepuhan Cirebon, di sebelah kanan jalan. Di seberang Masjid Agung Sang Cipta Rasa terdapat deretan warung-warung sederhana yang menjual bermacam makanan dan minuman pemuas lapar dan dahaga.

Bangunan tertinggi Keraton Kasepuhan kabarnya tidak boleh lebih tinggi dari Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon ini. Pada saat awal pembangunan Masjid Agung Demak, adalah Sunan Gunung Jati yang memohon izin kepada para wali lainnya untuk membuat pasangan Masjid Agung Demak itu di Kota Cirebon. Jika Masjid Agung Demak dikatakan memiliki watak maskulin, maka Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon ini dikatakan memiliki sifat feminin. Selagi teman-teman mendinginkan tenggorokan di salah satu warung, saya menyelinap masuk ke dalam masjid, melewati pintu samping, karena pintu utaman hanya dibuka pada hari-hari tertentu saja.

Beranda depan dan samping Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon ini disangga tiang-tiang kayu berukir di bagian atasnya dan terlihat sudah sangat tua. Meskipun telah terlihat tua dan kusam, namun ukiran kayu di Masjid Agung Sang Cipta Rasa ini masih memancarkan keindahan seni ukirnya yang halus dan cantik.

masjid agung sang cipta rasa cirebon

Gapura depan Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang terbuat dari susuan batu bata merah bergaya Majapahitan. Atap Masjid Agung Sang Cipta Rasa ini berbentuk limasan dan tanpa mahkota masjid pada puncak bangunannya, tidak sebagaimana masjid wali lainnya yang beratap tajug atau piramid susun berjumlah ganjil.

Di dekat serambi masjid sebelah kanan terdapat gentong-gentong penampung air yang kabarnya sering digunakan Sultan untuk membasuh muka, tangan dan kaki sewaktu berwudlu, serta membersihkan diri sebelum melakukan shalat. Tempat wudlu bagi para pengunjung juga berada di sisi yang sama.

Pintu utama ke ruang Masjid Agung Sang Cipta Rasa hanya dibuka pada waktu Sholat Ied dan saat perayaan Maulid Nabi Muhammad. Pengunjung harus masuk melalui lubang kecil rendah di sisi kanan masjid. Ini dimaksudkan agar pengunjung merendahkan diri ketika berada di masjid. Secara praktis, lubang ini digunakan sebagai pintu kontrol untuk menarik derma.

masjid agung sang cipta rasa cirebon

Mihrab Masjid Agung Sang Cipta Rasa dibuat dari batu putih dengan ornamen ukir bunga teratai yang konon dibuat oleh Sunan Kalijaga, yang menunjukkan pengaruh gaya arsitektur candi Hindu. Mimbar yang berada di samping depan mihrab ini terbuat dari kayu berukir dengan ornamen sulur-suluran.

Susunan kayu penyangga atap utama Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon yang berbentuk limasan susun tiga ini terlihat rumit namun rapi dan sangat indah, dan menjadi ciri khas ruang utama masjid. Soko guru masjid yang berjumlah 12 buah dihubungkan dengan balok-balok melintang yang dikunci dengan memakai pasak.

Kuda-kuda tiang kayu penyangga Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon mengingatkan saya pada Masjid Agung Banten Lama, meskipun polanya berbeda. Di ruang shalat utama terdapat 9 pintu yang melambangkan wali sanga, dengan 1 pintu utama di sisi timur, 4 pintu sedang serta 4 pintu kecil.

Di ruangan utama Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon juga terdapat tempat shalat Sultan Kasepuhan dan Kanoman yang dikelilingi oleh pagar kayu yang selotnya digembok jika sedang tidak digunakan oleh sultan. Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon didirikan pada 1489. Pembangunannya dipimpin Sunan Kalijaga, atas permintaan Sunan Gunung Djati, dan konon melibatkan 500 orang dari Majapahit, Demak, dan Cirebon. Raden Sepat, seorang arsitek Majapahit yang ikut membangun Keraton Kasepuhan, juga ikut berperan.

Di salah satu pojok luar masjid terdapat sebuah tiang yang disangga pelat baja. Tiang itu adalah salah satu soko guru Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang dibuat Sunan Kali Jaga dari tatal atau serpihan kayu yang disatukan. Tiang tatal ini merupakan salah satu bagian unik masjid yang sering dicari orang.

Azan pertama shalat Jumat di Masjid Agung Sang Cipta Rasa ini menggunakan ‘Azan Pitu’, yaitu 7 orang muazin mengumandangkan adzan secara bersama. Tradisi ini konon diwariskan oleh Sunan Kalijaga, saat sang wali mengusir wabah penyakit yang dikenal dengan nama Satria Menjangan Wulung.

Ketika sampai di beranda Masjid Agung Sang Cipta Rasa kemungkinan besar anda akan disapa oleh seseorang yang menawarkan jasanya untuk memandu anda berkeliling Masjid Agung Sang Cipta Rasa dan menunjukkan tempat atau benda-benda yang bersejarah. Tidak ada tarif tertentu bagi pemandu masjid ini, bergantung kemurahan hati anda saja.


Masjid Sang Cipta Rasa Cirebon

Alamat : Jalan Keraton Kasepuhan No. 43, Cirebon. Lokasi GPS : -6.72543, 108.570269, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Hotel di Cirebon, Hotel Murah di Cirebon, Tempat Wisata di Cirebon, Peta Wisata Cirebon.


Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.

, seorang pejalan musiman dan penyuka sejarah. Penduduk Jakarta yang sedang tinggal di Cikarang Utara. Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! Januari 12, 2019.