Bukittinggi, Sumatera Barat

Rumah Kelahiran Bung Hatta Bukittinggi

Lokasi Rumah Kelahiran Bung Hatta Bukittinggi berada di Jalan Soekarno-Hatta No. 37 Bukittinggi, Sumatera Barat. Saat itu kami dalam perjalanan menuju ke Lembah Harau ketika tetiba pandangan mata tertumbuk pada sebuah tengara di tepi jalan yang memberi informasi mengenai keberadaan rumah bersejarah ini. Papan nama Rumah Kelahiran Bung Hatta Bukittinggi itulah yang membuat kami berjodoh untuk masuk ke dalam rumah.

Sesuai namanya, rumah ini merupakan tempat dimana Bung Hatta dahulu dilahirkan dan tinggal di sana sampai berusia 11 tahun. Pada usia itu beliau pergi ke Padang guna meneruskan pendidikan di Meer Uitgebred Lager Onderwijs (MULO). Bung Hatta tinggal di rumah kelahirannya dari tahun 1902-1913, bersama ibu, kakek, nenek dan pamannya. Ia baru menikah 3 bulan setelah Indonesia merdeka, meninggal di Jakarta pada 14 Maret 1980, dan dimakamkan di Pemakaman Umum Tanah Kusir, sesuai permintaannya meski ia mendapat anugerah gelar Pahlawan Proklamator dari pemerintah.

Setelah mengisi buku tamu, kami masuk ke ruang utama, ditemani Uni Dessiwarti yang telah 15 tahun mengurus dan merawat rumah ini. Ia ditugaskan oleh Dinas Pariwisata setempat. Meskipun saat itu sudah mengabdi di Pemda selama 25 tahun, namun hingga hari kami berkunjung ia masih saja berstatus pegawai honorer, belum diangkat sebagai pegawai tetap. Moga-moga nasib si uni telah lebih baik sekarang ini.

rumah kelahiran bung hatta bukittinggi

Tampak depan Rumah Kelahiran Bung Hatta Bukittinggi yang cukup asri dengan dua lantai yang sebagian besar terbuat dari bilah-bilah papan kayu. Sebagian dinding rumah terbuat dari anyaman bambu yang kuat. Sebuah papan memberitahu pengunjung bahwa rumah Kelahiran Bung Hatta buka dari Senin s/d Minggu, mulai pukul 08.00 pagi. Pemugaran rumah diprakarsai oleh Azwar Anas dan pemda setempat, dimulai pada awal 1995 dan diresmikan pada 12 Agustus 1995, bertepatan dengan hari lahir Bung Hatta.

Di dalam rumah terdapat cukup banyak dokumentasi foto yang ditempel pada dinding ruangan. Ada foto Syekh Djamil Djambek, guru agama Bung Hatta. Mengaji merupakan bagian kehidupan sehari-hari anak-anak Minangkabau, termasuk bagi Hatta, bahkan ia sering tidur di surau.

Koleksi menarik lainnya di rumah ini adalah "bugi" atau sejenis bendi yang dahulu sering digunakan Bung Hatta untuk pergi berangkat ke sekolah sewaktu kecil. Bugi itu disimpan di bagian belakang rumah, di dekat istal kuda yang kini sudah kosong. Jika tidak naik bendi dengan diantar kusir, beliau biasanya naik sepeda untuk pergi menuju ke sekolah.

rumah kelahiran bung hatta bukittinggi

Perabotan kayu Rumah Kelahiran Bung Hatta Bukittinggi yang dibuat dari kayu surian, sejenis kayu Jati kalau di daerah Jawa, yang semuanya masih asli, demikian juga lampu dan karpet. Hanya tikar yang telah diganti baru, namun disamakan jenis dan bentuk aslinya.

Ada sebuah sumur lama yang lubangnya telah ditutup dengan papan. Aslinya sumur ini berada di belakang rumah, dekat dapur. Sewaktu renovasi, bangunan ini dimundurkan, sehingga sumurnya berada di dalam rumah. Umur sumur ini lebih tua dari rumah yang pertama kali dibuat pada 1860.

Beberapa benda peninggalan keluarga juga disimpan di rumah ini, seperti mesin jahit tua milik neneknya. Rumah Kelahiran Bung Hatta ini memang rumah neneknya. Di sana ada kamar Mamak Idris, ada kamar bujang, ruang baca, serta perabotan rumah yang kebanyakan asli.

rumah kelahiran bung hatta bukittinggi

Uni Dessi di salah satu kamar di Rumah Kelahiran Bung Hatta Bukittinggi. Di kamar di lantai atas inilah Bung Hatta dilahirkan pada 12 Agustus 1902, dari pasangan H. Muhammad Djamil dan Saleha. Si bung merupakan keturunan kedua dari Syech Adurrachman, atau Syech Batuhampar. Di dalam Rumah Kelahiran Bung Hatta Bukittinggi ada pula dipasang bagan silsilah keluarga, baik dari pihak Ibu maupun pihak ayah Bung Hatta.

Pada sebuah bagian dinding terlihat dokumentasi foto saat Bung Hatta masih berumur 10 tahun dan sedang duduk di atas bendi ditemani seorang kusir. Mereka masih berada di depan rumah sang nenek, siap untuk berangkat ke sekolah. Koleksi lain adalah sebuah ceret peninggalan neneknya yang disimpan di meja dekat dapur. Tutup ceret antik ini telah lama hilang.

Dinding bagian belakang Rumah Kelahiran Bung Hatta Bukittinggi dilapis dengan anyaman bambu sangat rapi. Beranda luar di bagian atas belakang menjadi tempat tanaman gantung yang mempersegar suasana rumah. Di belakang rumah itu terdapat Lumbung Padi Aminah, dam lumbung Saleh yang adalah paman Bung Hatta. Di depan lumbung padi terdapat lesung batu untuk menumbuk gabah.

Di ruangan lantai dua Rumah Kelahiran Bung Hatta Bukittinggi terdapat beberapa lampu gantung antik yang elok. Di lantai itu juga terdapat kamar Pak Gaek yang adalah kakek Bung Hatta, selain kamar dimana Bung Hatta dilahirkan, serta meja makan keluarga yang masih asli. Lukisan foto bung Hatta dalam ukuran besar dengan wajah tersenyum tampak menempel pada dinding di ujung ruangan.

Rumah Kelahiran Bung Hatta Bukittinggi merupakan tempat peninggalan yang menarik untuk dikunjungi jika tengah berada di Bukittinggi, atau jika dalam perjalanan menuju ke wisata Lembah Harau. Mampir di rumah ini akan membawa pengunjung ke suasana masa kecil yang pernah dilalui oleh salah satu dari pahlawan proklamator republik ini.


Rumah Kelahiran Bung Hatta Bukittinggi

Alamat: Jl. Sukarno - Hatta No. 37 Bukittinggi, Sumatera Barat. Lokasi GPS: -0.300948, 100.373025, Waze. Jam buka Senin s/d Minggu 08.00 - 16.00. Harga tiket masuk gratis, sumbangan diharapkan. Peta Wisata Buittinggi, Tempat Wisata di Bukittinggi, Hotel di Bukittinggi


Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.

, seorang pejalan musiman dan penyuka sejarah. Penduduk Jakarta yang sedang tinggal di Cikarang Utara. Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! Agustus 25, 2020.