Jakarta, Meriam

Meriam Si Jagur

Meriam Si Jagur atau kadang disebut Meriam Ki Jagur adalah meriam tua yang merupakan peninggalan Portugis dan kini diletakkan di bagian utara Taman Fatahillah diantara gedung Kantor Pos Jakarta Kota dan gedung Jasindo yang bersebelahan dengan Kafe Batavia.

Mengapa Meriam Si Jagur ada di Batavia? Menurut catatan sejarah, apa yang sekarang dikenal orang sebagai Meriam Si Jagur itu dibuat oleh seorang berkebangsaan Portugis bernama Manoel Tavares Baccaro, dan diletakkan di benteng St. Jago de Barra. Orang menduga nama Si Jagur berasal dari nama orang suci St. Jago ini.

Pada abad-16 meriam itu dipindahkan dari Macau ke Malaka. Lalu oleh armada Belanda, Meriam Si Jagur dibawa ke Batavia setelah mereka berhasil merebut Malaka dari tangan Portugis pada tahun 1641, dengan memenangkan Pertempuran Melaka yang berlangsung pada 2 Agustus 1640 – 14 Januari 1641.

Meriam Si JagurMeriam Si Jagur ketika masih berada di halaman dalam Museum Sejarah Jakarta

Semula Meriam Si Jagur diletakkan oleh VOC di Benteng Batavia untuk memperkuat pertahanan di area pelabuhan. Lokasi Benteng Batavia atau Kasteel Batavia itu berada di muara Sungai Ciliwung yang saat itu digunakan sebagai pusat pemerintahan VOC di Asia.

Selanjutnya Meriam Si Jagur dipindahkan ke magasin artileri yang berada di dekat Jalan Tongkol di kawasan Tanjung Priok.

Ketika pasukan Daendels menyerbu dan berhasil menghancurkan Kasteel Batavia pada tahun 1809 maka Meriam Si Jagur dibawa ke Museum Oud Batavia (sekarang Museum Wayang).

Kemudian meriam tua itu diletakkan di dekat Kota Intan, lalu dipindahkan ke halaman utara Museum Fatahillah di jaman Gubernur Ali Sadikin. Sempat diletakkan di halaman bagian dalam Museum Fatahillah (Museum Sejarah Jakarta), ketika renovasi taman, sebelum akhirnya dipindahkan lagi ke Taman Fatahillah dengan dikelilingi pagar pembatas.

Meriam Si Jagur merupakan meriam anti pesawat dan anti tank yang mempunyai kaliber 25 cm, panjang 3,85 m, dan berat 3,5 ton.

Keunikan Meriam Si Jagur adalah adanya ornamen "cabul" pada bagian pangkal meriam berupa kepalan tangan dengan ibu jari menyelip di antara jari telunjuk dan jari tengah, yang oleh umum dianggap layaknya memasukkan penis ke dalam vagina.

Namun ornamen itu sebenarnya adalah simbol 'fico'. Kata fico berasal dari bahasa Italia yang bisa berarti pria keren. Meski di Inggris fico adalah memang tanda penghinaan yang dibuat dengan jari, namun pembuat meriamnya bukanlah orang Inggris.

Ada yang menyebut bahwa Meriam Si Jagur merupakan kembar dari Meriam Ki Amuk kepunyaan Kesultanan Banten yang sekarang diletakkan di halaman Masjid Agung Banten. Perbedaan Meriam Ki Amuk Banten dengan Meriam Ki Jagur Jakarta ada pada ornamen fico yang di bagian belakang Meriam Ki Amuk tidak ada.



Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.

, seorang pejalan musiman dan penyuka sejarah. Penduduk Jakarta yang sedang tinggal di Cikarang Utara. Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! Januari 25, 2023.