Kami tiba di tempat parkir Teater Luwes di Taman Ismail Marzuki tepat jam 2 sore untuk melihat lakon Anekdot Idiot yang dimainkan Teater Indonesia. Saat itu kami mendengar suara gong sebagai tanda bahwa pertunjukan akan dimulai. Ini bagus, karena penampil pertama yang sebelumnya kami lihat juga dimulai tepat waktu.
Ruangan sudah gelap ketika kami memasuki aula, tetapi kami bisa dengan mudah mengenali siluet Albert Go, salah seorang LKers (penggemar musik Leo Kristi) yang duduk di dekat pintu masuk, tampaknya sedang menunggu Ramdan Malik, LKers lainnya. Kami akhirnya duduk di lantai untuk menonton pertunjukan.
Lakon diawali dengan premis bahwa ketika seorang pria (penis) bisa ereksi, maka dia akan merasa bangga dengan dirinya sendiri. Harapan, keinginan, tujuan adalah ereksi. Ereksi mencakup segalanya, wacana tentang dosa, otoritas untuk menjadi celana dalam sendiri.
Terkadang orang lupa, sudahkah mengenakan celana dalam? Celana dalam dijadikan masker wajah, berharap komedo kotor terangkat, namun malah bau yang didapat. Universitas hewan menjadi solusi, malapetaka sebagai berkah, kematian sebagai bonus, dan pengkhianatan sebagai hadiah.
Sebuah segmen menampilkan Pasukan Anjing, yang ketika fotonya saya ambil juga memperlihatkan suasana di dalam gedung pertunjukan. Meski ruangan dan gedung teaternya sudah terlihat menua, namun saya lebih menyukai suasana dan penataan panggung di tempat ini ketimbang yang ada di Teater Kecil.
Ada tokoh Brozo, seorang pensiunan jenderal, sebagai karakter utama yang dimainkan dengan sangat baik oleh Dadang Badoet. Brozo adalah cerminan wajah kejahatan, dan sejarah.
Adolf kawin dengan seorang pelacur yang kabur dengan meninggalkan seorang anak bermasalah. Mirip dengan mungkin sebagian besar pria di dunia ini, Adolf tidak dapat berhenti melakukan kebiasaan lamanya untuk melakukan masturbasi, dan kali ini dia berharap Happy ada di dekatnya dengan kondom yang siap digunakan. Wanita manis yang menjadi objek masturbasinya itu pun muncul. Happy datang ke tempat Adolf.
Adolf adalah teman lama Brozo yang setia, namun ia menolak untuk bergabung dengan Brozo guna mewujudkan impiannya mendirikan Universitas Hewan. Pesanan khusus Brozo yang dibawa Happy rupanya adalah celana dalam wanita. Dalam lakon ini Budi bermain sangat baik, tak heran ia terpilih aktor terbaik festival tahun sebelumnya.
Ada sebuah adegan dimana Adolf yang sedang bersama Happy akhirnya tunduk pada permintaan Brozo untuk minum minuman keras hingga mereka semua mabuk. Selanjutnya Pasukan Anjing melaksanakan perintah Brozo, membawa wajah-wajah para pemimpin kontroversial dunia dengan balutan celana dalam di masing-masing kepala mereka.
Bolki yang diperintahkan oleh Brozo untuk menangkap Adolf malah meminta Adolf untuk memukulnya agar memiliki alasan untuk tidak melaksanakan perintah yang bertentangan dengan hati nuraninya. Bolki tahu bahwa Brozo sakit jiwa. Namun Brozo tetap membunuh Bolki, dan ketika ia akan membunuh Adolf, Happy menghalangi dan mengarahkan pistol ke Brozo yang akhirnya menyerahkan pistol miliknya ke Adolf.
Karakter Brozo dan Adolf jelas merupakan karakter terkuat dalam lakon teater ini. Dadang dan Budi bermain dengan hebat. Mereka berdua pantas mendapatkan pujian tinggi, tidak hanya untuk dialog, tetapi juga untuk cara mereka yang unik dalam mengolah gerak mimik wajah, badan, kaki serta tangan untuk memperkuat karakter yang mereka mainkan.
Musik, dengan suara perkusi yang dominan, layak dipuji. Pengaturan panggung, dengan ruang kecil untuk kamar Adolf yang dibuat di bawah panggung, sangat brilian. Meski anggaran produksi terbatas, tata lampu bisa dikatakan cukup baik. Skor 9 dari 10.
Pertunjukan Anekdot Idiot Teater Indonesia ada di Taman Ismail Marzuki, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat.
Hotel di Jakarta Pusat, Hotel Melati di Jakarta Pusat, Nomor Telepon Penting, Peta Wisata Jakarta, Peta Wisata Jakarta Pusat, Rute dan Jadwal Lengkap KRL Commuter Line Jabodetabek, Rute Lengkap TransJakarta, Tempat Wisata di Jakarta, Tempat Wisata di Jakarta Pusat, Trayek Bus Damri Bandara Soekarno - Hatta.
Ruangan sudah gelap ketika kami memasuki aula, tetapi kami bisa dengan mudah mengenali siluet Albert Go, salah seorang LKers (penggemar musik Leo Kristi) yang duduk di dekat pintu masuk, tampaknya sedang menunggu Ramdan Malik, LKers lainnya. Kami akhirnya duduk di lantai untuk menonton pertunjukan.
Lakon diawali dengan premis bahwa ketika seorang pria (penis) bisa ereksi, maka dia akan merasa bangga dengan dirinya sendiri. Harapan, keinginan, tujuan adalah ereksi. Ereksi mencakup segalanya, wacana tentang dosa, otoritas untuk menjadi celana dalam sendiri.
Terkadang orang lupa, sudahkah mengenakan celana dalam? Celana dalam dijadikan masker wajah, berharap komedo kotor terangkat, namun malah bau yang didapat. Universitas hewan menjadi solusi, malapetaka sebagai berkah, kematian sebagai bonus, dan pengkhianatan sebagai hadiah.
Sebuah segmen menampilkan Pasukan Anjing, yang ketika fotonya saya ambil juga memperlihatkan suasana di dalam gedung pertunjukan. Meski ruangan dan gedung teaternya sudah terlihat menua, namun saya lebih menyukai suasana dan penataan panggung di tempat ini ketimbang yang ada di Teater Kecil.
Ada tokoh Brozo, seorang pensiunan jenderal, sebagai karakter utama yang dimainkan dengan sangat baik oleh Dadang Badoet. Brozo adalah cerminan wajah kejahatan, dan sejarah.
Adolf
Ada pula seorang tokoh bernama Adolf. Ia adalah pensiunan tentara berpangkat kopral yang diperankan oleh Ketjil. Adolf rupanya tergoda oleh kebohayan Happy, keponakan plus-plus Brozo yang membawa pesanan khusus buatnya.Adolf kawin dengan seorang pelacur yang kabur dengan meninggalkan seorang anak bermasalah. Mirip dengan mungkin sebagian besar pria di dunia ini, Adolf tidak dapat berhenti melakukan kebiasaan lamanya untuk melakukan masturbasi, dan kali ini dia berharap Happy ada di dekatnya dengan kondom yang siap digunakan. Wanita manis yang menjadi objek masturbasinya itu pun muncul. Happy datang ke tempat Adolf.
Adolf adalah teman lama Brozo yang setia, namun ia menolak untuk bergabung dengan Brozo guna mewujudkan impiannya mendirikan Universitas Hewan. Pesanan khusus Brozo yang dibawa Happy rupanya adalah celana dalam wanita. Dalam lakon ini Budi bermain sangat baik, tak heran ia terpilih aktor terbaik festival tahun sebelumnya.
Pasukan Anjing
Adegan berikutnya menampilkan Brozo yang menginspeksi Pasukan Anjing dibawah komando Veteran Bolki, orang Brozo yang setia. Brozo pernah menyelamatkan nyawanya dalam sebuah pertempuran. Adegan berikutnya adalah Aryo LKers, salah satu Pasukan Anjing, melapor ke Brozo. Saya belum pernah bertemu orang ini sampai Albert memperkenalkannya kepada saya setelah lakon selesai. Pasukan Anjing kemudian menerima perintah khusus dari Brozo dengan memberikan masing-masing celana dalam wanita.Ada sebuah adegan dimana Adolf yang sedang bersama Happy akhirnya tunduk pada permintaan Brozo untuk minum minuman keras hingga mereka semua mabuk. Selanjutnya Pasukan Anjing melaksanakan perintah Brozo, membawa wajah-wajah para pemimpin kontroversial dunia dengan balutan celana dalam di masing-masing kepala mereka.
Bolki yang diperintahkan oleh Brozo untuk menangkap Adolf malah meminta Adolf untuk memukulnya agar memiliki alasan untuk tidak melaksanakan perintah yang bertentangan dengan hati nuraninya. Bolki tahu bahwa Brozo sakit jiwa. Namun Brozo tetap membunuh Bolki, dan ketika ia akan membunuh Adolf, Happy menghalangi dan mengarahkan pistol ke Brozo yang akhirnya menyerahkan pistol miliknya ke Adolf.
Kekuasaan Yang Mengubah
Adolf pun menembak Brozo hingga tewas dan mengambil topinya, namun tanpa diduga tiba-tiba ia mewarisi perilaku aneh Brozo. Kekuasaan ternyata telah mengubah Adolf. Demikianlah, lakon diakhiri dengan semua pemain naik panggung, membungkuk sebagai ungkap terima kasih kepada penonton, dan saling berpelukan sebagai ekspresi bahagia bahwa mereka telah tampil baik, hasil berlatih selama tiga bulan.Karakter Brozo dan Adolf jelas merupakan karakter terkuat dalam lakon teater ini. Dadang dan Budi bermain dengan hebat. Mereka berdua pantas mendapatkan pujian tinggi, tidak hanya untuk dialog, tetapi juga untuk cara mereka yang unik dalam mengolah gerak mimik wajah, badan, kaki serta tangan untuk memperkuat karakter yang mereka mainkan.
Musik, dengan suara perkusi yang dominan, layak dipuji. Pengaturan panggung, dengan ruang kecil untuk kamar Adolf yang dibuat di bawah panggung, sangat brilian. Meski anggaran produksi terbatas, tata lampu bisa dikatakan cukup baik. Skor 9 dari 10.
Pertunjukan Anekdot Idiot Teater Indonesia ada di Taman Ismail Marzuki, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat.
Hotel di Jakarta Pusat, Hotel Melati di Jakarta Pusat, Nomor Telepon Penting, Peta Wisata Jakarta, Peta Wisata Jakarta Pusat, Rute dan Jadwal Lengkap KRL Commuter Line Jabodetabek, Rute Lengkap TransJakarta, Tempat Wisata di Jakarta, Tempat Wisata di Jakarta Pusat, Trayek Bus Damri Bandara Soekarno - Hatta.
Sponsored Link
Sponsored Link
Sponsored Link
Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.