Bandung, Jawa Barat, Makam, Vinny Soemantri

Makam Raden Dewi Sartika Bandung Jawa Barat

Raden Dewi Sartika adalah perempuan hebat di masanya yang menginspirasi kaum perempuan, beliau berjuang menuju kesetaraan dari kaum pria terutama di bidang pendidikan seperti halnya emansipasi wanita yang diperjuangkan Raden Ajeng Kartini.

Jelang Ramadhan 2 minggu yang silam saya dan keluarga besar melaksanakan ritual nyekar ke makam leluhur di Komplek Pemakaman Karang Anyar yaitu "Makam Para Boepati Bandoeng', yang mana di area pemakaman tersebut terdapat Makam Dewi Sartika yang juga keturunan ningrat atau menak di tanah Priangan.

Makam Dewi Sartika yang berada di Kompleks Pemakaman Para Boepati Bandung, terletak di luar blok khusus walaupun demikian cukup bagus sekitar 5 meter dari blok khusus atau makam utama, dengan lokasi paling pinggir jalan yang memanjang di area pemakaman tersebut.

Ziarah ke Makam Dewi Sartika dilakukan bersamaan dengan ziarah ke makam keluarga besar kami yang juga terdapat di area Pemakaman Para Boepati Bandoeng yang lebih dikenal dengan Makam Karang Anyar sehubungan dengan letak pemakaman terdapat di kawasan Jalan Karang Anyar Bandung.

Tidak jauh dari Alun-alun Bandung sekitar 10 menit jika berjalan kaki, komplek pemakaman yang menjadi tempat peristihatan terakhir para menak Bandung dan tokoh-tokoh penting yang berkaitan dengan sejarah Kota Bandung. Selain Makam Dewi Sartika terdapat makam orang tua Dewi Sartika yaitu Nyi Raden Rajapermas dan Raden Somanegara dan makam anak-anak Raden Dewi Sartika.

Raden Dewi Sartika lahir di Bandung tanggal 4 Desember 1884, dan hidup selama 62 tahun sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhirnya di Tasikmalaya pada tanggal 11 September 1947. Dewi Sartika diakui sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1966 karena jasa-jasanya memperjuangkan kaum perempuan.

Ketika saya berkesempatan membawa peran Raden Dewi Sartika pada sebuah pementasan, banyak membaca sejarah beliau dan mencari tahu lewat literatur dan beberapa nara sumber. Ada satu ungkapan beliau mengandung arti yang dalam bahwa "Perempuan adalah perabot rumah tangga yang dipakai apabila diperlukan saja", ungkapan itu menggambarkan bahwa derajat perempuan di masanya yang sangatlah menyedihkan.

Ziarah ke makamnya bukan sedekar mendoakan tetapi juga lebih mendalami perjuangannya, seorang kawan yang pernah ke Universitas Leiden di Belanda menurut pengakuannya pernah melihat film dokumenter Dewi Sartika yang sedang melakukan aktivitas mengajar, menurutnya sosok perawakan beliau tinggi besar. Dan memang Raden Dewi Sartika dikenal juga dengan sebutan Ibu Ageung dalam bahasa Indonesia "ageung" artinya adalah besar.

makam dewi sartika
Makam Dewi Sartika berkeramik putih, cukup bersih dan terawat baik, terdiri dari 4 undakan yang dikelilingi rantai sebagai pelindung. Di tepi makam tersebut terdapat plakat berwarna coklat bertuliskan warna putih yang menerangkan bahwa makam tersebut adalah makam Pahlawan Nasional Dewi Sartika, yang dipugar oleh panitia peringatan Hari Dewi Sartika 4 Desember 1973 Pemerintah Kota Bandung. Pohon melati di pot kecil di simpan di atas pusara Dewi Sartika, saat itu tidak berbunga namun daunnya tumbuh subur.

Tepat di sebelah Makam Dewi Sartika, terdapat makam keluarga yaitu sepupu dari Ibundaku, kami menyebutnya Mang Ubung nama lengkapnya Raden Ubung Djuwandi Djoekardi. Masa kecil mang Ubung sempat dititipkan kepada Ibu Dewi Sartika, saya kurang paham kedekatan hubungan keluarga besar kami kepada beliau.

nyatanya kedekatan ini berlanjut ketika Aki Djoekanda, yaitu adik dari Nenekku Raden Djoewarna menikah dengan salah satu putri dari Ibu Dewi Sartika yaitu Raden Iden Dewi Kami menyebutnya Nini Eden. Saat saya di bangku Sekolah Menengah Atas sering berjumpa dan mengobrol dengan Nini Eden, sosok bertubuh tinggi berparas jelita dengan rambut putih dan kerap mengenakan kalung.

makam dewi sartika
Inilah pusara Nini Iden salah satu anak dari Raden Dewi Sartika yang terdapat di Komplek Pemakaman Para Boepati Bandoeng, yang menikah dengan Aki Raden Djoekanda. Makam Nini Eden bersebelahan dengan makam Aki Raden Djoekanda. Selain itu ada makam anaknya Dewi Sartika yang lain dan jika anda berkunjung ke pemakaman Karang Anyar penjaga makam dan kuncen sangat hapal siapa saja yang dimakamkam di area pemakaman tersebut.

Tujuan kami yang lain adalah ziarah ke makam garwa atau istrinya Eyang buyut kami dan adik dari Nenek saya yaitu Raden Djoewarnas yang terletak di bagian depan dekat benteng pagar pemakaman. Kami berdoa bersama dipimpin Kang Ficky Djoekardi sepupu saya yang sengaja datang dari Jakarta untuk ritual ziarah kubur leluhur keluarga kami, sedangkan ziarah kubur keluarga besar diprakrasai oleh Ridwan Koento keponakan saya yang juga dari Jakarta.

Pemakaman Karang Anyar di tengah ramainya kota, saat itu terasa tenang dan kami cukup khusu membacakan doa untuk sesepuh keluarga kami dan Raden Dewi Sartika. Sebagai putri priangan saya mempunyai ketertarikan khusus dan lebih menggali pergerakan Dewi Sartika sebagai pendiri Sekolah Kautamaan Istri, jejak perjuangan Ibu Dewi Sartika menarik untuk ditelusuri berharap bisa merealisasikan untuk mendatangi Cicalengka tempat beliau dilahirkan dan Sekolah Kautamaan Istri sebagai saksi sejarah perjuangan pergerakan perempuan terutama pendidikan dan kesetaraan kaum perempuan di tanah Priangan.

makam dewi sartika
Makam Dewi Sartika terletak di luar area khusus ini, bangunan ini terdapat sekitar 40 makam. Tiga di antaranya adalah makam Bupati Bandung keturunan Raden Adipati Wiranatakusumah lengkap dengan potretnya, termasuk di makam R.A Wiranatakusumah III beliau dikenal dengan sebutan Dalem Karanganyar.

Makam Dalem Karanganyar menempati petak yang lebih khusus dari makam lainnya, sebuah makam berkeramik putih yang terlihat agung, nisannya bercat kuning keemasan. Di bawah nisan tersebut menempel plakat bertuliskan ukiran yang berbunyi, “RA Wiranatakoesoemah III (Dalem Karanganyar) Bupati Bandung Ka-VII, 1892-1846”. Beberapa makam memasang foto diri seperti halnya Dalem Bogor dan Wedana Tjisondari yang juga terletak di area khusus di pemakaman Karang Anyar. Namun makam Dewi Sartika biarpun terletak di luar area khusus tidak kalah agungnya.

Pada salah satu pilar bangunan tersebut ada plakat yang bertuliskan “Januari 2000 dipugar ku Yayasan Komisi Sejarah Timbanganten Bandung. Bandung 5 Januari 2000, Pengurus Yayasan KSTB. Dan memasuki area khusus ini diharuskan membuka alas kaki. Pohon-pohon yang tumbuh di area pemakaman cukup rindang, dengan jalan menuju pemakaman utama yang disapu bersih. Dewi Sartika menurut saya sangat layak dikebumikan di Makam Para Boepati Bandoeng Karang Anyar, karena ditempat ini banyak tokoh penting Kota Bandung dan sekitar juga para turunan menak Priangan.

makam dewi sartika
Ini adalah foto Dewi Sartika bersama suaminya Raden Kanduruhan Agah Suriawinata, foto ini saya dapatkan dari seorang kerabat ketika saya akan menulis tentang Makam Dewi Sartika seusai ziarah ke makam beliau bersamaan dengan ziarah kubur kekuarga besar kami dan ternyata foto ini sudah ada di media sosial.

Mohon maaf jika foto ini melengkapi tulisan saya tentang Makam Dewi Sartika tanpa mengetahui kepunyaan siapa, pada intinya tujuan saya hanya memberikan visualisasi tentang Ibu Dewi Sartika tanpa ada maksud lain.

Ada hal penting yang perlu diketahui, bahwa salah satu diantaranya yang memicu perjuangan Dewi Sartika adalah fase di mana beliau dititipkan kepada keluarga Raden Demang Suriakarta Adiningrat seorang Patih Cicalengka. Dewi Sartika disetarakan dengan abdi dalem diperlakukan kurang layak adalah pengalaman pahit dalam kehidupannya, meskipun demikian Dewi Sartika tetap rajin belajar dan memotivasi kaum perempuan di sekitarnya untuk maju dan berkembang serta menjadi pribadi yang kuat.

Saya sempat merenung di makam beliau tokoh yang sangat menginspirasi, semangatnya sebagai perempuan sejati dan rupanya beliaupun adalah perempuan penentang poligami hal ini terbukti ketika ia dilamar oleh kalangan menak yang sudah beristri, beliau dengan tegas menolak.

Dulu pernah saya berbincang tentang Ibu Dewi Sartika dengan Nini Eden, hanya sekilas saja selebihnya berbincang hal umum dan tentang keluarga besar kami di salah satu rumah keluarga kami Jalan Purnawarman dan kediaman Nini Eden di Jalan Sultan Agung Bandung. Pernikahan Nini Eden dan Aki Djoekanda tidak dikarunia turunan. Sedangkan anak-anak Ibu Dewi Sartika lainnya saya tidak hapal. Pemakaman Karang Anyar Makam Para Boepati Bandung adalah salah satu peninggalan di mana Ibu Dewi Sartika dikebumikan, salah satu jejak beliau.

Nama besar Dewi Sartika dituangkan dalam sebuah tembang bahasa Sunda yang kerap diajarkan kepada murid Sekolah Dasar di seputaran Jawa Barat, seperti halnya ketika saya duduk di bangku Sekolah Dasar dan dinyanyikan lagu tersebut secara bersama-sama seperti paduan suara adapun orang Sunda menyebutnya rampak sekar.

Saya masih hapal hingga sekarang , adalah sebagai berikut : "Kantun jujuluk nu arum, Kari wawangi nu seungit. Nyebar mencar sa Pasundan, Nyambuang sa Nusantara. Sari puspa wangi arum, Seungit manis ngadalingding. Sari sekar nyurup nitis, Kana sukma isteri Sunda". Yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah : " Tinggal namanya yang harum tinggal wangi yang semerbak, menyebar ke seluruh Tanah Pasundan. Mewangi seNusantara. Sari bunga menitis wangi tercium ke mana-mana pada jiwa perempuan Sunda.

Ziarah kubur selalu ada hikmahnya, sebagai umat manusia yang percaya pada sang Pencipta. Mengingatkan kita pada kematian dan menjaga silaturahmi. Selain itu mengingat silsilah dari mana asal-usul kita dan tidak melupakan leluhur. Sedangkan ziarah seperti ke Makam Dewi Sartika adalah bagian dari mengenang sejarah dan menghormati jasa-jasa beliau khususnya untuk kaum perempuan.

Makam Dewi Sartika di Pemakaman Para Boepati Bandoeng, lokasi yang sangat strategis dan mudah ditempuh di tengah pusat Kota Bandung jadi apabila anda ingin ziarah, banyak akses kendaraan umum. Makam adalah tanda dan yang terpenting semangat perjuangan Dewi Sartika lah yang menular kepada perempuan-perempuan Indonesia masa kini.

Makam Dewi Sartika

Jalan Karang Anyar, Karanganyar, Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat 40241. Lokasi GPS : -6.9227577, 107.6016265, Waze. Rujukan : Hotel di Lembang, Tempat Wisata di Bandung, Peta Wisata Bandung, Hotel Murah di Bandung, Hotel di Bandung.


Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.

, Senang membuat catatan diri setiap perjalanan sekedar penghargaan atas apa yang dilihat dan dirasakan sebagai ritual ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta.(Jatuh cinta pada lembah, gunung dan pepohonan ). Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! Mei 22, 2018.