Aroeng Binang, Jawa Tengah, Kebumen, Makam

Makam Kyai Hanggayuda Kebumen

Petunjuk jalan untuk menuju ke lokasi dimana Makam Kyai Hanggayuda Kebumen berada saya peroleh dari Munasir, kuncen Makam Pangeran Bumidirjo yang beberapa saat sebelumnya saya kunjungi. Kyai Hanggayuda yang adalah ayah Joko Sangkrib atau Tumenggung Aroeng Binang I, semasa hidupnya menjadi Demang Kutawinangun.

Babad Aroeng Binang menyebut karena Kyai Hanggayuda menjadi Demang Kutawinangun, maka Kyai Ragil (ayahnya) menjadi sesepuh terakhir Karang Kebumen, tempat Pangeran Bumidorjo bermukim hingga akhir hayatnya. Nama Karang Kebumen kemudian berubah menjadi Karangrejo. Kyai Hanggayuda adalah anak kedua Kyai Ragil. Kyai Ragil adalah anak bungsu Kyai Bekel, Kyai Bekel adalah anak sulung Pangeran Bumidirjo, dan Bumidirjo adalah putera ke-5 Panembahan Sedakrapyak, raja kedua Kesultanan Mataram yang memerintah pada tahun 1601-1613.

Setelah meninggalkan Makam Pangeran Bumidirjo dan sampai di jalan besar, kami belok ke kiri, lalu belok ke kanan pada pertigaan setelah Kantor Polisi Kutowinangun. Sesudah melewati SD Mekarsari kami mengambil lurus masuk ke jalan kampung dan selewat pos ronda kami belok kanan masuk ke dalam gang yang cukup satu mobil kecil. Melewati masjid lewat terus, pada tiang listrik kedua kami sampai di jalan semen di sebelah kiri yang menuju ke lokasi Makam Kyai Hanggayuda.

makam kyai hanggayuda kebumen

Jalan semen menuju ke Makam Kyai Hanggayuda ini relatif cukup panjang dan berujung pada gapura yang berpagar namun kiri kanannya tidak ada tembok. Jika pun pagar terkunci, orang yang hendak berziarah masih bisa masuk dari sebelah kiri dan kanan gapura itu.

Mungkin karena itulah pintu pagar tidak terkunci ketika saya sampai di sana, sehingga bisa masuk ke dalam area makam lewat gapura. Di sisi sisi sebelah kiri gapura terdapat sebuah pohon yang terlihat sudah sangat tua dengan batang sangat besar berbalut akar dan kemudian bercabang setidaknya enam batang.

Dibalik pagar makam, terlihat di sebelah kiri ada empat buah makam berpasangan dalam dua baris yang beberapa diantara kijingnya sudah retak-retak. Keempat makam itu berada tepat di samping sebuah pohon sangat besar lainnya. Tampaknya pertumbuhan akar pohon itulah yang membuat kijing makam kemudian menjadi retak.

Turmudi mengatakan bahwa dulu ada seseorang yang mengaku dari keraton Yogyakarta yang memberi papan nama pada keenam makam yang ada di kompleks itu. Namun peristiwa itu, melihat kondisi makam pada saat itu, tampaknya sudah sangat lama berselang.

makam kyai hanggayuda kebumen

Keempat makam yang berpasangan dalam dua baris itu saya potret. Di baris belakang adalah Makam Kyai Hanggayuda kakung putri, dan sedangkan yang baris depan adalah makam Kyai Sandergo dan istri, pengikut Kyai Hanggayuda.

Tulisan pada nisan di keempat makam sayangnya sudah tidak bisa dibaca lagi. Keterangan di atas baru belakangan saya peroleh dari Turmudi, kuncen Makam Kyai Hanggayuda, yang saya temui di ujung jalan semen setelah saya keluar dari kompleks makam.

Suasana di sekitara Makam Kyai Hanggayuda ini boleh dibilang masih wingit, didukung dua pohon besar berusia ratusan tahun di dekatnya, juga pekarangan makam yang luas di tengah gerumbul semak rimbun dan jauh dari bising suara kendaraan dan lalu lalang orang.

Makam Kyai dan Nyai Hanggayuda terletak bersisian di bawah sebuah pohon berukuran besar yang menaunginya. Jika makam Kyai Hanggayuda masih relatif utuh, maka tidak demikian dengan makam Nyai Hanggayuda yang terlihat sudah retak, mungkin karena lebih dekat jaraknya ke pohon.

Tiga makam yang letak batu batanya sudah tak beraturan lagi dan dibalut lumut hijau terlihat berderet di sudut kiri area Makam Kyai Hanggayuda. Keterangan nama di ketiga makam itu juga sudah tidak terbaca lagi.

Turmudi menyebut nama pemilik makam adalah Mil'ul Jamil Nujum, dan Kyai Bekel. Sedangkan nama pada kubur yang ketiga ia sudah lupa, meski mencoba keras untuk mengingat-ingatnya. Ketiganya merupakan pemgikut Kyai Hanggayuda.

Menurut Turmudi, pohon besar berusia ratusan tahun di dekat Makam Kyai Hanggayuda adalah Pohon Panggang. Ia juga menuturkan bahwa dahulu ada banyak Katik di tempat itu, yaitu sejenis burung yang besarnya hampir sama dengan burung merpati.

Semoga pada saatnya nanti Makam Kyai Hanggayuda juga mendapat perhatian yang layak dari pemerintah Kabupaten Kebumen, karena bagaimana pun ia adalah keturunan Pangeran Bumidirja dan juga leluhur dari keluarga Aroeng Binang.


Makam Honggoyudo Kutawinangun Kebumen

Alamat : Dukuh Suaran, Desa Mekarsari, Kutawinangun, Kebumen. Lokasi GPS : -7.72512, 109.74419, Waze. Hotel di Kebumen, Tempat Wisata di Kebumen, Peta Wisata Kebumen.


Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.

, seorang pejalan musiman dan penyuka sejarah. Penduduk Jakarta yang sedang tinggal di Cikarang Utara. Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! Oktober 10, 2019.