Jarak Makam Syekh Abdul Kahfi Lemah Lanang Kebumen dengan Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu adalah sekitar 1,6 km. Syekh Abdul Kahfi Al Hasani adalah pendiri Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu, dan konon merupakan orang pertama yang dimakamkan di perbukitan Lemah Lanang di Desa Sumberadi, Kecamatan Kebumen, Kebumen.
Keluar Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu kami ke kanan, mentok ke kiri dan setelah 750 m belok kiri. Sekitar 750 m terlihat gang ke Makam Lemah Lanang di Jl Soko Sangkrip. Mobil kecil bisa masuk 50 m. Saya masuk ke area makam yang berbukit-bukit di sebelah kiri gang dan mengayun langkah kaki di jalan setapak diantara deret makam sambil mencari tanda-tanda, sampai akhirnya sampai di puncak perbukitan.
Bangunan cungkup setinggi 1 meter terlihat agak jauh di sebelah kanan, dan di kiri ada tembok tua dengan gapura paduraksa. Dua kepala melongok dari cungkup yang saya kira adalah Makam Syekh Abdul Kahfi Al Hasani yang saya cari. Namun saya mampir dulu ke makam di sebelah kiri. Ada dua kubur yang masih bisa dikenali, yaitu makam R. Soemarsono, Wedono Salam yang wafat pada 1934, dan makam R. Ng. Wirjoatmodjo, Patih Pensiun Kebumen yang wafat pada 2 November 1924. Banyaknya sampah dedaunan kering menandai bahwa sudah lama anak keturunannya tidak menziarahinya.
Cungkup Makam Syekh Abdul Kahfi dengan risplang bercat hijau, dilihat dari samping makam Wedono Salam itu. Ada teras kecil di depan cungkup yang dicapai dengan menapaki undakan. Di sebelah kiri belakang cungkup makam Syekh Abdul Kahfi ada lagi cungkup lebih kecil dimana di dalamnya terdapat kubur dengan nisan bertulis Syaikh M Syafi'i. Tak jelas siapa orang ini, karena nama itu tidak saya temukan di dalam lembar fotokopi yang berisi sejarah Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu.
Cuit Muh Ma'rufin Sudibyo di Twitter (@marufins), yang saya konfirmasi via telepon ke puteri kyai Ponpes Somalangu, memastikan bahwa makam dalam cungkup adalah kubur Syekh Abdul Kahfi muda, berakhiran ATsani untuk membedakan dengan Syekh Abdul Kahfi sepuh atau Awwal yang makamnya berada 100 meter arah ke utara, atau 30 meter arah ke timur dari jalan setapak di awal makam, dikelilingi tembok bata rendah telanjang tanpa penutup.
Silsilahnya adalah Ibrahim (Syeikh Abdul Kahfi Ats-Tsani) bin Muhammad bin Zaenal Abidin bin Yusuf bin Abdul Hannan bin Zakariya bin Abdul Mannan bin Hasan bin Yusuf bin Jawahir bin Muhtarom bin Syeikh As_Sayid Muhammad ‘Ishom Al-Hasani (Syeikh Abdul Kahfi Al-Awwal).
Sesaat setelah sampai di dalam cungkup Makam Syekh Abdul Kahfi Atsani, saya menyalami dua orang pria yang ada di sana itu yang semula saya pikir juru kunci, namun rupanya bukan. Mereka peziarah yang datang dan pergi dari makam ke makam. Keduanya berasal dari kota yang berbeda dan dipertemukan karena sama-sama penggemar ziarah kubur para wali dan kyai kondang, sambil mencari rizki dengan membacakan doa tertentu bagi peziarah yang berminat membayarnya.
Dua orang peziarah yang saya salami itu. Makam Syekh Abdul Kahfi berada di ujung paling kanan. Rupanya tak semua pemimpin Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu keturunan Syekh Abdul Kahfi dimakamkan di sini. Catatan di sini menyebut bahwa cucu Syekh Abdul Kahfi ATsani yang bernama Syekh Mahfudz bin Abdurrahman Al-Hasani tewas terkena mortir di Gunung Selok, Cilacap, setelah memilih mengangkat senjata melawan APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) untuk menolong adiknya dan bekas laskar AOI (Angkatan Oemat Islam Indonesia). Sepotong kisah tragis di awal berdirinya negeri ini.
Dalam makalah yang dibuat KH Afifuddin bin Chanif Al Hasani disebutkan bahwa Syekh Abdul Kahfi Awwal meninggal pada masa Panembahan Hanyakrawati, ayah Sultan Agung. Karena hubungan dengan Mataram baik, pada makam Syekh Abdul Kahfi sempat ada nisan berukir kereta kencana yang ditarik dua atau empat ekor kuda. Nisan itu kini tak lagi ada di sana.
Syekh Abdul Kahfi Awwal dianggap sebagai peletak dasar berkembangnya agama Islam di wilayah Kebumen. Kedatangannya dari Hadramaut, Yaman, mendarat pertama kali di Pantai Karangbolong Kebumen pada 1448 M, dan beberapa hari setelah itu berhasil mengislamkan tiga desa berdekatan, yaitu Desa Candi, Desa Candiwulan, dan Desa Candimulyo.
Saya ambil fotonya Makam Syekh Abdul Kahfi Atsani, yang semula saya kira adalah makam Syekh Abdul Kahfi, pendiri Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu Kebumen yang saya cari. Kalau saya tak salah hitung Syekh Abdul Kahfi ATsani adalah generasi ke-11 setelah Syekh Abdul Kahfi Awwal, yang juga guru Ja'far As-Shadiq (Sunan Kudus) atas permintaan Sunan Ampel. Menurut riwayat, Syekh Abdul Kahfi Awwal meninggal dunia pada malam Jumat 15 Sya'ban 1018 H atau 12 November 1609 M dalam usia 185 tahun.
Usia yang sangat panjang untuk ukuran orang kebanyakan pada saat ini, bahkan bagi orang jaman dulu sekalipun. Tak semua pemimpin Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu keturunan Syekh Abdul Kahfi dimakamkan di sini. Syekh Yusuf Al Hasani, keturunan keempat yang membuka pesantren di Krakit, Gowa, Sulawesi Selatan, diketahui meninggal dan dimakamkan di Somalia saat menyebarkan Islam di sana.
Setelah Syekh Yusuf meninggal, putera sulungnya yang bernama Syekh Hasan Al Hasani juga pergi meninggalkan Somalangu menuju Krakit untuk meneruskan mengurus pesantren ayahnya di Krakit itu dan kemudian tinggal sampai wafat serta dimakamkan di sana. Oleh masyarakat setempat ia juga dikenal sebutan Syekh Hayatul Hukmi.
Makam Syekh H Mu'thi Abd Chay, putera Syekh Abdul Kahfi Al Hasani, berada di dalam cungkup sama dengan kubur sang ayah. Dalam makalah disebutkan bahwa putera tertua Syekh Abdul Kahfi Al Hasani Awwal yang bernama Syekh Muhtarom Al Hasani pernah berjuang membantu Sunan Gunung Jati ketika menghadapi serangan pasukan Pajajaran.
Catatan Ravie Ananda menyebut bahwa Syekh Abdul Kahfi ATsani adalah pendiri Pondok Pesanter Al Kahfi periode ke-2 oleh sebab pondok pesantren yang didirikan leluhurnya hanya tinggal pondasi. Tanahnya yang telah dimiliki orang kemudian dibeli oleh Sayyid Taslim Tirip Purworejo, guru Abdul Kahfi ATsani, dan diberikan ke murid kesayangannya itu untuk mendirikan kembali Pondok Pesantren Somalangu.
Dalam perjalanannya, Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu selain berpengaruh pada perkembangan kemajuan Islam di Kebumen, pengaruhnya juga menyebar sampai ke daerah lain di Jawa dan luar Jawa, seperti Cirebon, Sampang, Kediri, Blitar, Kudus, Demak, Banyumas, Purworejo, Solo, Yogya, Magelang, Semarang, Cilacap, Gowa, Maluku, dan bahkan sampai ke Pattani dan Somalia.
Keluar Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu kami ke kanan, mentok ke kiri dan setelah 750 m belok kiri. Sekitar 750 m terlihat gang ke Makam Lemah Lanang di Jl Soko Sangkrip. Mobil kecil bisa masuk 50 m. Saya masuk ke area makam yang berbukit-bukit di sebelah kiri gang dan mengayun langkah kaki di jalan setapak diantara deret makam sambil mencari tanda-tanda, sampai akhirnya sampai di puncak perbukitan.
Bangunan cungkup setinggi 1 meter terlihat agak jauh di sebelah kanan, dan di kiri ada tembok tua dengan gapura paduraksa. Dua kepala melongok dari cungkup yang saya kira adalah Makam Syekh Abdul Kahfi Al Hasani yang saya cari. Namun saya mampir dulu ke makam di sebelah kiri. Ada dua kubur yang masih bisa dikenali, yaitu makam R. Soemarsono, Wedono Salam yang wafat pada 1934, dan makam R. Ng. Wirjoatmodjo, Patih Pensiun Kebumen yang wafat pada 2 November 1924. Banyaknya sampah dedaunan kering menandai bahwa sudah lama anak keturunannya tidak menziarahinya.
Cungkup Makam Syekh Abdul Kahfi dengan risplang bercat hijau, dilihat dari samping makam Wedono Salam itu. Ada teras kecil di depan cungkup yang dicapai dengan menapaki undakan. Di sebelah kiri belakang cungkup makam Syekh Abdul Kahfi ada lagi cungkup lebih kecil dimana di dalamnya terdapat kubur dengan nisan bertulis Syaikh M Syafi'i. Tak jelas siapa orang ini, karena nama itu tidak saya temukan di dalam lembar fotokopi yang berisi sejarah Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu.
Cuit Muh Ma'rufin Sudibyo di Twitter (@marufins), yang saya konfirmasi via telepon ke puteri kyai Ponpes Somalangu, memastikan bahwa makam dalam cungkup adalah kubur Syekh Abdul Kahfi muda, berakhiran ATsani untuk membedakan dengan Syekh Abdul Kahfi sepuh atau Awwal yang makamnya berada 100 meter arah ke utara, atau 30 meter arah ke timur dari jalan setapak di awal makam, dikelilingi tembok bata rendah telanjang tanpa penutup.
Silsilahnya adalah Ibrahim (Syeikh Abdul Kahfi Ats-Tsani) bin Muhammad bin Zaenal Abidin bin Yusuf bin Abdul Hannan bin Zakariya bin Abdul Mannan bin Hasan bin Yusuf bin Jawahir bin Muhtarom bin Syeikh As_Sayid Muhammad ‘Ishom Al-Hasani (Syeikh Abdul Kahfi Al-Awwal).
Sesaat setelah sampai di dalam cungkup Makam Syekh Abdul Kahfi Atsani, saya menyalami dua orang pria yang ada di sana itu yang semula saya pikir juru kunci, namun rupanya bukan. Mereka peziarah yang datang dan pergi dari makam ke makam. Keduanya berasal dari kota yang berbeda dan dipertemukan karena sama-sama penggemar ziarah kubur para wali dan kyai kondang, sambil mencari rizki dengan membacakan doa tertentu bagi peziarah yang berminat membayarnya.
Dua orang peziarah yang saya salami itu. Makam Syekh Abdul Kahfi berada di ujung paling kanan. Rupanya tak semua pemimpin Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu keturunan Syekh Abdul Kahfi dimakamkan di sini. Catatan di sini menyebut bahwa cucu Syekh Abdul Kahfi ATsani yang bernama Syekh Mahfudz bin Abdurrahman Al-Hasani tewas terkena mortir di Gunung Selok, Cilacap, setelah memilih mengangkat senjata melawan APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) untuk menolong adiknya dan bekas laskar AOI (Angkatan Oemat Islam Indonesia). Sepotong kisah tragis di awal berdirinya negeri ini.
Dalam makalah yang dibuat KH Afifuddin bin Chanif Al Hasani disebutkan bahwa Syekh Abdul Kahfi Awwal meninggal pada masa Panembahan Hanyakrawati, ayah Sultan Agung. Karena hubungan dengan Mataram baik, pada makam Syekh Abdul Kahfi sempat ada nisan berukir kereta kencana yang ditarik dua atau empat ekor kuda. Nisan itu kini tak lagi ada di sana.
Syekh Abdul Kahfi Awwal dianggap sebagai peletak dasar berkembangnya agama Islam di wilayah Kebumen. Kedatangannya dari Hadramaut, Yaman, mendarat pertama kali di Pantai Karangbolong Kebumen pada 1448 M, dan beberapa hari setelah itu berhasil mengislamkan tiga desa berdekatan, yaitu Desa Candi, Desa Candiwulan, dan Desa Candimulyo.
Saya ambil fotonya Makam Syekh Abdul Kahfi Atsani, yang semula saya kira adalah makam Syekh Abdul Kahfi, pendiri Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu Kebumen yang saya cari. Kalau saya tak salah hitung Syekh Abdul Kahfi ATsani adalah generasi ke-11 setelah Syekh Abdul Kahfi Awwal, yang juga guru Ja'far As-Shadiq (Sunan Kudus) atas permintaan Sunan Ampel. Menurut riwayat, Syekh Abdul Kahfi Awwal meninggal dunia pada malam Jumat 15 Sya'ban 1018 H atau 12 November 1609 M dalam usia 185 tahun.
Usia yang sangat panjang untuk ukuran orang kebanyakan pada saat ini, bahkan bagi orang jaman dulu sekalipun. Tak semua pemimpin Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu keturunan Syekh Abdul Kahfi dimakamkan di sini. Syekh Yusuf Al Hasani, keturunan keempat yang membuka pesantren di Krakit, Gowa, Sulawesi Selatan, diketahui meninggal dan dimakamkan di Somalia saat menyebarkan Islam di sana.
Setelah Syekh Yusuf meninggal, putera sulungnya yang bernama Syekh Hasan Al Hasani juga pergi meninggalkan Somalangu menuju Krakit untuk meneruskan mengurus pesantren ayahnya di Krakit itu dan kemudian tinggal sampai wafat serta dimakamkan di sana. Oleh masyarakat setempat ia juga dikenal sebutan Syekh Hayatul Hukmi.
Makam Syekh H Mu'thi Abd Chay, putera Syekh Abdul Kahfi Al Hasani, berada di dalam cungkup sama dengan kubur sang ayah. Dalam makalah disebutkan bahwa putera tertua Syekh Abdul Kahfi Al Hasani Awwal yang bernama Syekh Muhtarom Al Hasani pernah berjuang membantu Sunan Gunung Jati ketika menghadapi serangan pasukan Pajajaran.
Catatan Ravie Ananda menyebut bahwa Syekh Abdul Kahfi ATsani adalah pendiri Pondok Pesanter Al Kahfi periode ke-2 oleh sebab pondok pesantren yang didirikan leluhurnya hanya tinggal pondasi. Tanahnya yang telah dimiliki orang kemudian dibeli oleh Sayyid Taslim Tirip Purworejo, guru Abdul Kahfi ATsani, dan diberikan ke murid kesayangannya itu untuk mendirikan kembali Pondok Pesantren Somalangu.
Dalam perjalanannya, Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu selain berpengaruh pada perkembangan kemajuan Islam di Kebumen, pengaruhnya juga menyebar sampai ke daerah lain di Jawa dan luar Jawa, seperti Cirebon, Sampang, Kediri, Blitar, Kudus, Demak, Banyumas, Purworejo, Solo, Yogya, Magelang, Semarang, Cilacap, Gowa, Maluku, dan bahkan sampai ke Pattani dan Somalia.
Makam Syekh Abdul Kahfi Lemah Lanang Kebumen
Alamat : Desa Sumberadi, Kecamatan Kebumen, Kebumen. Telepon : 0287-382979. Lokasi GPS : Syekh Abdul Kahfi Atsani -7.67625, 109.69216, Waze; Syekh Abdul Kahfi Awwal -7.6753297, 109.6921429, Waze. Hotel di Kebumen, Tempat Wisata di Kebumen, Peta Wisata Kebumen.Sponsored Link
Sponsored Link
Sponsored Link
Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.