Gua, Jawa Tengah, Kebumen

Gua Petruk Kebumen

Tidak terlalu berlebihan jika menyebut Gua Petruk Kebumen sebagai gua alam terindah yang pernah saya kunjungi. Bukan hanya terindah, namun pengalaman menapaki ratusan undakan untuk sampai ke mulut gua, dan pengalaman selama didalam gua, benar-benar meninggalkan kesan mendalam yang sulit dilupakan begitu saja.

Jarak dari Pantai Logending ke tempat parkir Gua Petruk hanya sekitar 3,9 km, arah ke Utara, melewati Jl Raya Jetis dan lalu belok ke Jl Raya Ijo sejauh 1,7 km sebelum belok kanan dan mengikuti jalan 500 meter untuk sampai di area parkir. Tempat parkirnya berukuran sekitar 60 x 40 meter, dengan Pusat Informasi Gua Petruk berada di sisi Timurnya. Di Pusat Informasi Gua Petruk itu saya membayar tiket masuk, dan mendapatkan pemandu jalan tanpa tarif tertentu. Baiknya siapkan uang 50-100 ribu untuk pemandu jalan, jumlah yang pantas untuk sebuah pengalaman yang sangat mengesankan. Pada pusat informasi juga terdapat foto-foto stalaktit dan stalagmit Gua Petruk dengan nama-nama unik.

Keadaan di dalam Gua Petruk sungguh gelap gulita, jika saja tidak ada lampu petromaks, dan itu hal yang menurut saya sangat bagus. Gua yang sangat indah ini hendaknya tetap dipertahankan dalam kondisi alami seperti ini. Cahaya lampu petromaks memberi kesan dan keindahan tersendiri saat berada di dalam gua, dan akan jauh berkurang keelokannya jika ada lampu listrik di sana.

gua petruk kebumen

Pemandangan pada mulut Gua Petruk yang sangat lebar dan tinggi, ditumbuhi tanaman rambat yang hampir menutupi seperempat mulut gua. Terlihat tonjolan-tonjolan yang keluar dari langit-langit gua yang disebut stalaktit. Sedikitnya saya harus menapaki sekitar 350 anak tangga untuk sampai ke mulut gua ini, dengan kemiringan cukup tajam.

Meskipun Gua Mimpi Bantimurung di Maros juga memiliki stalaktit stalagmit indah, namun tak bisa disandingkan dengan Gua Petruk Kebumen ini. Akses serta treking di gua ini jauh lebih menantang. Kondisinya juga masih sangat alami. Suatu keunggulan yang harus terus dijaga.

Bambang Supriadi (0819 3250 0909), mantan supir bus yang menemani saya berkeliling di Kebumen, sudah menyerah ketika baru sampai ke anak tangga seratusan, dan memilih untuk turun kembali. Gua Petruk sepertinya memang hanya untuk orang yang cukup punya semangat, tak takut lelah dan sedikit senang berpetualang, tak peduli berapa pun usianya.

Struktur batuan kapur Gua Petruk Kebumen itu sangat sedap dipandang mata. Pada dinding kapur sebelah kanan tampak lekukan-lekukan menyerupai lempeng yang indah, sedangkan di sebelah kiri terlihat lelehan air kapur yang membeku membentuk garis-garis di bagian bawah. Bagian mulus yang berada di sebelah itu, jika dilihat dari dekat bentuknya terlihat seperti seekor bulus putih.

gua petruk kebumen

Pemandangan yang elok terlihat dari dalam gua ke arah mulut gua beberapa saat setelah memasuki Gua Petruk. Tekstur stalaktit di latar depan yang disebut Batu Tirai Pintu, dan stalaktit pada dinding di latar belakang, memukau. Gua ini gelap gulita setelah beberapa meter dari mulut gua. Penerangan di dalam gua memakai petromaks yang dibawa pemandu.

Pemandu saya orangnya masih muda, dan cukup hebat. Sebelumnya ia mendaki deretan anak tangga dengan cepat, jauh meninggalkan saya, dan karenanya sampai lebih dulu di mulut gua untuk mempersiapkan lampu petromaks itu. Saya sendiri melangkah pelan dan konstan serta mengatur nafas agar tak kehabisan tenaga ketika sampai di depan gua.

Di sebelah kiri mulut Gua Petruk terdapat sebuah kolam kecil dangkal dengan air jernih yang disebut Sendang Pamijikan. Sesuai namanya, sendang ini digunakan untuk mencuci kaki, baik sebelum masuk ke dalam gua, maupun setelah keluar dari dalam gua. Sebuah sulur pohon menggelantung pada dinding batu di samping sendang ini.

Kontur dasar Gua Petruk Kebumen tidak beraturan, naik turun bergelombang dengan jalur sangat alami namun elok. Sering saya harus sangat berhati-hati dan sabar dalam melangkah serta melipir bibir dinding, apalagi dengan membawa kamera telanjang yang tersambung tripod. Di beberapa tempat kami melewati genang air jernih, dan lorong rendah.

Pemandangan sangat indah juga saya lihat di Sendang Katak Gua Petruk Kebumen. Tak ada katak pada sendang di atas tebing rendah dengan tekstur elok yang airnya sangat bening dan dingin segar itu. Mungkin bentuk batuan sekitar sendang itu yang mirip katak. Lelehan air mengandung kalsium karbonat dan mineral lain yang membeku telah menciptakan bentuk sangat memukau ini.

Begitu pun nasib gua alami seperti Gua Petruk Kebumen yang sangat indah ini bisa sangat bergantung pada kebijakan pemerintah daerah setempat. Pergantian pucuk pimpinan setiap lima tahun sekali, atau paling lama sepuluh tahun sekali, bisa membawa dampak perubahan yang besar, baik ke sisi yang positif maupun sebaliknya.

Saya memuji kesabaran si mas muda pemandu Gua Petruk, lantaran lambatnya saya berjalan dan sering pula berhenti memotret. Kecepatan shutter rendah membuat saya memakai timer untuk mencegah goyang. Dan itu memperlama. Saya hanya masuk sampai ke bagian kedua gua lantaran bagian ketiga lebih berat dan badan akan terendam air.

Membutuhkan waktu 1 jam 46 menit, terhitung sejak di depan mulut gua hingga kembali ke mulut gua lagi. Untuk naik sampai ke mulut gua membutuhkan waktu sekitar 20 menit, dan sekitar separuhnya saat turun. Bagaimana pun, ini perjalanan yang luar biasa memuaskan dan menyenangkan. Anda harus pergi ke sana untuk membuktikannya sendiri.


Gua Petruk Kebumen

Alamat : Dukuh Mandayana, Desa Candirenggo, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Lokasi GPS : Parkir -7.70395, 109.39799, Waze. Harga tiket masuk : Rp. 8.000, parkir mobil Rp 5.000. Hotel, Tempat Wisata, Peta.


Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.

, seorang pejalan musiman dan penyuka sejarah. Penduduk Jakarta yang sedang tinggal di Cikarang Utara. Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! Oktober 02, 2019.