Foto Kebun Raya Bogor

Gerbang masuk Kebun Raya Bogor. Jika datang dari tol Jagorawi, pengunjung harus memutar, menyusuri jalan sepanjang sisi Kebun Raya Bogor untuk sampai gerbang Kebun Raya Bogor. Namun pada hari libur pintu masuk lain juga dibuka.



Selanjutnya saya berhenti di bagian Kebun Raya Bogor yang menghadap sisi samping Istana Kepresidenan Bogor. Bagian ini ada di ujung jalan utama di dalam kompleks kebun raya yang berawal di gerbang masuk. Di sebelah kanan jalan ini terdapat Kolam Gunting yang luas dengan tumbuhan teratai yang elok. Di sisi kiri ujung jalan ini, agak masuk ke dalam melewati gerumbul pepohonan, terdapat Makam Belanda, sebuah kompleks makam kuno yang berisi kubur orang-orang Belanda.



Taman Teijsmann di Kebun Raya Bogor ini dibangun pada 1884 oleh Dr. Melchior Treub sebagai kenangan terhadap Johannes Elias Teijsmann, Kurator Kebun Raya Bogor tahun 1831 – 1868, untuk jasa-jasanya yang besar dalam mengembangkan dan merelokasikan koleksi tanaman berdasarkan kelompok taksonominya.



Bangunan Pusat Informasi ini berada di dekat gerbang masuk Kebun Raya Bogor. Loket masuk bagi pejalan kaki ada di dalam bangunan ini.



Beberapa puluh meter dari gerbang masuk Kebun Raya Bogor, di sebelah kanan perempatan jalan yang pertama, terdapat sebuah bangunan Monumen Memorial Lady Raffles berbentuk kubah kecil yang disangga pilar-pilar kecil diperuntukkan bagi Lady Olivia Marianne Raffles, istri Sir Thomas Stamford Raffles, yang meninggal pada 1814.



Kolam sangat luas yang berada di sebelah kanan jalan utama Kebun Raya Bogor ini disebut Kolam Gunting, tampaknya dinamai demikia karena bentuk kolamnya yang seperti gunting.



Di atas kolam yang langsung berbatasan dengan halaman Istana Bogor ini terdapat tanaman air bunga teratai yang sangat banyak, daun dan bunganya memberi keindahan tersendiri bagi kolam ini.



Pandangan mengarah ke Istana Bogor melewati Kolam Gunting dengan dua tangkai bunga teratai berwarna merah dadu yang tengah mekar. Sebuah monumen tampak menghias halaman belakang Istana Bogor.



Tengara yang diletakkan di area Taman Teijsmann. Dalam melakukan pekerjaan besarnya di Kebun Raya Bogor ini, Teijsmann dibantu seorang ahli botani bernama Justuss Karl Hasskarl.



Sebuah pokok kayu tua yang telah mati di Kebun Raya Bogor. Ada cukup banyak pokok kayu tua semacam ini, dan sejumlah pohon raksasa berumur ratusan tahun juga telah tumbang.



Di sebelah kanan perempatan ini terdapat Arca Lembu Nandi, batu bertulis, arca, dan beberapa batu peninggalan. Arca Lembu Nandi ini dipindahkan ke Kebun Raya Bogor oleh Dr. Frideriech sekitar pertengahan abad ke-19 dari kolam kuno Desa Kotabatu, Ciapus, Bogor. Lembu Nandi merupakan kendaraan Syiwa.



Sejumlah pohon pakis di sebelah kiri dan di sebelah kanan terdapat rumpun bambu kuning yang cukup padat. Melewati jembatan yang ada di depan itu ada lagi rumpun-rumpun bambu berbagai jenis dari yang kecil hingga yang besar batangnya.



Sepotong pemandangan di dalam Kebun Raya Bogor dengan pohon tua dengan bentuk batang menarik yang ada di sisi sebelah kanan dimana bagian bawahnya jauh lebih lebar ketimbang batang pohon di bagian atasnya. Ada cukup banyak pohon muda yang belum lama ditanam di kebun raya ini.



Lapangan luas hijau sejuk menanjak ini berada di dekat Pintu IV Kebun Raya Bogor, dekat Teratai Raksasa. Di ujung sana adalah Kafe Dedaunan yang bisa menjadi tempat melepas penat setelah berjalan di taman yang sangat luas ini.



Makam Ratu Galuh Mangku Alam, istri Prabu Siliwangi, Raja Pasundan. Di dalam kompleks yang sama terdapat makam Mbah Japra, yang dipercayai sebagai panglima perang Prabu Siliwangi, serta makam Mbah Baul yang menjadi patih Prabu Siliwangi.



Jembatan Gantung, yang juga dikenal sebagai Jembatan Merah karena warnanya. Jembatan ini melintang di atas Sungai Ciliwung yang membelah Kebun Raya Bogor. Tempat bagus untuk foto selfie.



Sekumpulan burung tampak bertengger di puncak pepohonan yang daunnya sangat lebat di seberang Kolam Gunting. Burung-burung ini cukup merasa nyaman di sana karena pohonnya sangat tinggi sehingga sama sekali tak terganggu dengan hilir mudik pengunjung di dalam kebun raya.



Patung The Hand of God di halaman belakang Istana Bogor itu merupakan hadiah dari pemerintah Swedia yang dipasang sekitar tahun 1963 pada masa Soekarno. Patung itu merupakan replika dari patung karya pematung terkenal asal Swedia bernama Carl Milles. Patung yang sama ada juga di Stockholm, Detroit, Tokyo, Porjus, Melbourne, Peking, dan Schweiz.



Pohon Kecapi (Sandoricum koetjape) yang merupakan tumbuhan asli Indonesia, tumbuh pada ketinggian tak lebih dari 1000 mdpl. Tinggi pohon ini bisa mencapai 20-30 meter, dan batangnya bisa mencapai diameter 60-90 cm. Rebusan daun Kecapi dipakai sebagai penurun panas, serbuk kulit batangnya untuk obat cacing gelang, akarnya untuk obat kembung, sakit perut dan diare. Daging buah bagian luar berwarna merah dan rasanya sedikit asam, sedangkan daging buah bagian dalam berwarna putih rasanya lebih manis.



Sebuah monumen di dekat Kolam Gunting dengan relief C.G.K. Reinwardt. Tulisan di bawah relief berbunyi "18-05-1817, Pendirian Kebun Raya Bogor oleh Ahli Botani Jerman C.G.K. Reinwardt. Grundung des Botanischen Gartens Bogor durch den deutschen Botaniker C.G.K. Reinwardt. Foundation of the Botanic Carden by the German Botanist C.G.K. Reinwardt".



Istana Bogor yang cantik dilihat dari pinggiran Kolam Gunting. Di tepi kolam sana terdapat sebuah patung wanita tengah bersimpuh di atas batu. Patung itu merupakan karya Pematung Trubus yang diberin nama Patung Endang Terate.



Bunga Teratai yang menghiasi Kolam Gunting di Kebun Raya Bogor dan halaman belakang Istana Bogor. Ada lima kuncup Bunga Teratai yang menunggu waktu untuk mekar. Setelah mekar bunga-bunga teratai bisa bertahan 3-4 hari.



Monumen Reinwardt dengan latar belakang Istana Bogor. Meskipun secara umum kondisi monumen ini masih baik, namun tulisannya sudah memerlukan perawatan agar kembali seperti semula.



Pohon tua dengan batang yang unik ini berada di halaman Kantor Pengelola Kebun Raya Bogor. Melihat bentuk dan ukuran batangnya, pohon ini mestinya sudah berusia lebih dari ratusan tahun.



Di Kebun Raya Bogor terdapat lebih dari 30 jenis bambu, baik asli Indonesia maupun bambu yang berasal dari negara lainnya. Bambu termasuk suku Poaceae atau jenis rumput-rumptan berkayu. Banyak bagian bambu yang berguna bagi manusia. Rebungnya disayur, batangnya untuk tiang dan bahan anyaman berbagai benda keperluan rumah tangga, alat musik, wadah air, rakit, dan banyak lagi kegunaan lainnya.



Rumpun-rumpun bambu yang sangat padat dan lebat. Di dunia ada sekitar 1250 jenis bambu. Jika di negara tropis bambu tumbuh berkelompok membentuk rumpun, di negara beriklim subtropis bambu tumbuh sebagai tanaman tunggal.



Deretan pohon sejenis palem yang ditanam di kiri kanan jalan di dalam area Kebun Raya Bogor. Palem termasuk dalam keluarga Arecaceae, bersama dengan pohon kelapa, kurma, salak, rumbia, kelapa sawit, dan lontar.



Pilar-pilar batu di Taman Teijsmann yang mengingatkan saya pada pilar-pilar yang ada di ITB, Bandung. Pilar batu ini menyangga anyaman besi yang menjadi rambatan tanaman yang tumbuh begitu subur sampai terlihat sangat tebal.



Monumen berbentuk obelisk yang berada di tengah Taman Tejsmann dengan pondasi tiga tingkat dari batu dan tiga tingkat lagi dari keramik membentuk bidang segi empat konsentrik. Sedikit terlihat di belakang sana adalah Istana Bogor.



Tulisan pada salah satu sisi Monumen Tejsmann yang berbunyi "geplaatst door zyne Vrienden en Vereerders in 1884" atau "dipasang oleh teman-teman dan pengikutnya pada tahun 1884".



Tulisan pada dinding monumen di sisi lainnya yang berbunyi "ter Herinnering aan Johannes Elias Teysmann." atau "dalam kenangan dari Johannes Elias Teysmann."



Pemandangan mengarah ke Istana Bogor dengan memunggungi Monumen Teijsmann. Di kiri kanan adalah gerumbul rumpun bambu yang sangat lebat, dengan tempat duduk di bawahnya dimana sepasang anak muda tengah duduk di sana.



Monumen Teijsmann pada arah yang memunggungi Istana Bogor. Kotak batu yang ada di lapis lantai pertama sepertinya sebuah prasasti, namun pelat yang ada tulisannya telah hilang. Di ujung sana adalah pilar-pilar batu yang menopang tumbuhan rambat sangat tebal.



Pemandangan pada sebuah pohon palem tunggal dengan daun yang elok berlatar pilar-pilar batu penyangga tanaman rambat serta sebuah pohon tua yang sangat besar dan rimbun. Pohon palem di sebelah kanan juga terlihat sangat tua hingga mencapai ketinggian seperti itu.



Deretan pohon-pohon palem yang sangat jangkung ini mudah-mudahan bisa terus bertahan, mengingat tak jarang Bogor dilanda hujan diiringi petir yang sesekali menghantam pohon tinggi seperti ini.



Prasasti di depan Arca Nandi yang ditulis dalam huruf Sunda Kuno. Ada yang menyebut bahwa ini merupakan prasasti yang dibuat Dr. Frideriech yang berarti "Tidak jauh dari sini ada kolam", namun belum saya temukan tulisan ilmiah yang mendukung pendapat ini.



Di belakang arca Nandi adalah Arca Ardhanari, lambang persatuan Shiwa dengan Parwati. Ardhanari kberbentuk setengah pria dan setengah wanita bertangan empat, dengan dua tangan belakang masing-masing memegang aksamala dan camara dan dua tangan depan diletakkan di depan perut.



Pohon tua ini letaknya berdekatan dengan letak Arca Nandi. Akarnya menyebar konsentrik yang menjadi semacam pondasi kuat bagi penopang pohon. Pohon ini bernama Koompassia excelsa (Becc.) Taub. (Leguminosae) dan mendapat julukan Kayu Raja dari Asia. Ketinggian pohon mencapai lebih dari 80 meter dan merupakan salah satu pohon tertinggi di Asia Tenggara. Pohon ini ditanam tahun 1914.



Pemandangan pada lorong Jembatan Gantung Kebun Raya Bogor yang besi-besinya dicat merah, memperlihatkan konstruksi jembatan dengan dua tali baja yang mengikat kedua puncak tiang jembatan. Jembatan ini melintang di atas Kali Ciliwung.



Pohon beringin dengan akar-akar gantung yang sudah berukuran sangat besar karena tuanya. Kadang-kadang akar ini yang kemudian menjadi penopang utama pohon sementara pohon aslinya sendiri menjadi lapuk saking tuanya dan terkurung oleh akar.



Bentang Jembatan Gantung atau Jembatan Merah yang elok dipandang. Konstruksi jembatan ini terlihat masih kuat dengan tali-tali baja yang masih terjagadan lengkap. Hanya saja jembatan ini sudah memerlukan pengecatan dan perawatan.



Cafe Dedaunan dengan pemandangan luas ke arah lapangan yang berujung pada kolam teratai. Cafe ini menyediakan makanan dan minuman lokal, oriental dan Barat.



Pemandangan dari depan Cafe De Daunan ke arah lapangan rumput luas yang turun melandai dan berujung pada air mancur kecil di tengah kolam teratai. Beberapa anak remaja tampak tengah foto selfie berlatar kolam. Tempat ini cukup jauh dari gerbang utama jika ditempuh dengan berjalan kaki.



Pemandangan ke arah sisi sebelah kanan dari depan Cafe De Daunan pada jalan yang mengarah ke Rumah Anggrek. Di ujung kiri tampak arca nandi di puncak tembok berundak, dan ada lagi arca di bawahnya yang tampak seperti Ganesha.



Denah Kebun Raya Bogor yang memberi informasi rinci tentang tempat serta apa saja yang ada di dalam kompleks ini. Dari denah ini terlihat luasnya kompleks Istana Bogor. Total ada 46 titik yang ditandai dalam denah ini. Sangat membantu bagi pejalan yang ingin mengeksplorasi kebun raya. Denah ini ada di dekat perempatan pertama setelah gerbang masuk.



Pemandangan ini diambil dari pinggir jalan di luar kompleks Kebun Raya Bogor. Jembatan di sana itu berada persis di sebelah area koleksi Kaktus atau Taman Meksiko. Di pinggiran jalan ini ada jejeran pedagang kelinci, binatang yang terlihat lucu dan menggemaskan.



Sebuah arca tanpa kepala dengan kedua tangan yang juga sudah rusak. Patung ini letaknya berada di dekat arca Nandi, pada posisi duduk bersila dengan perut bincit dan pusar terbuka.



Arca Nandi itu kondisinya masih cukup baik meski pada bagian leher sudah terlihat ada jamur yang tumbuh dan jika dibiarkan bisa merusak arca. Hanya saja telinga dan tanduk nandi terlihat sudah agak cacat.



Wid duduk di sebelah Arca Ardhanari untuk memperlihatkan bahwa arca ini cukup tinggi sekitar satu meteran. Arca ini dibuat cukup halus dan bagus, hanya sayangnya bagian wajahnya sudah agak rusak.



Duduk-duduk di dekat kolam air berbentuk bundar yang terletak tidak jauh dari Monumen Memorial Lady Raffles. Jika saja air melimpah dan jernih, serta ada ikan-ikan besar di sana tentu akan terasa lebih menyenangkan.



Pandangan dekat pada tulisan di dalam bangunan memorial bagi Olivia Mariamne, isteri Thomas Stamford Raffless yang pangkatnya disebut sebagai Letnan Jenderal Jawa. Tulisan paling bawah menyebutkan bahwa bangunan ini hancur karena angin (maksudnya tertimpa pohon yang rubuh karena angin) pada 4 Januari 1970 dan direkonstruksi 17 Agustus 1970.



Pohon dengan batang akar yang unik dan indah ini berada di dekat Jembatan Merah.



Sudut pandang lainnya pada Istana Bogor dari tepian kebun raya.



Pepohonan seperti ini serta lapangan rumput yang sangat luas membuat Istana Bogor terlihat sangat sejuk dipandang mata.



Sepotong jalan dengan pohon-pohon palem yang berjejer memagari jalan di Kebun Raya Bogor. Meski kurang rapi namun cukup enak dilihat mata.



Sudut pandang lain pada arca Nandi dan Arca Ardhanari yang merupakan lambang persatuan Shiwa dengan sang isteri, Parwati, yang dalam wujud lain disebut sebagai Betari Durga.



Sebuah pohon besar dan tinggi yang sebagian daunnya berwarna kekuningan sempat menarik perhatian saya.



Pandangan tegak pada Jembatan Merah yang melintang di atas Sungai Ciliwung dan membagi Kebun Raya Bogor menjadi dua bagian.



Pandangan dekat pada daftar dan lokasi fasiliatas serta tempat menarik yang berada di dalam kawasan Kebun Raya Bogor. Lihat foto kedua untuk melihat nomor lokasi secara lengkap.



Koleksi kelompok tanaman yang tumbuh atau ditumbuhkan di Kebun Raya Bogor serta angka denah lokasinya. Lihat foto kedua untuk melihat nomor lokasi yang lengkap



Jika berjalan kaki dari Tugu Kujang ke gerbang Kebun Raya Bogor atau arah sebaliknya maka anak-anak akan senang karena ada banyak penjual kelinci di jalur pedestrian, selain aneka jualan khas Bogor lainnya.



Batang akar pohon yang sangat besar dan unik itu sebagian bisa menjadi tempat duduk atau bersandar. Area taman yang sangat luas membuat jumlah bangku yang disediakan jauh dari mencukupi kebutuhan pengunjung.



Sudut pandang sedikit berbeda pada prasasti aksara Sunda Kuno yang ada di dekat Arca Nandi. sampai di sini bisa dilihat bahwa ada banyak sekali tempat menarik di kawasan Kebun Raya Bogor, dan masih jauh lebih banyak lagi yang tak terlihat di tulisan ini. Jika berkunjung ke sana akan lebih menyenangkan jika membawa sepeda untuk berkeliling.



Sudut pandang utuh pada bangunan Memorial Lady Olivia Marianne Raffles, isteri dari Sir Thomas Stamford Raffles, yang meninggal dunia pada tahun 1814.



Jalan lumayan lebar ini adalah jalan utama di dalam Kebun Raya Bogor yang kemudian bercabang-cabang membentuk jaringan jalan untuk mengakses tempat-tempat utama di dalam kebun raya yang sangat luas ini.



Salah satu tempat menarik yang bisa dikunjungi di dalam kompleks Kebun Raya Bogor adalah Makam Belanda, yang berumur lebih tua ketimbang kebun rayanya sendiri.



©2021 Ikuti