Di tengah cungkup Mande Beling terdapat struktur segi empat setinggi dada sebagai tempat duduk dengan undakan untuk naik ke atasnya, tiang kayu di keempat pojoknya, dan ornamen menarik pada dindingnya. Di sebelah kanannya ada bangunan berdinding bata telanjang menyerupai benteng dengan ornamen lekuk lengkung.
Pintu gerbang bagian dalam obyek wisata Gua Sunyaragi. Adalah sejak pengelolaan Gua Sunyaragi diserahkan kepada Keraton Kasepuhan pada tahun 1997, kondisi Gua Sunyaragi ini kian lama kian terbengkalai.
Foto yang lebih jelas ke Mande Beling dan ornamen pada dinding tempat duduknya. Sejumlah sirap tampak telah rontok dan memang sudah terlihat tua. Di sisi belakang, di atas bukit sana tampak seorang ibu dengan du anaknya tengah duduk-duduk di rumput di bawah bayang Pohon Randu.
Dilihat dari jarak lebih dekat dengan cropping photo, patung berwajah garuda berbadan manusia itu baru terlihat lebih jelas. Badan ular juga terlihat lebih jelas, meskipun sayapnya tak kentara benar. Di atasnya tampak ada undakan yang saya tak sempat naik ke sana.
Pandangan lebih dekat ke Patung Perawan Sunti, yang memang tak jelas benar bentuknya, ditambah lagi fokus camera yang kurang baik. Jika ada kolam di sini maka mestinya ada aliran air masuk dan keluar, karena sebagai sultan tentu tak akan suka melihat air diam hingga berwarna hijau keruh seperti ini.
Pandangan lebih jelas ke arah dalaman Gua Peteng yang berupa ceruk dengan undakan, dan undakan terakhir tampaknya menjadi tempat duduk. Di mulut gua, kiri kanannya ada ceruk dengan tempat untuk duduk, yang mungkin digunakan sebagai tempat duduk pengawal atau orang yang diajak oleh sultan.
Pandangan lebih dekat ke patung gajah dengan belalai naik ke atas. Di kiri kanan patung ini juga ada tempat untuk duduk atau undakan untuk naik ke atas. Tempat wisata sejarah ini sebenarnya bisa sangat menarik dan bisa menjadi pilihan liburan keluarga, jika saja dikelola dengan lebih baik.
Sponsored Link