Kelenteng Hok An Kiong Surabaya didirikan pada tahun 1830 oleh sebuah perkumpulan bernama Hok Kian Kong Tik Soe yang merupakan perkumpulan orang Cina yang berasal dari propinsi Hok Kian di China.
Berdirinya Kelenteng Hok An Kiong adalah untuk memuja dewi Mak Co Po (Tian Shang Sheng Mu, Thian Siang Sing Bo, Thian Siang Sin Bo, Thian Siang Seng Bo), karenanya kelenteng ini juga disebut Tian Shang Sheng Mu Miao (Thian Siang Sin Bo Bio), atau "Kuil Bunda Suci dari Surga".
Hok An Kiong memiliki arti "Kuil Kebahagiaan dan Kedamaian", dengan nama lokal Kelenteng Sukhaloka atau Kelenteng Soka Loka.
Kelenteng Hok An Kiong. Sumber: tourism.surabaya.go.id
Para leluhur kaum Cina perantauan itu percaya bahwa adalah karena perlindungan Mak Co Po maka mereka bisa berlayar mengarungi lautan dari China hingga tiba di Surabaya dengan selamat. Perang yang berkelanjutan dan kesulitan hidup membuat mereka memutuskan untuk mengadu nasib dengan meninggalkan tanah leluhur.
Awalnya kelenteng ini merupakan bangunan berupa bangsal yang didirikan di sebuah lapangan kosong untuk digunakan sebagai tempat menginap sementara bagi para Cina perantauan yang baru saja datang dari China daratan.
Perkumpulan Hok Kian Kong Tik Soe kemudian mengubah bangsal itu menjadi sebuah kelenteng selain tetap sebagai tempat menginap sementara, oleh karena orang-orang perantauan itu pun memerlukan tempat untuk beribadah.
Sejak didirikannya Kelenteng Hok An Kiong Surabaya merupakan tempat ibadah komunal, yang meskipun didirikan oleh suku Hok Kian dan menjadi tempat kegiatan perkumpulan mereka, namun juga mempersilahkan orang-orang Cina dari suku dan golongan lainnya, bahkan siapa pun yang beragama lain, untuk beribadah di sana atau sekadar berkunjung.
Menurut catatan, perkumpulan Hok Kian Kong Tik Soe kemudian mendirikan "Perkumpulan Buat Perbuatan Baik" (vereeniging voor goede daderi) di Kelenteng Hok An Kiong pada tanggal 23 Januari 1864, dengan tujuan mengamalkan ajaran Nabi Khonghucu, serta memberi bantuan biaya pernikahan atau kematian untuk umum, memenuhi keperluan untuk ibadah dan menyelenggarakan ritual keagamaan.
Bangunan Kelenteng Hok An Kiong Surabaya menghadap ke Jalan Coklat (Topekong straat di jaman kolonial), Kecamatan Pabean Cantian, dan samping kirinya berada di Jl Slompretan. Sebuah prasasti menyebut adanya donasi dari Kapten The Goan Tjing (Zheng Sho Yang) pada tahun 1832.
Bermacam kegiatan keagamaan dilakukan di Klenteng Hok An Kiong Surabaya ini, yang jumlahnya sebanyak 23 ritual, diantaranya upacara sembayang kenaikan Kong Tik Cun, Ong Toa Pek Kong turun, kenaikan Nabi Khong Hu Cu, perayaan malam Tahun Baru Imlek, serta ritual Chi Swak Dai Sei (tolak bala) yang diselenggarakan di altar Makco Po.
Foto-foto Kelenteng Hok An Kiong Surabaya bisa dilihat di sini.
Berdirinya Kelenteng Hok An Kiong adalah untuk memuja dewi Mak Co Po (Tian Shang Sheng Mu, Thian Siang Sing Bo, Thian Siang Sin Bo, Thian Siang Seng Bo), karenanya kelenteng ini juga disebut Tian Shang Sheng Mu Miao (Thian Siang Sin Bo Bio), atau "Kuil Bunda Suci dari Surga".
Hok An Kiong memiliki arti "Kuil Kebahagiaan dan Kedamaian", dengan nama lokal Kelenteng Sukhaloka atau Kelenteng Soka Loka.
Kelenteng Hok An Kiong. Sumber: tourism.surabaya.go.id
Para leluhur kaum Cina perantauan itu percaya bahwa adalah karena perlindungan Mak Co Po maka mereka bisa berlayar mengarungi lautan dari China hingga tiba di Surabaya dengan selamat. Perang yang berkelanjutan dan kesulitan hidup membuat mereka memutuskan untuk mengadu nasib dengan meninggalkan tanah leluhur.
Awalnya kelenteng ini merupakan bangunan berupa bangsal yang didirikan di sebuah lapangan kosong untuk digunakan sebagai tempat menginap sementara bagi para Cina perantauan yang baru saja datang dari China daratan.
Perkumpulan Hok Kian Kong Tik Soe kemudian mengubah bangsal itu menjadi sebuah kelenteng selain tetap sebagai tempat menginap sementara, oleh karena orang-orang perantauan itu pun memerlukan tempat untuk beribadah.
Sejak didirikannya Kelenteng Hok An Kiong Surabaya merupakan tempat ibadah komunal, yang meskipun didirikan oleh suku Hok Kian dan menjadi tempat kegiatan perkumpulan mereka, namun juga mempersilahkan orang-orang Cina dari suku dan golongan lainnya, bahkan siapa pun yang beragama lain, untuk beribadah di sana atau sekadar berkunjung.
Menurut catatan, perkumpulan Hok Kian Kong Tik Soe kemudian mendirikan "Perkumpulan Buat Perbuatan Baik" (vereeniging voor goede daderi) di Kelenteng Hok An Kiong pada tanggal 23 Januari 1864, dengan tujuan mengamalkan ajaran Nabi Khonghucu, serta memberi bantuan biaya pernikahan atau kematian untuk umum, memenuhi keperluan untuk ibadah dan menyelenggarakan ritual keagamaan.
Bangunan Kelenteng Hok An Kiong Surabaya menghadap ke Jalan Coklat (Topekong straat di jaman kolonial), Kecamatan Pabean Cantian, dan samping kirinya berada di Jl Slompretan. Sebuah prasasti menyebut adanya donasi dari Kapten The Goan Tjing (Zheng Sho Yang) pada tahun 1832.
Bermacam kegiatan keagamaan dilakukan di Klenteng Hok An Kiong Surabaya ini, yang jumlahnya sebanyak 23 ritual, diantaranya upacara sembayang kenaikan Kong Tik Cun, Ong Toa Pek Kong turun, kenaikan Nabi Khong Hu Cu, perayaan malam Tahun Baru Imlek, serta ritual Chi Swak Dai Sei (tolak bala) yang diselenggarakan di altar Makco Po.
Foto-foto Kelenteng Hok An Kiong Surabaya bisa dilihat di sini.
Kelenteng Hok An Kiong
Jl. Coklat No.2, Bongkaran, Kecamatan Pabean Cantian, Kota Surabaya, Jawa Timur. Nomor telepon: (031) 3524824. Lokasi GPS: Google Maps, Waze. Hotel di Surabaya, Tempat Wisata di Surabaya, Peta Wisata Surabaya.Sponsored Link
Sponsored Link
Sponsored Link
Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.