Dongeng, Hiburan

Dongeng Anak : Mengapa Morning Glory Tidur

Dongeng Anak Mengapa Morning Glory Tidur ini merupakan alih bahasa bebas dari cerita pendek yang ada di dalam buku The Sandman's Hour, Stories for Bedtime, yang ditulis oleh Abbie Phillips Walker, dengan ilustrasi oleh Rhoda. C. Chase.

Bunga Morning Glory berasal dari Amerika sebelum menyebar ke Asia dan benua lainnya. Ciri khasnya adalah Morning Glory akan mekar pada pagi hari dan menjelang siang bunganya akan menutup seolah layu. Morning Glory bisa dibudidayakan dan menjadi bunga hias taman yang indah.

Mengapa Morning Glory Tidur

Suatu hari bunga-bunga di sebuah taman yang sangat asri terlibat dalam perdebatan seru tentang Matahari, benda langit penerang bumi yang sangat mereka sukai.

"Kalian semua pasti tahu bahwa Matahari paling mencintaiku," kata Bunga Mawar. "Dia menyinariku dan membuatku tampak lebih manis dari kalian semua, dan dia memberiku warna-warni yang paling dikagumi manusia."

Dongeng Anak : Mengapa Morning Glory Tidur

"Aku tidak mengerti bagaimana mungkin kau bisa mengatakan seperti itu," kata Bunga Dahlia. "Kau mungkin lebih harum dariku, tetapi jangan pernah berpikir sedetik pun bahwa kau lebih cantik dariku. Lihatlah, selain warnaku lebih kaya darimu, bungaku juga bertahan lebih lama! Matahari pasti paling mencintaiku."

Bunga Bakung yang sederhana menatap Bunga Dahlia dan berkata dengan suara rendah dan manis, "Aku tidak ingin terlalu berlebihan, tapi aku rasa matahari mencintaiku dan kalian harus tahu bahwa dia memberiku lebih banyak keharuman dibanding kalian semua."

"Oh, oh! ayolah Bunga Bakung!" kata yang lain serempak. "Jangan pernah berpikir kalau sang Raja Hari paling mencintaimu."

Bunga Bakung itu menundukkan kepalanya dan tidak berkata apa-apa lagi, karena ejekan bunga-bunga lain membuatnya jadi takut.

"Bagaimana mungkin ada di antara kalian yang mengira telah menjadi kekasih tersayang Matahari?" kata Bunga Matahari. "Saat kalian lihat kilau warna yang diberikan Matahari kepadaku, apakah ada diantara kalian yang lebih mirip dengannya dibanding aku? Tidak, dia paling mencintaiku."

Bunga Hollyhock memandang bunga lain dengan tatapan mata kasihan. "Jelas sekali kalian tidak pernah memperhatikan bahwa Matahari menyinariku dengan kehangatan yang lebih dari pada ke kalian semua, dan sekarang aku harus beri tahu kalian bahwa dia sangat mencintaiku dan memberi aku senyum yang paling lembut. Lihat seberapa tinggi bungaku dan betapa indah warnaku. Dia paling mencintaiku."

"Kalau bicara soal rasa manis, aku yakin kalian telah melupakan aku," kata bunga Honeysuckle (Kamperfuli). "Kenapa sang Raja Hari mencintaiku, kalian mungkin sudah tahu! Dia telah membuatku bisa memberikan lebih banyak rasa manis daripada kalian semua."

"Kau mungkin sangat manis," kata bunga Pansy, "tapi pasti kalian tahu bahwa nama kesayanganku bisa membuat hati nyaman, dan tentu saja Matahari paling mencintaiku. Tidak ada di antara kalian yang ia beri kecantikan seperti beludru seperti yang ia beri padaku. Aku yang terdekat hatinya dan kekasihnya yang terbaik."

Bunga Morning Glory mendengarkan semua perdebatan itu dengan rasa iri di dalam hatinya. Ia tidak memberi rasa manis seperti kebanyakan yang lainnya, dia juga tidak punya keindahan seperti Bunga Mawar atau Bunga Pansy.

"Kalau saja aku bisa membuat Matahati memperhatikanku," pikirnya. "Aku cantik dan rapuh, tapi aku yakin Matahari akan mengagumiku seandainya ia bisa melihatku; tapi yang lain selalu ada di sini dengan warna-warni mereka yang cerah sehingga aku yang malang ini selalu tertutupi oleh kecantikan mereka."

Sepanjang hari bunga Morning Glory memikirkan Matahari, dan bertanya-tanya bagaimana dia bisa menarik perhatian sanga raja hari itu kepada dirinya. Namun pada malam harinya itu akhirnya ia bisa tersenyum, karena telah memikirkan sebuah rencana. Dia akan bangun pagi-pagi untuk menyapa Matahari sebelum bunga lainnya bangun.

Morning Glory pergi tidur lebih awal malam itu agar tidak ketiduran esok paginya, dan ketika fajar pertama terlihat di langit, Morning Glory membuka matanya dan mengibaskan lipatan bunganya yang halus. Embun menimpanya dan Morning Glory memalingkan wajahnya ke Matahari.

Begitu cahaya Matahari mengintip ke taman, ia pun melihat Morning Glory. "Betapa mungil dan cantiknya dirimu!" kata Matahari. "Aku belum pernah memperhatikan keindahan warna-warnamu, Morning Glory," dan Matahari membiarkan sinarnya yang hangat jatuh berlama-lama pada bunga itu.

Bunga Matahari memperhatikan semua kejadian itu dengan mata cemburu, karena dialah yang sebelumnya selalu menyambut Matahari, dan pagi ini sepertinya Matahari telah melupakan dirinya sama sekali.

Bunga Matahari masih terus menatap mereka dan bertanya-tanya apa yang bisa dia lakukan untuk memenangkan kembali hati sang raja dari Morning Glory.

Namun kemudian ia melihat bunga Morning Glory bergoyang dan menundukkan kepalanya. "Dia akan tidur," kata Bunga Matahari pelan; "Nafasnya yang hangat membuatnya mengantuk, atau dia bangun terlalu pagi sehingga tidak bisa tetap terjaga."

Sementara Bunga Matahari menyaksikan, kepala Morning Glory tertunduk dan lalu menutup matanya. Dia tertidur lelap, dan ketika Matahari melihat bahwa Morning Glory tidak lagi memandangnya, ia berpaling dan melihat Bunga Matahari yang memandang ke arahnya dengan mata penuh kerinduan.

"Selamat pagi, Raja," katanya Bunga Matahari, saat dia berhasil menarik perhatiannya, dan ia cukup bijaksana untuk tidak memberi tahu bahwa ia telah melihat semua kejadian sebelumnya.

Maka Matahari tersenyum dan memalingkan wajahnya kepada semua bunga yang ada di taman, dan Bunga Matahari menyimpan untuk dirinya sendiri apa yang telah dilihatnya. Ia percaya bahwa dialah yang paling tahu bagaimana menjaga pandangan pertama dan terakhir sang Matahari.

Beberapa saat kemudian salah satu bunga berseru: "Lihatlah Morning Glory; dia masih tidur. Mari kita beri tahu dia bahwa sudah waktunya untuk bangun."

"Morning Glory! Morning Glory!" mereka memanggil, tapi dia tidak menjawab. Morning Glory tertidur lelap.

"Aneh," kata Bunga Mawar. "Aku ingin tahu apakah dia tertidur hingga tidak pernah bangun lagi. Aku pernah mendengar hal seperti itu terjadi."

Setelah dua atau tiga pagi, bunga-bunga lain tidak lagi memperhatikan Morning Glory, karena mengira dia tidak lagi menjadi bagian dari kelompok mereka, tetapi Bunga Matahari yang bijaksana menuruti bisik hatinya. Dia tahu bahwa Morning Glory harus tidur sepanjang hari agar tidak terlambat bangun pagi untuk menyapa Matahari; dan Bunga Matahari cukup bijaksana untuk tidak berkeluh kesah, sehingga Bunga Matahari bisa memelihara cinta sang Matahari dengan ia melakukan itu.



Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.

, seorang pejalan musiman dan penyuka sejarah. Penduduk Jakarta yang sedang tinggal di Cikarang Utara. Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! Agustus 18, 2020.