Bogor, Bunga Bangkai, Jawa Barat

Bunga Bangkai

Bunga Bangkai Kebun Raya Bogor adalah salah salah satu tanaman bunga unik yang kemunculannya ditunggu banyak orang, terutama yang telah mengetahui keberadaannya dan ingin sekali tahu bagaimana bentuknya. Tidak setiap saat memang Bunga Bangkai muncul di Kebun Raya Bogor, sehingga mau tidak mau orang harus sabar menunggu dan mengikuti berita.

Berita baiknya, selain mengikuti berita dari TV dan koran, kini orang bisa menggunakan Google Alert agar tidak ketinggalan berita. Jika ingin melihat Bunga Bangkai memang harus mengikuti berita, oleh sebab kapan mekarnya tak bisa diduga, dan baunya yang menyerupai daging busuk itu hanya bisa tercium selama puncak mekarnya bunga yang sangat singkat, yaitu 24-36 jam.

Kunjungan saya ke Kebun Raya Bogor waktu itu memang semata-mata hendak melihat rupa dari Bunga Bangkai, oleh karena kebetulan membaca berita bahwa bunga itu sedang mekar. Agak sulit juga menemukan lokasi dimana bunga itu berada oleh karena waktu itu belum ada penanda arah yang jelas. Dengan bertanya kepada seorang petugas kebersihan akhirnya saya bisa menemukan Bunga Bangkai di Kebun Raya Bogor ini.

Untuk mendekat lokasi Bunga Bangkai yang diberi pagar besi keliling itu ada undakan sederhana yang licin jika basah oleh air hujan, membuat orang harus hati-hati dalam melangkah. Umumnya Bunga Bangkai mekar di awal musim penghujan, sekitar bulan November, namun ada pula yang sudah berbunga menjelang akhir musim kemarau. Membutuhkan waktu sekitar 2 minggu untuk Bunga Bangkai mekar secara sempurna dan setelah itu bertahan selama seminggu lamanya.

Bunga Bangkai adalah nama julukan bagi Kibut atau Suweg Raksasa atau Titan Arum, yang merupakan flora endemik Pulau Sumatera, hidup terutama di daerah Bengkulu dan Lampung. Bunga Bangkai ditemukan pada tahun 1878 oleh ahli botani asal Italia bernama Odoardo Beccari di Kepahiang, Rejang Lebong, Bengkulu, dan diberi nama ilmiah Amorphophallus titanum Beccari oleh Giovanni Arcaneli.

Bagian yang berwarna ungu disebut seludang (spathe), sedangkan bunganya yang tegak di tengah menyerupai batang penis rusak disebut spadix. Bagian spadix Bunga Bangkai itu terlihat mulai kisut sementara bagian seludang terlihat masih elok. Seperti terlihat pada foto, bunga ini tumbuh di sebuah lereng dengan kemiringan sekitar 40 derajat, namun sekarang sepertinya ada Bunga Bangkai lain yang ditanam di tempat datar di lokasi yang berbeda.

Amorphophallus titanum Becc, yang berarti penis raksasa berbentuk aneh atau rusak, masuk dalam Kerajaan (Kingdom) Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Liliopsida, Ordo Alismatales, Famili Araceae, dan Genus Amorphophallus. Nama Amorphophallus pertama kali diperkenalkan oleh Blume, seorang ahli botani berkebangsaaan Belanda, dalam sebuah tulisannya di tahun 1834 mengenai herbarium dari Pulau Timor.

Meski di alam bebas tumbuhan unik ini semakin sulit ditemukan olah karena rusaknya lingkungan, namun karena bisa ditanam bijinya, termasuk di dalam pot besar, Bunga Bangkai kini bisa dilihat di berbagai tempat di seluruh dunia, terutama di kota-kota yang memiliki kebun botani dan tempat penelitian flora.

Sama halnya kebanyakan orang, ketika mendekat ke lokasi Bunga Bangkai itu saya berharap mencium baunya. Namun bau yang menurut analisis kimia berasal dari senyawa asam isovaleric (ada di keju dan keringat), dimetil disulfida (ada di bawang putih), dimetil trisulphide (daging busuk), indole (tinja) dan trimetilamina (ikan busuk) itu ternyata munculnya menjelang malam, yang semakin kuat pada malam hari dan secara bertahap memudar saat pagi datang.

Alhasil saya hanya bisa melihat bentuknya yang unik itu, dan tak bisa mencium dengan jelas aroma busuknya. Bau busuk yang dikeluarkan oleh Bunga Bangkai itu sebenarnya merupakan cara efektif untuk mengundang kumbang dan lalat, yang menyukai bangkai, agar datang dan membantu menyerbuki putik bunganya dengan polen yang mereka bawa dari bunga lain.

Siklus Bunga Bangkai

Bunga Bangkai sebagai pohon semu yang berdaun (fase vegetatif) atau sebagai bunga (fase reproduksi) dengan fase tidak aktif di antara keduanya. Membutuhkan waktu belasan tahun dari sebuah biji hingga Titan Arum berbunga. Di Kebun Raya Cibodas, ada biji yang disemai pada tahun 2000 baru berbunga pada tahun 2011.

Ketika tumbuh dari biji, dari satu helai daun bercabang menjadi daun-daun baru untuk melakukan fotosintesis, dan menyimpan hasil energinya di umbi. Daun mati setelah 9-18 bulan, memasuki masa istirahat selama enam bulan, lalu tumbuh lagi menjadi daun dan menambah tumpukan energi di umbi, mati lagi, tumbuh lagi. Fase vegetatif merupakan fase pengumpulan energi yang dibutuhkan untuk proses reproduksi.

Fase reproduksi, yaitu munculnya Bunga Bangkai, baru terjadi setelah umbi mencapai ukuran kritis yang cukup. Waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan energi lagi untuk berbunga yang kedua kalinya membutuhkan waktu sekitar 4-5 tahun.

Polen (serbuk sari) dan putik bunga letaknya berada di dasar spadix, dengan posisi polen berada di sebelah atas. Masaknya polen dan putik bunga terjadi dalam waktu berbeda. Polen baru matang setelah masa masaknya putik bunga telah habis, oleh karena itulah dibutuhkan bantuan kumbang dan lalat untuk membawa polen matang dari Bunga Bangkai lain.

Jika di suatu tempat hanya ada satu Bunga Bangkai, polen yang masak bisa diambil dan disimpan di dalam freezer bersuhu 5 derajat Celcius untuk melakukan pembuahan manual ketika Titan Arum berbunga lagi 4-5 tahun kemudian. Setelah pembuahan, membutuhkan waktu 6-12 bulan hingga buahnya matang, dengan setiap buah berisi 1-2 biji.

Rekor Ketinggian Bunga Bangkai

Di Kebun Raya Cibodas, Bunga Bangkai tercatat mekar setinggi 3,17 meter pada Maret 2004. Pada Maret 2016, mekar lagi di tempat yang sama dengan ketinggian 3,73 meter dengan diameter kelopak 1,7 meter, rekor tertinggi yang mengalahkan ketinggian Bunga Bangkai di Desa Tebat Monok, Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, yang pernah mekar setinggi 3,45 meter. Di Kebun Raya Bogor sendiri pada tahun 2017 tinggi bunganya mencapai 2 meter.

Di luar negeri tercatat Bunga Bangkai pernah mekar setinggi 2,74 meter pada tahun 2003 di Kebun Raya Bonn, Jerman. Kemudian di Kebun Botani dan Hewan Wilhelma, Stuttgart, Jerman, bunganya mekar setinggi 2,91 meter pada Oktober 2005.

Perbedaan Bunga Bangkai dengan Rafflesia

Meski sama-sama mengeluarkan bau bangkai, namun ada perbedaan nyata antara Amorphophallus titanum dengan Rafflesia arnoldi, baik dari caranya hidup, bagian-bagian tubuhnya, maupun dari cara reproduksinya. Ketika mekar, bentuk bunga keduanya juga bisa dibedakan dengan jelas.

bunga bangkai kebun raya bogor bunga bangkai kebun raya bogor bunga bangkai kebun raya bogor bunga bangkai kebun raya bogor bunga bangkai kebun raya bogor bunga bangkai kebun raya bogor bunga bangkai kebun raya bogor

Bunga Bangkai merupakan tumbuhan yang melakukan fotosintesis sendiri, sedangkan Rafllesia merupakan endoparasit pada akar tumbuhan Tetrastigma. Tidak sebagaimana Bunga Bangkai, Rafflesia tidak memiliki akar, batang, daun, dan umbi, sehingga baru ketahuan ketika bunganya mekar. Bunga Bangkai juga mudah dikembangbiakkan dari biji dan umbi, sedangkan Rafflesia sulit karena harus bersama inangnya.

Lokasi Bunga Bangkai Kebun Raya Bogor berada di Jl. Paledang No. 35 Bogor. Telp: (0251) 332775. Jam Buka : 08.00 - 17.00. Harga tiket masuk : sudah termasuk tiket ke Museum Zoologi Rp.15.000, Wisman Rp.26.000, Mobil Rp. 30.000, Motor Rp. 5.000, Sepeda Rp.5.000. Hotel di Bogor, Hotel di Bogor Kota, Peta Wisata Bogor, Tempat Wisata di Bogor.


Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.

, seorang pejalan musiman dan penyuka sejarah. Penduduk Jakarta yang sedang tinggal di Cikarang Utara. Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! Februari 26, 2021.