Museum Puri Lukisan Ubud Gianyar sudah lama saya kunjungi. Museum seni tertua di Bali ini ada di Ubud, Gianyar, dengan koleksi terbaik lukisan Bali modern tradisional serta ukiran kayu. Koleksi Museum Puri Lukisan disebut mewakili gaya seni yang ada di Bali termasuk Sanur, Batuan, Ubud, pelukis muda Bali dan sekolah Keliki.
Ketika kami sampai di Museum Puri Lukisan, halaman depannya ternyata sedang padat dengan kendaraan serta ada truk besar yang tengah membongkar sejumlah peralatan untuk panggung. Rupanya sedang ada persiapan untuk menyelenggarakan sebuah acara besar di tempat ini.
Koleksi Museum Puri Lukisan dimulai dari karya lukis dan ukir dari jaman pra-kemerdekaan, yaitu antara periode tahun 1930 - 1945, dan juga koleksi benda seni setelah jaman kemerdekaan dari 1945 sampai sekarang ini. Sebuah rentang yang cukup panjang, sehingga koleksi museum ini pun bervariasi.
Sepasang wisatawan asing tampak baru saja keluar dari gedung Museum Puri Lukisan, sementara seorang turis asing wanita tengah duduk di undakan, beristirahat sejenak setelah berkeliling museum.
Taman di depan bangunan museum terlihat cukup asri dengan kolam berbunga dan sebuah patung berbalut kain tradisioanl Bali di pinggirannya. Peletakan batu pertama pembangunan museum dilakukan pada 31 Januari 1954 oleh Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo, dan peresmiannya dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Yamin pada 1956.
Museum Puri Lukisan memiliki tiga buah bangunan utama, yaitu Pitamaha Gallery di sebelah utara menyimpan lukisan tradisional modern Bali dari jaman sebelum kemerdekaan (1930–1945) serta koleksi I Gusti Nyoman Lempad. Ida Bagus Made Gallery di sebelah barat menyimpan koleksi Ida Bagus Made, serta Wayang Gallery di sebelah timur yang menyimpan koleksi lukisan Wayang serta digunakan untuk pameran temporer.
Ruang pamer Museum Puri Lukisan terlihat anggun dan dirawat baik dengan pengaturan koleksi serta pencahayaan yang bagus. Lukisan dipajang di sepanjang dinding, dan berbagai ukiran patung di pajang di depannya.
Diantara koleksi museum adalah karya Ida Bagus Nyana (1912–1985), seorang pematung kayu impresionistik dan penari yang sangat berbakat. Patung Dewi Pertiwi dengan kaki laba-laba dan ular yang melingkar seperti wujud sebuah mimpi dan surealistik.
Seniman hebat lainnya yang karya-karyanya disimpan di Museum Puri Lukisan adalah Ida Bagus Gelgel (1900-1937) yang dibesarkan di Kamasan. Pada 1937 lukisannya memenangkan medali perak di Pameran Seni Kolonial Internasional di Paris.
Saat itu ada anak-anak sekolah dengan pakaian tradisional Bali tengah melakukan sebuah kegiatan bersama di halaman dalam Museum Puri Lukisan. Sebuah hal yang baik untuk mengenalkan seni dan budaya kepada anak-anak sejak dini.
Karya I Gusti Nyoman Lempad (1862-1978) juga dikoleksi oleh museum ini. Lempad dianggap sebagai guru sejati dan "Renaissance Man", seorang tokoh yang dihormati di Bali maupun di kalangan artis dunia. Selain lukisan, Lempad juga memiliki bakat kuat dalam seni patung dan arsitektur. Koleksi berharga lainnya di Museum Puri Lukisan adalah karya Anak Agung Gde Sobrat (1919–1992) dan I Gusti Made Deblog (1910–1978).
Museum Puri Lukisan juga menyelenggarakan berbagai kelas belajar, seperti belajar gamelan 1 jam Rp 125.000, melukis 1 hari Rp 450.000, suling 1 jam Rp 125.000, melukis klasik 1 hari Rp 450.000, lukis topeng 3 jam Rp 300.000, melukis batik 1 hari Rp 450.000), membuat wayang 1 hari Rp 500.000, membuat ukiran kayu sehari Rp 450.000, dan belajar menari 1 jam Rp 125.000.
Ketika kami sampai di Museum Puri Lukisan, halaman depannya ternyata sedang padat dengan kendaraan serta ada truk besar yang tengah membongkar sejumlah peralatan untuk panggung. Rupanya sedang ada persiapan untuk menyelenggarakan sebuah acara besar di tempat ini.
Koleksi Museum Puri Lukisan dimulai dari karya lukis dan ukir dari jaman pra-kemerdekaan, yaitu antara periode tahun 1930 - 1945, dan juga koleksi benda seni setelah jaman kemerdekaan dari 1945 sampai sekarang ini. Sebuah rentang yang cukup panjang, sehingga koleksi museum ini pun bervariasi.
Sepasang wisatawan asing tampak baru saja keluar dari gedung Museum Puri Lukisan, sementara seorang turis asing wanita tengah duduk di undakan, beristirahat sejenak setelah berkeliling museum.
Taman di depan bangunan museum terlihat cukup asri dengan kolam berbunga dan sebuah patung berbalut kain tradisioanl Bali di pinggirannya. Peletakan batu pertama pembangunan museum dilakukan pada 31 Januari 1954 oleh Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo, dan peresmiannya dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Yamin pada 1956.
Museum Puri Lukisan memiliki tiga buah bangunan utama, yaitu Pitamaha Gallery di sebelah utara menyimpan lukisan tradisional modern Bali dari jaman sebelum kemerdekaan (1930–1945) serta koleksi I Gusti Nyoman Lempad. Ida Bagus Made Gallery di sebelah barat menyimpan koleksi Ida Bagus Made, serta Wayang Gallery di sebelah timur yang menyimpan koleksi lukisan Wayang serta digunakan untuk pameran temporer.
Ruang pamer Museum Puri Lukisan terlihat anggun dan dirawat baik dengan pengaturan koleksi serta pencahayaan yang bagus. Lukisan dipajang di sepanjang dinding, dan berbagai ukiran patung di pajang di depannya.
Diantara koleksi museum adalah karya Ida Bagus Nyana (1912–1985), seorang pematung kayu impresionistik dan penari yang sangat berbakat. Patung Dewi Pertiwi dengan kaki laba-laba dan ular yang melingkar seperti wujud sebuah mimpi dan surealistik.
Seniman hebat lainnya yang karya-karyanya disimpan di Museum Puri Lukisan adalah Ida Bagus Gelgel (1900-1937) yang dibesarkan di Kamasan. Pada 1937 lukisannya memenangkan medali perak di Pameran Seni Kolonial Internasional di Paris.
Saat itu ada anak-anak sekolah dengan pakaian tradisional Bali tengah melakukan sebuah kegiatan bersama di halaman dalam Museum Puri Lukisan. Sebuah hal yang baik untuk mengenalkan seni dan budaya kepada anak-anak sejak dini.
Karya I Gusti Nyoman Lempad (1862-1978) juga dikoleksi oleh museum ini. Lempad dianggap sebagai guru sejati dan "Renaissance Man", seorang tokoh yang dihormati di Bali maupun di kalangan artis dunia. Selain lukisan, Lempad juga memiliki bakat kuat dalam seni patung dan arsitektur. Koleksi berharga lainnya di Museum Puri Lukisan adalah karya Anak Agung Gde Sobrat (1919–1992) dan I Gusti Made Deblog (1910–1978).
Museum Puri Lukisan juga menyelenggarakan berbagai kelas belajar, seperti belajar gamelan 1 jam Rp 125.000, melukis 1 hari Rp 450.000, suling 1 jam Rp 125.000, melukis klasik 1 hari Rp 450.000, lukis topeng 3 jam Rp 300.000, melukis batik 1 hari Rp 450.000), membuat wayang 1 hari Rp 500.000, membuat ukiran kayu sehari Rp 450.000, dan belajar menari 1 jam Rp 125.000.
Museum Puri Lukisan
Alamat : Jalan Raya Ubud, Gianyar, Bali. Lokasi GPS : -8.50558, 115.26028, Waze. Jam Buka : 09.00 - 18.00 setiap hari tanpa libur. Restaurant dan cafe buka dari 10.00 sampai 21.00. Hotel di Ubud, Hotel di Gianyar, Hotel di Bali, Tempat Wisata di Gianyar, Peta Wisata Gianyar, Tempat Wisata di Bali.Sponsored Link
Sponsored Link
Sponsored Link
Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.