Bali, Gianyar, Gua

Goa Gajah Gianyar Bali

Langit mulai gelap ketika kami tiba di Goa Gajah Gianyar, sebuah peninggalan sejarah Hindu dan Buddha sangat menarik yang berada di Desa Bedulu, Blahbatuh, Gianyar, Bali. Halaman parkir Goa Gajah cukup luas, yang ditepinya terdapat warung-warung makanan dan minuman.

Akses ke Goa Gajah berada di ujung kanan tempat parkir, melewati kios-kios yang menjual bermacam cindera mata. Area Goa Gajah telah terlihat ketika menuruni beberapa puluh anak tangga untuk sampai di sebuah dataran luas dimana terdapat petirtaan, pelinggih dan Goa Gajah yang berada di ujung sebelah kiri. Sepasang pengunjung tengah melihat-lihat sebuah tas di salah satu toko cindera mata di samping tembok bertuliskan "Welcome to Goa Gajah", yang berada tepat disebelah tempat parkir kendaraan. Ketika saya lewat, para penjual di kios-kios cindera mata itu mulai sibuk bersiap-siap menyimpan dagangannya lantaran langit semakin gelap, dan hujan sebentar lagi akan turun. Bali memang masih sering diguyur hujan ketika saya berkunjung.

Tak lama kemudian saya melihat deretan batu-batu reruntuhan candi Goa Gajah yang diletakkan dalam dua atau lebih tumpukan. Jika pun rekonstruksi candi tidak bisa dilakukan, maka membangun candi baru bisa menjadi pilihan, baik dengan merujuk bentuk candi pada masa lalu atau pun dengan menggunakan arsitektur candi masa kini.

goa gajah gianyar bali

Beberapa pengunjung tengah berada di tepi bilik kiri petirtaan kuno Goa Gajah yang berukuran 12 x 23 M2. Di bilik kiri yang berada di sebelah Utara terdapat tiga buah arca widyadara-widyadari dengan guci di tangan mengalirkan air suci yang jernih (satu patung tidak terlihat pada foto).

Di bilik tengah tidak ada patung, namun ada lapik arca dengan sepasang payung Bali berwarna kuning dan putih, dan di bilik kanan terdapat tiga buah arca widyadara-widyadari.

Petirtaan ini sempat tertimbun tanah, dan baru digali pada 1954, saat Kriygsman menjabat sebagai kepala kantor Purbakala di Bali. Arca-arca itu berdiri di atas lapik padma atau bunga teratai, yang merupakan perlambang alam semesta stana Hyang Widhi Wasa.

goa gajah gianyar bali

Saat itu ada sejumlah turis tengah berpose pada gerbang masuk Goa Gajah, di bawah ukiran Kala berukuran sangat besar dengan bola mata melirik tajam ke arah kanan. Taring Kala di sebelah kanan telah rompal tanpa sisa, sedangkan taring sebelah kiri hanya rompal pada bagian ujung. Tepat di bawah rahang atas Kala, ditanam sebuah besi melintang sebagai penyangga, yang tampaknya terpaksa dilakukan agar tidak runtuh jika gempa kembali mengguncang.

Di depan gua juga terdapat patung sepasang raksasa, yang salah satunya masih cukup utuh meskipun gada di tangan kanan hanya tersisa pegangannya saja, sedang patung raksasa yang satunya hanya menyisakan bagian leher ke bawah, dengan kedua tangan tidak utuh.

Sebuah patung Ganesha ada di dalam ceruk pada bilik Goa Gajah di ujung Barat lorong goa yang berbentuk seperti huruf T. Goa Gajah memiliki lebar 2,75 m, tinggi 2 m, dan tidak begitu panjang namun pencahayaan di dalam gua sangat minim sehingga sulit untuk mengambil foto karena tidak membawa tripod. Ganesha adalah putra Siwa, yang dipuja sebagai Dewa Wighna agar manusia kuat dalam menghadapi hambatan dan tantangan hidup, dan dipuja sebagai Dewa Winayaka untuk mengembangkan kebijaksanaan dalam kehidupan.

Tiga buah lingga berjejer di ujung timur lorong gua, terbuat dari batu hitam mengkilap, yang merupakan simbol Sang Hyang Tri Purusa atau Siwa, dengan ornamen melingkar yang baru saya lihat di tempat ini. Ketiga Lingga ini merupakan peninggalan Hindu Siwa Pasupata. Dalam ritual pemujaan, Lingga disiram dengan air suci atau air susu. Air mengalir pada yoni di bawahnya, keluar lewat saluran pada Yoni dan ditampung dengan bokor untuk kemudian dipercikkan pada sawah dan ladang agar mendapat berkah kesuburan.

Di setiap ceruk Goa Gajah yang digunakan untuk bersemedi terdapat persembahan. Kesemua ceruk itu jumlahnya ada 15 buah.

Keluar dari dalam gua saya menjumpai sebuah lembah cukup dalam yang berada di sebelah kiri lubang masuk Goa Gajah. Untuk sampai ke dasar lembah saya menuruni undakan cukup banyak, dan sesampainya di dasar lembah ada lagi undakan ke perbukitan di sisi lain.

goa gajah gianyar bali

Reruntuhan arca Buddha berukuran raksasa terdapat di dasar lembah Goa Gajah, yang di sampingnya mengalir sebuah air terjun yang jatuh dari sebuah sungai bawah tanah. Sayang saya tidak bisa turun ke bawah dan berlama-lama berada di sini, karena gerimis yang rapat mulai turun.

Suasana sebelum meninggalkan kompleks Goa Gajah ketika hujan mulai mengguyur sempat saya foto. Goa gajah tampak berada di ujung dataran, diapit dengan beberapa pelinggih, serta petirtaan yang luas di bagian depannya.

Nama Goa Gajah disebut dalam tulisan pada lontar bernama Desawarnana yang kemudian diberi judul Nagarakretagama, ditulis tahun 1365 oleh Mpu Prapanca, yang merupakan perpaduan antara sejarah dan sastra. Situs ini ditambahkan ke dalam UNESCO World Heritage Tentative List pada Oktober 19, 1995, dalam kategori Budaya.


Goa Gajah Gianyar

Alamat : Desa Bedulu, Blahbatuh, Gianyar, Bali. Lokasi GPS : -8.55223, 115.46793, Waze. Hotel di Ubud, Hotel di Gianyar, Hotel di Bali, Tempat Wisata di Gianyar, Peta Wisata Gianyar, Tempat Wisata di Bali.


Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.

, seorang pejalan musiman dan penyuka sejarah. Penduduk Jakarta yang sedang tinggal di Cikarang Utara. Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! September 07, 2020.