Jawa Tengah, Kebumen, Waduk

Waduk Wadaslintang Kebumen

Waduk Wadaslintang Kebumen menggenangi dua wilayah kabupaten, yaitu Kebumen dan Wonosobo. Namun nama waduk diambil dari nama Kecamatan Wadaslintang di Wonosobo, mungkin karena desa yang terendam sebagian besar ada di Wadaslintang. Sebagian lagi, 2.626 ha, ada di Kecamatan Padureso (sebelumnya masuk Prembun), Kebumen.

Dari Kebumen saya melewati Bendung Bedegolan dan Bendung Pejengkolan. Bendungan Wadaslintang sendiri berada di Kebumen. Yang disebut Bendungan Wadaslintang adalah beton kuat yang menahan air sungai sehingga membentuk genangan air yang bernama Waduk Wadaslintang.

Sungai utama yang dibendung adalah Sungai Bedegolan (Kali Medono) dengan sedikitnya 18 anak sungai, yaitu Kali Bersole, Kali Jalatunda, Kali Banger, Kali Dampit, Kali Pelunjaran, Kali Kajoran, Kali Goblok Kali Tracap, Kali Sambenghul, Kali Pringtali, Kali Jambeng, Kali Mejing, Kali Gedangan, Kali Manggur, Kali Sadang, Kali Sambenghilir, dan Kali Pingit

waduk wadaslintang kebumen

Lereng panjang tinggi struktur Bendungan Wadaslintang yang berada di sisi kiri luar Waduk Wadaslintang Kebumen. Fotonya diambil dari jalan yang berada di atas bendungan. Pemandangan ini saya dapatkan setelah membayar tiket masuk Rp.4.000 di pos jaga dan mengambil jalan pada arah lurus ke depan.

Tengara yang berbunyi "Bendungan Wadaslintang" tampak di ujung sana. Kata bendungan merujuk pada struktur dinding beton yang membendung aliran air sungai, sedangkan kata waduk mencakup keseluruhan wilayah yang tergenaning air termasuk keberadaan bendungan yang ada di dalamnya.


Di depan tengara bendungan itu adalah saluran buangan waduk yang sebelumnya telah saya lihat dari pinggir jalan yang ada di daerah Gunung Rayang Kebumen. Dari jalan di atas bendungan Waduk Wadaslintang Kebumen ini gunung itu terlihat sangat jelas, dan jalan sempit meliuk menanjak di sana juga bisa saya lihat dengan menggunakan lensa tele.

Panjang puncak bendungan Wadaslintang adalah 650 meter, dengan jalan selebar 10 meter, cukup lega. Waduk Wadaslintang Kebumen adalah waduk serbaguna, yang selain sebagai pemasok utama kebutuhan air irigasi untuk kawasan seluas 32.064 ha juga sebagai PLTA yang menghasilkan listrik 16,8 MW. Kegunaan lainnya adalah untuk budidaya perikanan dan wisata.

>waduk wadaslintang kebumen

Dengan mengenakan sepatu boot warna kuning dan jaket lengan panjang bertutup kepala, seorang pria tampak sendirian berdiri menunggu umpan pancingnya disambar ikan.

Pemandangan indah pada awal Sungai Bedegolan yang airnya keluar dari Waduk Wadaslintang Kebumen, juga bisa dilihat dengan jelas dari jalan di atas bendungan. Dengan menggunakan lensa tele 200 mm, air sungainya terlihat jernih, sebagian berwarna kehijauan karena lumut dengan beberapa serakan batu kecoklatan di tepiannya yang menambah keindahannya.

Di Waduk Wadaslintang Kebumen terdapat deretan karamba tempat budidaya perikanan dan gubuk di tengah waduk . Deret karamba ini tampak tersebar di sejumlah titik. Namun saat itu tak terlihat ada aktivitas di sana. Jam pemberian makan ikan mestinya telah lewat karena waktu itu sudah hampir tengah hari, dan musim panen ikan mungkin belum lagi tiba.

Jika saja bisa naik perahu di Waduk Wadaslintang bertepatan dengan jam pemberian makan ikan, maka akan sangat menarik melihat puluhan hingga ratusan ikan berloncatan memperrbutkan makanan yang disebar oleh penjaga karamba. Tak jelas bagaimana orang bisa memastikan bahwa semua ikan telah makan dengan cukup dan tak ada satu pun yang kelaparan.

Waduk Wadaslintang Kebumen dibangun mulai tahun 1982 dan baru selesai dibuat serta diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1988. Ada lahan sabuk hijau seluas 300 ha yang mengelilingi Waduk Wadaslintang antara ketinggian +190 m sampai +200 m untuk melindungi bendungan, waduk, PLTA dan bangunan pelengkap lainnya.

Pemandangan Sungai Bedegolan di sekitar kaki bendungan merupakan salah satu tempat dengan pemandangan yang sangat menarik di Waduk Wadaslintang Kebumen. Kombinasi air yang berwarna kehijauan dengan serakan batu berwarna coklat kemerahan itu memberi kontras indah yang enak dilihat. Adanya Gunung Rayang yang khas juga memberi panorama indah.

Pemandangan menarik lainnya di pinggir Waduk Wadaslintang Kebumen adalah banyaknya orang yang tengah memancing ikan. Ada puluhan orang saat itu tengah asik menunggu dan mengawasi gerak tali pancingnya. Beberapa terlihat duduk berkelompok berlindung di bawah payung dari sengat matahari, namun ada pula yang berdiri memancing di tepi waduk sendirian saja.

Ada bermacam alasan mengapa orang gemar memancing ikan, entah di waduk, di sungai, atau pun di laut. Sebagian memang untuk menambah lauk di meja makan keluarga, sebagian lagi melakukannya hanya sekadar untuk melampiaskan hobi dan kesenangan ketika mendapat ikan, dan sebagian lagi untuk melatih kesabaran.

Beruntung saya berkunjung di akhir museum kemarau sehingga air sungai dari waduk masih jernih dan elok dipandang. Warna coklat kemerahan pada batu yang indah, menurut seorang warga, adalah karena selama bertahun-tahun terkena banjir dari air Waduk Wadaslintang yang mengandung bahan kimia yang berasal dari pakan ikan di karamba-karamba.

Saya berhenti di beberapa titik dengan perhentian terakhir di ujung bendungan dimana terdapat saluran buangan. Ketika meninggalkan Waduk Wadaslintang Kebumen ini saya melihat bangungan menyendiri di puncak bukit, dan mendapat informasi bahwa itu adalah Gardu Pandang Waduk Wadaslintang yang diakses dari sebelah kantor polisi dekat gerbang pertama.


Waduk Wadaslintang Kebumen

Alamat : Desa Sumberejo, Kecamatan Padureso, Kebumen, dan Kecamatan Wadaslintang, Wonosobo, Jawa Tengah. Lokasi GPS: -7.61016, 109.78297, Waze. Harga tiket masuk : Rp 4.000 per orang, mobil Rp 2.000. Hotel, Tempat Wisata, Peta, Transportasi.


Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.

, seorang pejalan musiman dan penyuka sejarah. Penduduk Jakarta yang sedang tinggal di Cikarang Utara. Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! Desember 30, 2019.