Masjid Agung Gresik adalah tempat pertama yang saya kunjungi setiba di Kota Gresik, setelah sebelumnya dijemput di stasiun KA Gubeng Surabaya. Adalah Apey Idris yang menolong memesankan mobil yang saya pakai hari itu. Begitu meninggalkan Stasiun Gubeng, saya menyalakan GPS Navigasi dengan kabel tenaga ke lubang pemantik rokok mobil.
Setelah koordinat satelitnya valid, data GPS Masjid Agung Gresik yang saya dapat dari Wikimapia.org dimasukkan ke dalam piranti GPS. Selanjutnya kami ikuti tampilan grafis pada layar GPS Navigasi serta instruksi suara dalam bahasa Indonesia. Pengalaman kemudian menunjukkan bahwa kita tak bisa bergantung total GPS Navigasi.
Kami sempat sarapan di Soto Gubeng di Jl. Kusuma Bangsa, sebelum mengarah ke Jalan Tol Surabaya - Gresik. Setelah beberapa lama di jalan tol, meskipun GPS menyarankan agar terus namun supir keluar di Romokalisari yang padat lalu lintasnya. Sesudah 27 km, sampailah kami di Masjid Agung Gresik. Mobil masuk di halaman belakang dan parkir di sana.
Tampak samping Masjid Agung Gresik dengan bangunan dasar berbentuk kotak segi empat dan atap nyaris berbentuk piramid atau limasan, gaya bangunan khas dari Jawa. Bagian bawah menara Masjid Agung Gresik juga berbentuk kotak menyempit ke atas lalu mekar sedikit dan mengerucut lagi dan berakhir dengan logam penjinak petir.
Dinding luar di setiap sisi memiliki tiga lubang masuk yang lebar dan tinggi serta berbentuk kuncup di bagian atasnya. Lubang-lubang masuk ke dalam ruang utama Masjid Agung Gresik itu dihiasi dengan ornamen kaca konsentrik berwarna kuning, hijau dan biru. Tempat wudhlu ada di sisi sebelah kiri masjid, melewati pojokan.
Bagian mihrab Masjid Agung Gresik dengan kaligrafi tunggal di bagian tengah dalam huruf dan bahasa Arab yang berbunyi "Allahu Akbar". Mungkin ini cara yang lebih baik, ketimbang memajang kaligrafi "Allah" di dinding sebelah kiri, dan kaligrafi "Muhammad" di sebelah kanan, karena kepada Allah kita menyembah, dan Muhammad utusannya.
Kaca-kaca warna konsentrik menghias dinding Masjid Agung Gresik yang akan tampak elok jika dilihat dari dalam. Pada separuh bagian atas pilar-pilar masjid terdapat ornamen kayu berlubang dengan bentuk menyudut dan tulisan kaligrafi dalam bahasa Arab di bagian tengahnya. Kayu jati ukir cukup menonjol pada arsitektur masjid ini.
Di bagian tengah ruang utama Masjid Agung Gresik terdapat kotak-kotak lampu utama terbuat dari kayu. Susunan lampu di dalam kotak-kotak kayu itu seluruhnya berjumlah enam belas, digantung di lelangit bagian tengah masjid. Bentuk lampu seperti ini cocok untuk atap masjid yang tidak menggunakan kubah, suatu hal bagus ketimbang meniru arsitektur masjid dari luar negri.
Deretan pintu-pintu kayu jati tebal Masjid Agung Gresik terlihat indah dengan kaligrafi "Allahu Akbar" pada kaca yang tepinya berupa bintang bersudut delapan. Lantai masjid terlihat mengkilap dan bersih. Bedug masjid berukuran sedang dengan kaligrafi di bagian tengah kayunya diletakkan di salah satu sudut Masjid Agung Gresik.
Pintu-pintu masjid yang terlihat kokoh dengan ornamen elok. Adalah Laksamana Cheng Ho, seorang muslim Tionghoa, yang konon memperkenalkan bedug ketika armadanya singgah di Jawa. Pada jaman Orde baru, ketika kaum Islam modernis berkuasa, bedug pernah dikeluarkan dari surau dan masjid, digantikan pengeras suara. Namun warga NU menolak, sehingga banyak masjid mempertahankan bedug sampai sekarang.
Bangunan Masjid Agung Gresik terbilang masih belum lama, diresmikan pada 27 Februari 2004 oleh Bupati Gresik yang sedang menjabat waktu itu. Menara masjid cukup tinggi, dengan bentuk yang tak begitu lazim, namun sesuai dengan bangunan utama masjid. Jika saja ada lift yang melayani pengunjung untuk ke dek pandang tentu akan sangat menarik.
Setelah koordinat satelitnya valid, data GPS Masjid Agung Gresik yang saya dapat dari Wikimapia.org dimasukkan ke dalam piranti GPS. Selanjutnya kami ikuti tampilan grafis pada layar GPS Navigasi serta instruksi suara dalam bahasa Indonesia. Pengalaman kemudian menunjukkan bahwa kita tak bisa bergantung total GPS Navigasi.
Kami sempat sarapan di Soto Gubeng di Jl. Kusuma Bangsa, sebelum mengarah ke Jalan Tol Surabaya - Gresik. Setelah beberapa lama di jalan tol, meskipun GPS menyarankan agar terus namun supir keluar di Romokalisari yang padat lalu lintasnya. Sesudah 27 km, sampailah kami di Masjid Agung Gresik. Mobil masuk di halaman belakang dan parkir di sana.
Tampak samping Masjid Agung Gresik dengan bangunan dasar berbentuk kotak segi empat dan atap nyaris berbentuk piramid atau limasan, gaya bangunan khas dari Jawa. Bagian bawah menara Masjid Agung Gresik juga berbentuk kotak menyempit ke atas lalu mekar sedikit dan mengerucut lagi dan berakhir dengan logam penjinak petir.
Dinding luar di setiap sisi memiliki tiga lubang masuk yang lebar dan tinggi serta berbentuk kuncup di bagian atasnya. Lubang-lubang masuk ke dalam ruang utama Masjid Agung Gresik itu dihiasi dengan ornamen kaca konsentrik berwarna kuning, hijau dan biru. Tempat wudhlu ada di sisi sebelah kiri masjid, melewati pojokan.
Bagian mihrab Masjid Agung Gresik dengan kaligrafi tunggal di bagian tengah dalam huruf dan bahasa Arab yang berbunyi "Allahu Akbar". Mungkin ini cara yang lebih baik, ketimbang memajang kaligrafi "Allah" di dinding sebelah kiri, dan kaligrafi "Muhammad" di sebelah kanan, karena kepada Allah kita menyembah, dan Muhammad utusannya.
Kaca-kaca warna konsentrik menghias dinding Masjid Agung Gresik yang akan tampak elok jika dilihat dari dalam. Pada separuh bagian atas pilar-pilar masjid terdapat ornamen kayu berlubang dengan bentuk menyudut dan tulisan kaligrafi dalam bahasa Arab di bagian tengahnya. Kayu jati ukir cukup menonjol pada arsitektur masjid ini.
Di bagian tengah ruang utama Masjid Agung Gresik terdapat kotak-kotak lampu utama terbuat dari kayu. Susunan lampu di dalam kotak-kotak kayu itu seluruhnya berjumlah enam belas, digantung di lelangit bagian tengah masjid. Bentuk lampu seperti ini cocok untuk atap masjid yang tidak menggunakan kubah, suatu hal bagus ketimbang meniru arsitektur masjid dari luar negri.
Deretan pintu-pintu kayu jati tebal Masjid Agung Gresik terlihat indah dengan kaligrafi "Allahu Akbar" pada kaca yang tepinya berupa bintang bersudut delapan. Lantai masjid terlihat mengkilap dan bersih. Bedug masjid berukuran sedang dengan kaligrafi di bagian tengah kayunya diletakkan di salah satu sudut Masjid Agung Gresik.
Pintu-pintu masjid yang terlihat kokoh dengan ornamen elok. Adalah Laksamana Cheng Ho, seorang muslim Tionghoa, yang konon memperkenalkan bedug ketika armadanya singgah di Jawa. Pada jaman Orde baru, ketika kaum Islam modernis berkuasa, bedug pernah dikeluarkan dari surau dan masjid, digantikan pengeras suara. Namun warga NU menolak, sehingga banyak masjid mempertahankan bedug sampai sekarang.
Bangunan Masjid Agung Gresik terbilang masih belum lama, diresmikan pada 27 Februari 2004 oleh Bupati Gresik yang sedang menjabat waktu itu. Menara masjid cukup tinggi, dengan bentuk yang tak begitu lazim, namun sesuai dengan bangunan utama masjid. Jika saja ada lift yang melayani pengunjung untuk ke dek pandang tentu akan sangat menarik.
Masjid Agung Gresik
Alamat : Jl Dr Wahidin Sudirohusodo, Gresik, Jawa Timur. Lokasi GPS : -7.166074, 112.61368, Waze. Rujukan : Hotel di Gresik, Peta Wisata Gresik, Tempat Wisata di Gresik.Sponsored Link
Sponsored Link
Sponsored Link
Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.