Cheng Ho, Jawa Timur, Masjid, Surabaya

Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya

Adalah sebuah makan malam singkat di Soto Pak Sadi di wilayah Ambengan Surabaya, yang membawa saya berkunjung ke Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya. Semula saya pikir akan menjadi malam yang membosankan saat melihat jam telah menunjukkan angka 6.30, dan saya merasa agak lelah untuk memotret.

Sebuah tempat menawarkan jasa sewa mobil minimum 4 jam, terlalu lama untuk nafsu memotret yang rendah, dan harga sewanya pun sedikit mahal. Percakapan singkat dengan resepsionis hotel merubah malam itu menjadi sedikit lebih berwarna. Resepsionis itu berkata bahwa Jembatan Suramadu, tujuan utama saat itu, berjarak hanya beberapa menit dari hotel, dan ia membantu menemukan sewa mobil 3 jam dengan harga yang baik. Beberapa menit kemudian saya sudah berada di jalanan Surabaya, ditemani supir mobil sewaan.

Dari beberapa tempat yang rekomendasi teman, saya memutuskan untuk makan malam singkat di Soto Pak Sadi, di daerah Ambengan, yang rasanya seenak cabangnya yang di daerah Santa, Jakarta. Saat itulah supir menyebut nama Masjid Muhammad Cheng Ho yang lokasinya ternyata cukup dekat dengan Soto Pak Sadi.

Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya

Tengara nama Masjid Muhammad Cheng Ho di atas lorong masuk ditulis dalam huruf Latin dan Tionghoa. Di atasnya ada huruf Arab dalam bentuk kaligrafi yang berbunyi "Allah" dan "Muhammad". Adalah adanya dua buah hiasan kaligrafi dalam huruf arab pada kedua sisi dinding luar yang membedakan Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya dengan sebuah kelenteng, yang dicirikan dengan bentuk dan warna bangunan yang khas.

Masjid Muhammad Cheng Ho dibangun sebagai perwujudan mimpi komunitas Tionghoa Muslim Surabaya untuk memiliki tempat yang cukup baik untuk melakukan kegiatan ibadah. Rancangan arsitektur masjid ini dibuat oleh Azis Johan, seorang insinyur asal Bojonegoro. Masjid Muhammad Cheng Ho memakai nama seorang laksamana terkenal yang melakukan pelayaran legendaris ke kawasan Asia Tenggara, Asia Selatan dan Afrika Timur dari tahun 1405 sampai 1433.

Bagian utama Masjid Muhammad Cheng Ho yang berukuran 9 x 11 meter ini memiliki nilai simbolis. Angka 9 melambangkan Wali Songo, 9 ulama Islam pada masa Kerajaan Demak yang sangat dihormati karena peranannya yang sangat besar dalam menyebarkan ajaran Islam di Indonesia, khususnya Jawa. Sedangkan angka 11 melambangkan ukuran Ka'bah ketika pertama kali dibuat.

Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya

Bagian mihrab Masjid Muhammad Cheng Ho dengan huruf Allah dalam aksara Arab menempel pada dinding ruang imam. Masjid yang luasnya 231 m2 ini dibangun di kompleks PITI (Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, dulu Pembina Iman Tauhid Islam), dengan memakai rancangan arsitektur Masjid Niu Jie di Beijing yang dibangun pada tahun 996 sebagai acuan.

Cheng Ho (Zheng He), yang nama aslinya Ma Sanbao atau Mahe dan nama Islamnya Haji Mahmud Shams (1371–1435), adalah seorang diplomat Tiongkok yang masyhur dan seorang Laksamana armada kapal laut kuat di jaman Kekaisaran Dinasti Ming. Ma Sanbao berasal dari Suku Hui yang agama Islam-nya bernafas Konfusianis, membedakannya dengan suku Uygur yang beragama Islam namun bernafas Asia Tengah.

Bentuk segi delapan yang mengelilingi lampu-lampu kristal pada bagian tengah Masjid Muhammad Cheng Ho, tempat dimana kubah masjid biasanya berada, melambangkan filosofi Pat Kwa, yang merupakan simbol keberuntungan dan kejayaan. Pada setiap bidangnya ada ornamen melingkar yang di pusatnya terdapat huruf berbunyi Allah dan Muhammad.

Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya

Sebuah relief pada dinding menggambarkan kapal Laksamana Cheng Ho yang terletak di sayap kanan Masjid Muhammad Cheng Ho. Relief ini merupakan karya Abadaeng, seorang seniman setempat yang lahir di Sulawesi. Lokasi masjid yang tak terlalu besar namun cantik ini letaknya berada di seberang gedung sebuah rumah sakit swasta di Surabaya.

Armada kapal Laksamana Cheng HO mengunjungi kepulauan Indonesia sedikitnya lima kali, dan meninggalkan jejak seperti genta "Cakra Donya" di Kesultanan Aceh, sebuah piring dengan tulisan Ayat Kursi yang disimpan di Kesultanan Cirebon, dan banyak lagi yang lain. Sekitar 11.000 anak buah Cheng Ho meninggal atau tertinggal dan kemudian bermukim di sejumlah tempat seperti di Malaka, Sumatera, dan Jawa.

Bentuk pada dinding masjid bisa disebut menyerupai bentuk yang ada di gereja, dan menurut penunggu masjid kemiripan itu melambangkan nilai keharmonisan lintas agama. Pembangunan ini dimulai pada 15 Oktober 2001 dan hanya membutuhkan enam bulan untuk menyelesaikannya, namun peresmiannya baru dilakukan pada 13 Oktober 2002.

Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya

Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya

Alamat : Jl. Gading, Surabaya, di belakang kompleks Makam Pahlawan Kusuma Bangsa, di seberang tempat rekreasi Taman Remaja Surabaya. Lokasi GPS : -7.252014, 112.7469094, Waze. Rujukan : Hotel di Surabaya, Tempat Wisata di Surabaya, Peta Wisata Surabaya.


Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.

, seorang pejalan musiman dan penyuka sejarah. Penduduk Jakarta yang sedang tinggal di Cikarang Utara. Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! Desember 14, 2020.