Cagar Alam, Jawa Tengah, Kebumen

Cagar Alam Geologi Karangsambung Kebumen

Cagar Alam Geologi Karangsambung Kebumen merupakan salah satu tempat yang paling belakangan saya kunjungi selama berkeliling di wilayah Kebumen beberapa waktu lalu. Selain areanya yang sangat luas jika ingin dikunjungi semua, mungkin juga karena hingga saat ini saya belum tertarik untuk mempelajari segala macam jenis batu.

Bagaimana pun ada kesan mendalam ketika pertama berkunjung ke Museum Geologi Bandung, yang membuat saya berkunjung lagi beberapa tahun kemudian. Jika di Bandung di dalam ruangan, maka Cagar Alam Geologi Karangsambung ini bagian terbesar koleksinya ada di alam. Area Cagar Alam Geologi Karangsambung Kebumen ini berada agak jauh di sebelah utara Kota Kebumen.

Jika sampai di UPT Balai Informasi Dan Konservasi Kebumian Karangsambung LIPI yang berada di Jl. Karangsambung Km 19, di Desa dan Kecamatan Karangsambung, maka jaraknya sekitar 20 km dari Tugu Lawet atau 18,7 km dari Alun-Alun Kebumen. Penelitian pertama di tempat ini dilakukan oleh Verbeek pada 1891, dan dipetakan secara geologi oleh Harlof pada 1933. Di Kali Brengkok ada batuan metamorf sekis mika berwarna abu-abu dan mengkilap putih berumur 121 juta tahun yang menjadi pembentuk dasar Pulau Jawa. Di seluruh Indonesia batu jenis ini hanya ditemukan di Karangsambung.

cagar alam geologi karangsambung kebumen

Prasasti peresmian Cagar Alam Geologi Karangsambung yang dilakukan di Cilacap pada 14 November 2006, bersamaan peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Uap berbahan batubara di Karang Kandri, Cilacap. Cagar alam Karangsambung yang luasnya 22.150 m2 ada di tiga kabupaten, yaitu Kebumen, Banjarnegara, dan Wonosobo. Terluas ada di Kebumen.

Di halaman tengah LIPI Karangsambung ini dipajang sejumlah contoh batuan yang diambil dari berbagai lokasi di wilayah Cagar Alam Geologi Karangsambung Kebumen. Bagi dosen pengajar, pajangan batu itu bisa menjada semacam quiz untuk dilemparkan ke mahasiswanya. Namun bagi awam, ada baiknya di setiap batu pajangan itu diberi penjelasan yang memadai.

Cagar Alam Geologi Karangsambung disebut oleh LIPI sebagai lantai samudera purba yang kaya fosil dan batuan alam dan menjadi bukti evolusi lempeng tektonik yang telah berlangsung sejak lebih dari 120 juta tahun lalu. Berbagai jenis batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf banyak ditemukan di wilayah ini.

Cagar Alam Geologi Karangsambung menjadi Kampus Lapangan Geologi sejak 1964, yang dirintis oleh Prof. Dr. Sukendar Asikin, Guru Besar Departemen Teknik Geologi ITB (beliau telah pensiun pada tahun 2003). Pada 1965 tercatat ada 22 orang mahasiswa dididik di Kampus Karangsambung, berasal dari ITB, UGM, PTPN Veteran dan Asisten Geologi Akademi Perminyakan Pertamina.

cagar alam geologi karangsambung kebumen

Sejumlah batuan aneka bentuk, ukuran dan warna disimpan di sebuah ruangan yang ada di sebelah Lab Pengolahan Batuan di dalam kompleks UPT Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Karangsambung. Lokasinya berada di sebelah kanan halaman tengah kompleks, dengan menuruni beberapa undakan, satu baris dengan warung atau ruang makanan.

Selain mereka yang memang mempelajari seluk beluk batuan, baik di bangku kuliah maupun sebagai hobi, apa dan dimana berbagai jenis batuan itu ditemukan tentu tak akan tahu. Belum lagi bagaimana pemanfaatannya dan seberap tinggi nilai komersial dan ilmiahnya. Keterangan nama dan penjelasan singkat di setiap pajangan batu itu oleh karenanya sangat penting untuk dibuat.

Kompleks LIPI Karangsambung ini terlihat sangat luas, dilengkapi 2 unit asrama mahasiswa, 1 unit asrama dosen ber-AC, 2 unit guest house, 3 unit barak ber-AC, yang semuanya ada akses internet gratis. Ada pula ruang kuliah, aula, perpustakaan, Museum Batuan, peralatan presentasi, peralatan praktek lapangan, Amphitheatre, dan Mushola. Sangat memadai untuk mendukung kegiatan belajar dan mengajar di ruangan maupun di lapangan.

Ada dokumentasi foto tentang Serpentinit yang berada di Desa Pucangan, Sadang Wetan, di tepi jalan Karangsambung - Sadang. Batuan ini tersusun dari mineral serpentin yang mengandung chrysotilr yang mengkristal membentuk serat tipis panjang. Batuan ini merupakan batuan ubahan (metamorf) dari batuan ultra basa seperti peridotit yang merupakan penyusun kerak samudera.

Dokumentasi foto di Museum Batuan LIPI Karangsambung memperlihatkan jenis batuan geologi yang disebut basalt terkekarkan. Lokasinya berada di Desa Gunungsari, Kecamatan Karanggayam. Batuan ini merupakan jenis batuan beku basa yang telah mengalami pengkekaran dengan kenampakan berlembar (sheeting joint), dikarenakan hilangnya proses pembebanan batuan di atasnya.

Batuan yang telah mengalami pengkekaran (rekahan) akan membuat batuan itu menjadi terpotong-potong dan jika diserta dengan proses pelapukan, maka dapat menimbulkan terjadinya runtuhan batu di beberapa tempat yang membentuk struktur seperti gua.

Akses ke lokasi museum Cagar Alam Geologi Karangsambung berada di ujung kanan kompleks LIPI Karangsambung dan lalu berbelok menuju ke kiri atau ke arah atas. Area LIPI Karangsambung ini kontur tanahnya memang miring atau bertingkat, dengan area yang ada di sebelah Utara lebih tinggi dari yang ada di sisi Selatan.

Berbeda dengan Sekolah Farmasi misalnya, yang sebagian besar waktu mahasiswanya digunakan di kelas dan laboratorium, atau mahasiswa Astronomi yang menghabiskan waktu diobservatorium dan pos peneropongan bintang, maka anak geologi memang harus sering terjun melihat dan mempelajari langsung berbagai jenis batuan di lapangan. Tempat seperti Cagar Alam Geologi Karangsambung Kebumen adalah seolah surga bagi mereka.


Cagar Alam Geologi Karangsambung Kebumen

Alamat : UPT Balai Informasi Dan Konservasi Kebumian Karangsambung LIPI, Jl. Karangsambung KM.19, Desa/Keca Karangsambung, Kebumen. Lokasi GPS : -7.54679, 109.67332, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Hotel di Kebumen, Tempat Wisata di Kebumen, Peta Wisata Kebumen.


Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.

, seorang pejalan musiman dan penyuka sejarah. Penduduk Jakarta yang sedang tinggal di Cikarang Utara. Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! September 30, 2019.