Makam Makam Achmad Jahja Goh Hartono Kostermans Bogor yang lebih dikenal sebagai Prof Kostermans berada di kompleks Kebun Raya Bogor, tepatnya di area Makam Belanda, sekitar 100 m dari Kantor Pos Kebun Raya Bogor, arah ke Utara. Ketika berkunjung pertama kali ke kompleks makam Belanda yang bisa dibilang terlantar itu, saya belum mengetahui siapa beliau ini.
Maklum bidang ilmunya tak banyak bersentuhan dengan ilmu yang saya pelajari di perguruan tinggi, meski pada tahun pertama kami mendapat pelajaran Biologi, yang di dalamnya ada pula ilmu Botani. Professor Henry Kostermans adalah pakar botani yang lahir di Purworejo pada 1 Juli 1906 sebagai orang Belanda, dan meninggal di Jakarta pada 10 Juli 1994 di usia 88 tahun sebagai warga negara Indonesia.
Ketika membuat tulisan tentang makam Belanda di Kebun Raya Bogor itulah kemudian saya membaca riwayat tentang kepakarannya, dan kenyataan bahwa ia memilih tinggal dan menjadi warga negara Indonesia. Meski ia bukan orang Belanda satu-satunya yang melakukan itu, oleh sebab telah jatuh cinta pada negeri ini dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Adalah memang kompleks kuburan Belanda di dalam Kebun Raya Bogor dimana jasad Prof Kostermans disemayamkan, sesuai keinginannya. Bisa dimaklumi jia ia ingin selalu berada di tengah kebun raya dengan ribuan tanaman yang mungkin ia tahu satu persatu namanya.
Hanya sayangnya lingkungan kubur dimana Makam Prof Kostermans berada jauh berbeda nasibnya dengan makam Belanda lainnya yang terawat sangat baik seperti Ereveld Menteng Pulo dan Ereveld Ancol. Kedua kubur Belanda itu memang perawatannya dibiayai oleh Kedutaan Besar Belanda, sedangkan yang di Bogor tidak.
Makam Prof Kostermans berbeda bentuknya dengan makam-makam lainnya yang ada di kompleks ini. Tak begitu jelas apa makna bentuk simpang tumpuk seperti itu, namun warnanya jelas menunjukkan warna bendera Kerajaan Belanda, Merah-Putih-Biru. Bagaimana pun ia tak bisa menghapus garis keturunan leluhurnya.
Secara visual, sayangnya, membuat kuburnya menjadi terlihat tak menarik, malah terkesan agak norak. Selain warnanya yang menabrak mata, pemakaian keramik juga merusak keantikan kompleks makam yang umurnya lebih tua ketimbang Kebun Raya Bogor.
Tulisan pada batu nisan Makam Prof Kostermans di Kebun Raya Bogor berbunyi "Requiescat in Pace, born Dutch in Purworejo on 1 July 1906 Andre Josef Guillaume Henry, died Indonesian in Jakarta on 10 July 1994 Achmad Jahja Goh Hartono KOSTERMANS, Botanist, Philanthropist".
Prof Dr. Andre Joseph Guillaume Henry Kostermans memiliki minat besar pada Lauraceae, beberapa suku Malvales (Bombacaceae dan Sterculiaceae), Dipterocarpaceae, serta Anacardiaceae. Ia dikenal sangat produktif dalam menerbitkan tulisan di berbagai media. Sebagian besar karyanya adalah mengenai flora Asia Tenggara. Ia berjasa dalam membesarkan nama Herbarium Bogoriensis.
Makam Prof Kostermans adalah satu-satunya makam saat itu dimana ada sisa-sisa bunga segar yang diletakkan di sana, pertanda kuburnya masih ada yang menziarahi. Meski memilih tetap lajang seumur hidupnya, namun beliau memiliki banyak anak asuh, seperti Prof. Dr. Mien Rifai (pakar mikologi) dan Dr. Soegeng Reksodihardjo (pakar botani).
Prof. Kostermans memperoleh gelar doktor dari Universitas Utrecht, Belanda, pada 20 Januari 1936 dengan penelitian berjudul Studies in South American Malpighiaceae, Lauraceae and Hernandiaceae, Especially of Surinam dibawah bimbingan Prof. August Adriaan Pulle.
Setelah menjadi warga negara Indonesua dan memeluk agama Islam, Prof Kostermans menggunakan nama Achmad Jahja Goh Hartono Kostermans. Untuk menghormatinya, satu nama marga dari suku Malvaceae diberi nama Kostermansia, juga beberapa spesies tumbuhan, seperti Cryptocarya kostermansiana (Lauraceae). Prof. Kostermans meninggal dunia di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, setelah sebelumnya sempat terkena serangan jantung.
Lokasi Makam Prof Kostermans berada di dalam kompleks Kebun Raya Bogor, Jl. Paledang No. 35, Bogor. Lokasi GPS : -6.599375, 106.794775, Waze. Hotel di Bogor, Hotel di Bogor Kota, Peta Wisata Bogor, Tempat Wisata di Bogor.
Maklum bidang ilmunya tak banyak bersentuhan dengan ilmu yang saya pelajari di perguruan tinggi, meski pada tahun pertama kami mendapat pelajaran Biologi, yang di dalamnya ada pula ilmu Botani. Professor Henry Kostermans adalah pakar botani yang lahir di Purworejo pada 1 Juli 1906 sebagai orang Belanda, dan meninggal di Jakarta pada 10 Juli 1994 di usia 88 tahun sebagai warga negara Indonesia.
Ketika membuat tulisan tentang makam Belanda di Kebun Raya Bogor itulah kemudian saya membaca riwayat tentang kepakarannya, dan kenyataan bahwa ia memilih tinggal dan menjadi warga negara Indonesia. Meski ia bukan orang Belanda satu-satunya yang melakukan itu, oleh sebab telah jatuh cinta pada negeri ini dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Adalah memang kompleks kuburan Belanda di dalam Kebun Raya Bogor dimana jasad Prof Kostermans disemayamkan, sesuai keinginannya. Bisa dimaklumi jia ia ingin selalu berada di tengah kebun raya dengan ribuan tanaman yang mungkin ia tahu satu persatu namanya.
Hanya sayangnya lingkungan kubur dimana Makam Prof Kostermans berada jauh berbeda nasibnya dengan makam Belanda lainnya yang terawat sangat baik seperti Ereveld Menteng Pulo dan Ereveld Ancol. Kedua kubur Belanda itu memang perawatannya dibiayai oleh Kedutaan Besar Belanda, sedangkan yang di Bogor tidak.
Makam Prof Kostermans berbeda bentuknya dengan makam-makam lainnya yang ada di kompleks ini. Tak begitu jelas apa makna bentuk simpang tumpuk seperti itu, namun warnanya jelas menunjukkan warna bendera Kerajaan Belanda, Merah-Putih-Biru. Bagaimana pun ia tak bisa menghapus garis keturunan leluhurnya.
Secara visual, sayangnya, membuat kuburnya menjadi terlihat tak menarik, malah terkesan agak norak. Selain warnanya yang menabrak mata, pemakaian keramik juga merusak keantikan kompleks makam yang umurnya lebih tua ketimbang Kebun Raya Bogor.
Tulisan pada batu nisan Makam Prof Kostermans di Kebun Raya Bogor berbunyi "Requiescat in Pace, born Dutch in Purworejo on 1 July 1906 Andre Josef Guillaume Henry, died Indonesian in Jakarta on 10 July 1994 Achmad Jahja Goh Hartono KOSTERMANS, Botanist, Philanthropist".
Prof Dr. Andre Joseph Guillaume Henry Kostermans memiliki minat besar pada Lauraceae, beberapa suku Malvales (Bombacaceae dan Sterculiaceae), Dipterocarpaceae, serta Anacardiaceae. Ia dikenal sangat produktif dalam menerbitkan tulisan di berbagai media. Sebagian besar karyanya adalah mengenai flora Asia Tenggara. Ia berjasa dalam membesarkan nama Herbarium Bogoriensis.
Makam Prof Kostermans adalah satu-satunya makam saat itu dimana ada sisa-sisa bunga segar yang diletakkan di sana, pertanda kuburnya masih ada yang menziarahi. Meski memilih tetap lajang seumur hidupnya, namun beliau memiliki banyak anak asuh, seperti Prof. Dr. Mien Rifai (pakar mikologi) dan Dr. Soegeng Reksodihardjo (pakar botani).
Prof. Kostermans memperoleh gelar doktor dari Universitas Utrecht, Belanda, pada 20 Januari 1936 dengan penelitian berjudul Studies in South American Malpighiaceae, Lauraceae and Hernandiaceae, Especially of Surinam dibawah bimbingan Prof. August Adriaan Pulle.
Setelah menjadi warga negara Indonesua dan memeluk agama Islam, Prof Kostermans menggunakan nama Achmad Jahja Goh Hartono Kostermans. Untuk menghormatinya, satu nama marga dari suku Malvaceae diberi nama Kostermansia, juga beberapa spesies tumbuhan, seperti Cryptocarya kostermansiana (Lauraceae). Prof. Kostermans meninggal dunia di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, setelah sebelumnya sempat terkena serangan jantung.
Lokasi Makam Prof Kostermans berada di dalam kompleks Kebun Raya Bogor, Jl. Paledang No. 35, Bogor. Lokasi GPS : -6.599375, 106.794775, Waze. Hotel di Bogor, Hotel di Bogor Kota, Peta Wisata Bogor, Tempat Wisata di Bogor.
Sponsored Link
Sponsored Link
Sponsored Link
Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.