Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama Serang berada di wilayah Banten Lama, Serang, berjarak hanya beberapa puluh meter dari Masjid Agung Banten, berseberangan dengan reruntuhan Istana Surosowan yang saya kunjungi belakangan. Itu karena kunci gembok pagar masuk ke reruntuhan istana Banten itu disimpan oleh petugas museum ini.
Tempat yang digunakan oleh Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama berupa bangunan segi empat satu lantai dengan halaman sangat luas. Di halaman depan museum, agak ke sebelah kanan, terdapat cungkup kecil yang di dalamnya dipajang koleksi meriam kuno peninggalan dari jaman kolonial yang dikenal dengan nama Meriam Ki Amuk.
Museum Kepurbakalaan Banten Lama berdiri di atas tanah seluas 10.000 m2, sedangkan luas bangunannya hanya 778 m2. Museum didirikan pada 1984, dan peresmiannya dilakukan pada 15 Juli 1985 oleh Prof. Dr. Haryati Soebadjio, Dirjen Kebudayaan waktu itu. Selain benda arkeologis, museum ini juga menyimpan mata uang lama, peninggalan etnik, serta keramik.
Meriam tua berukuran sedang yang diberi nama Ki Amuk itu, diletakkan di atas pondasi bertingkat dua yang terbuat dari bata telanjang yang disusun dengan rapi. Cungkup yang melindungi meriam ini dari terik matahari dan hujan terlihat masih agak baru waktu itu, atau mungkin baru saja dicat ulang.
Dua orang pekerja tampak tengah membersihkan cungkup meriam itu ketika kami datang. Terdapat tulisan berbahasa Arab yang berbunyi “Akibatu’l Khairisalamtu’l Imani”, tahun Jawa Caka 1450, dan lambang matahari di sekeliling moncong meriam. Tampaknya meriam ini sebelumnya berada di Benteng Speelwijk sebelum dipindahkan ke tempat ini.
Di sisi lain, dekat dengan pagar Museum Banten Lama, ada Watugilang yang konon dahulu dipergunakan sebagai tempat pentahbisan Sultan Banten. Watugilang merupakan batu andesit berukuran 190 x 121 cm, dengan ketebalan 16,5 cm. Batu ini berasal dari Kerajaan Pajajaran yang ditaklukkan Banten pada 1579 M. Watu Gilang Sriman Wriwacana dipindahkan ke Banten Lama oleh Panembahan Yusuf atas perintah ayahnya, yaitu Maulana Hasanuddin.
Di sebelah kanan bangunan museum terdapat sebuah petak berlantai semen berpagar rantai keliling, dimana di atasnya diletakkan batu besar berbentuk datar, dikelilingi umpak dan bekas bangunan dari jaman Kesultanan Banten. Mungkin ini yang disebut sebagai Watu Singayaksa, tempat punggawa kerajaan menyampaikan titah sultan di masa itu.
Sebuah arca Nandi berukuran cukup besar namun kepalanya sudah rusak tampak dipajang di dalam ruang museum. Tak ada penjelasan dimana dan kapan arca ini ditemukan sebelum disimpan di Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama ini. Keberadaan arca Nandi memberi bukti bahwa pengaruh kebudayaan Hindu juga hidup di wilayah Banten Lama.
Di latar belakang arca terdapat tulisan yang berbunyi "Banten Lama ternyata merupakan situs yang berkelanjutan. Di sini ada pembuktian arkeologi yang menunjukkan telah berlangsungnya peradaban prasejarah, kemudian berlanjut ke jaman klasik (Hindu - Buddha). Namun sekitar abad ke-16 Masehi mulailah kebudayaan Islam memantapkan dirinya di bumi Banten"
Gerabah dan keramik adalah diantara artefak yang dipamerkan di Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama sebagai hasil penggalian arkeologi di tempat bekas kerajaan. Hanya saja sebagian koleksi gerabah dan keramik kuno itu terlihat sudah tidak utuh lagi.
Pada dinding terdapat lukisan yang menggambarkan seorang pengrajin gerabah yang masih memakai cara tradisional dalam membuat dan membentuk sebuah gentong besar, dan seorang lagi tengah membuat keramik sebesar vas bunga. Seni membuat gerabah sudah dikenal oleh masyarakat Banten sejak abad ke-15.
Di sisi lain ada sebuah batu yang berasal dari kubur Belanda, mungkin dulunya ada di sekitar Benteng Speelwijk. Selain torehan berlambang, juga ada tulisan yang berbunyi "Here lyeth the Body of Cap Roger Bennit Commander of the Bombay Marchant deceafed y 3 of January 1677". Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama ini telah mengalami renovasi pada pertengahan tahun 2013 lalu.
Alamat Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama berada di Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Serang, Banten. Lokasi GPS : -6.0364534, 106.1559588, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Jam Buka : Selasa s/d Minggu, jam 09.00 – 16.00. Hotel di Serang, Tempat Wisata di Serang, Peta Wisata Serang.
Tempat yang digunakan oleh Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama berupa bangunan segi empat satu lantai dengan halaman sangat luas. Di halaman depan museum, agak ke sebelah kanan, terdapat cungkup kecil yang di dalamnya dipajang koleksi meriam kuno peninggalan dari jaman kolonial yang dikenal dengan nama Meriam Ki Amuk.
Museum Kepurbakalaan Banten Lama berdiri di atas tanah seluas 10.000 m2, sedangkan luas bangunannya hanya 778 m2. Museum didirikan pada 1984, dan peresmiannya dilakukan pada 15 Juli 1985 oleh Prof. Dr. Haryati Soebadjio, Dirjen Kebudayaan waktu itu. Selain benda arkeologis, museum ini juga menyimpan mata uang lama, peninggalan etnik, serta keramik.
Meriam tua berukuran sedang yang diberi nama Ki Amuk itu, diletakkan di atas pondasi bertingkat dua yang terbuat dari bata telanjang yang disusun dengan rapi. Cungkup yang melindungi meriam ini dari terik matahari dan hujan terlihat masih agak baru waktu itu, atau mungkin baru saja dicat ulang.
Dua orang pekerja tampak tengah membersihkan cungkup meriam itu ketika kami datang. Terdapat tulisan berbahasa Arab yang berbunyi “Akibatu’l Khairisalamtu’l Imani”, tahun Jawa Caka 1450, dan lambang matahari di sekeliling moncong meriam. Tampaknya meriam ini sebelumnya berada di Benteng Speelwijk sebelum dipindahkan ke tempat ini.
Di sisi lain, dekat dengan pagar Museum Banten Lama, ada Watugilang yang konon dahulu dipergunakan sebagai tempat pentahbisan Sultan Banten. Watugilang merupakan batu andesit berukuran 190 x 121 cm, dengan ketebalan 16,5 cm. Batu ini berasal dari Kerajaan Pajajaran yang ditaklukkan Banten pada 1579 M. Watu Gilang Sriman Wriwacana dipindahkan ke Banten Lama oleh Panembahan Yusuf atas perintah ayahnya, yaitu Maulana Hasanuddin.
Di sebelah kanan bangunan museum terdapat sebuah petak berlantai semen berpagar rantai keliling, dimana di atasnya diletakkan batu besar berbentuk datar, dikelilingi umpak dan bekas bangunan dari jaman Kesultanan Banten. Mungkin ini yang disebut sebagai Watu Singayaksa, tempat punggawa kerajaan menyampaikan titah sultan di masa itu.
Sebuah arca Nandi berukuran cukup besar namun kepalanya sudah rusak tampak dipajang di dalam ruang museum. Tak ada penjelasan dimana dan kapan arca ini ditemukan sebelum disimpan di Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama ini. Keberadaan arca Nandi memberi bukti bahwa pengaruh kebudayaan Hindu juga hidup di wilayah Banten Lama.
Di latar belakang arca terdapat tulisan yang berbunyi "Banten Lama ternyata merupakan situs yang berkelanjutan. Di sini ada pembuktian arkeologi yang menunjukkan telah berlangsungnya peradaban prasejarah, kemudian berlanjut ke jaman klasik (Hindu - Buddha). Namun sekitar abad ke-16 Masehi mulailah kebudayaan Islam memantapkan dirinya di bumi Banten"
Gerabah dan keramik adalah diantara artefak yang dipamerkan di Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama sebagai hasil penggalian arkeologi di tempat bekas kerajaan. Hanya saja sebagian koleksi gerabah dan keramik kuno itu terlihat sudah tidak utuh lagi.
Pada dinding terdapat lukisan yang menggambarkan seorang pengrajin gerabah yang masih memakai cara tradisional dalam membuat dan membentuk sebuah gentong besar, dan seorang lagi tengah membuat keramik sebesar vas bunga. Seni membuat gerabah sudah dikenal oleh masyarakat Banten sejak abad ke-15.
Di sisi lain ada sebuah batu yang berasal dari kubur Belanda, mungkin dulunya ada di sekitar Benteng Speelwijk. Selain torehan berlambang, juga ada tulisan yang berbunyi "Here lyeth the Body of Cap Roger Bennit Commander of the Bombay Marchant deceafed y 3 of January 1677". Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama ini telah mengalami renovasi pada pertengahan tahun 2013 lalu.
Alamat Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama berada di Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Serang, Banten. Lokasi GPS : -6.0364534, 106.1559588, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Jam Buka : Selasa s/d Minggu, jam 09.00 – 16.00. Hotel di Serang, Tempat Wisata di Serang, Peta Wisata Serang.
Sponsored Link
Sponsored Link
Sponsored Link
Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.