Percikan

Tentang Penelitian

Penelitian mungkin bukan topik hangat bagi banyak orang, termasuk bagi para legislator dan pembuat kebijakan. Namun dampaknya terhadap pembangunan ekonomi dan kemakmuran negara sebenarnya cukup mendalam. Tidak ada manusia, perusahaan, atau negara yang tidak membutuhkan penelitian.

Artikel pertama yang diposting di blog ini, Siklus Riset 5-Langkah, menunjukkan minat saya tentang topik ini. Saya percaya pada kekuatan penelitian, baik di universitas, fasilitas penelitian, atau di tempat lain untuk meningkatkan kinerja produk, layanan, atau negara.

Salah satu berita utama di Jakarta Post pada hari Rabu adalah "Pemerintah berharap keringanan pajak akan meningkatkan penelitian". Dikatakan bahwa pemerintah akan menunjuk sebuah komite independen untuk merumuskan pedoman mengenai peraturan baru yang menawarkan insentif pajak dan bea cukai kepada bisnis yang berinvestasi dalam penelitian.

Ini adalah perkembangan positif, meskipun beberapa orang mungkin mengatakan bahwa itu sedikit terlambat. Tetap saja, setiap langkah yang diambil itu penting.

Dalam artikel tersebut, Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman mengatakan bahwa pengeluaran tahunan rata-rata untuk penelitian di Indonesia hanya US $ 300 juta, dikerdilkan oleh China dengan $ 76 miliar, Malaysia $ 1,2 miliar dan Singapura sebesar $ 2 miliar. Bagaimana kita bisa mengejar ketinggalan dengan kemajuan yang dinikmati oleh negara-negara tersebut dengan perbedaan komitmen pendanaan riset yang begitu besar?

Oleh karena itu, tidak hanya semangat yang dibutuhkan, tapi juga komitmen politik yang kuat baik dari pemerintah, pembuat undang-undang maupun masyarakat pada umumnya.

Di hampir setiap instansi pemerintah kita bisa menemukan Litbang atau Penelitian dan Pengembangan. Namun, mereka semua kekurangan orang baik, kekurangan dana dan arahan strategis.

Litbang sebenarnya seperti satuan elit di militer, seperti SEAL, GSG 9, atau Kopassus. Mereka semua dilengkapi dengan peralatan terbaik, terlatih dan dibayar dengan baik, dan karenanya mereka bergengsi. Hanya orang terbaik yang bisa menjadi anggota unit elit, dan karena itu mereka bisa memberikan yang terbaik.

Penelitian dan pendidikan sama pentingnya. Seseorang tidak dapat membuat kemajuan signifikan dalam satu hal tanpa yang lain.

Di universitas, ada ribuan siswa yang melakukan berbagai jenis kegiatan penelitian sebagai persyaratan akademis sebelum lulus. Namun hanya sedikit perhatian telah diberikan untuk memanfaatkannya. Bagaimana mengaturnya agar penelitian itu seperti orkestra besar yang memainkan lagu-lagu harmonis untuk pencapaian tujuan bersama yang besar?

Kita pasti membutuhkan konduktor visioner yang baik.

Lur, jika kita semua ingin memiliki Indonesia yang lebih makmur untuk anak-anak kita, marilah kita mendukung permintaan konstitusional pemerintah untuk mengalokasikan setidaknya 20% anggaran negara untuk pendidikan, dan penelitian. Tutup sumber kebocoran anggaran juga. (Terbit 26 Juli 2007)


Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.

, seorang pejalan musiman dan penyuka sejarah. Penduduk Jakarta yang sedang tinggal di Cikarang Utara. Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! Oktober 29, 2017.