Foto Museum Taman Prasasti

Pintu masuk museum yang saat itu terlihat agak kotor dan temboknya sudah memerlukan cat ulang. Ruang parkir di halaman museum agak terbatas, namun pengunjung bisa parkir di pinggiran jalan di luar kompleks Museum Taman Prasasti. Sesaat kemudian saya sudah membayar tiket dan masuk ke area museum luar yang luas ini.



Di area sebelah kiri Museum Taman Prasasti Jakarta Pusat terdapat replika kereta jenasah yang dipakai membawa keranda mayat ke kuburan. Status sosial seseorang bisa dilihat dari jumlah kuda yang dipakai, dua atau empat, untuk menarik kereta mayatnya. Selain kereta jenasah, di Museum Taman Prasasti juga disimpan peti jenazah Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohamad Hatta.



Patung wanita dari batu pualam dengan kepala pada bantalan dan tangan menutup wajah. Prasasti kuburnya bertulis "Rustplaats van onzen geliefden zoon Hendrik Daniel Beisser Machinist b.d. Gouv. Marine Geb. te Padang 5 Januari 1882. Overl. in de Indragiri rivier 18 Juni 1904".



Tugu peringatan bagi 30 orang tentara Jepang Kompi 19, Batalyon 16, Divisi 2, dari Shibata, Propinsi Nigata. Mereka tewas oleh sekutu di Sungai Ciantung, Leuwiliang, Bogor, pada 3-4 Maret 1942 ketika Jepang menyerbu Indonesia. Dua kali setahun masyarakat Jepang di Jakarta melakukan ritual di Museum Taman Prasasti.



Prasasti kubur Emiel Henri Meuleman yang lahir dir Surabaya pada 10 Maret 1880 dan meninggal di Batavia pada 3 Maret 1902. Di sebelahnya prasasti kubur Willem Coenraad Meuleman yang lahir di Zutphen 30 Maret 1848 dan meninggal di Batavia pada 9 Februari 1904.



Sebuah tengara di Museum Taman Prasasti yang berbunyi: “Di taman ini terlukis peristiwa sepanjang masa dari goresan prasasti mereka yang pergi. Di sini pula tertanam kehijauan yang kita dambakan”.



Monumen berbentuk obelisk dengan sebuah tulisan yang berarti "Kenangannya tetap diberkahi dengan kebahagiaan", dikelilingi tangga besi. Dibangun untuk mengenang L. Launy oleh para sahabat dengan seizin keluarganya".



Diantara prasasti nisan kubur itu tertulis "Ter nagedachtenis van M A de NIJS, Ridder v.d. Orde v.d. Heilige Lodewijk oud-kolonel in Fransche dienst commissaris van het Klein Zegel in Ned.Indie overl. 29 mei 1834 oud 76 jaren en zijn kleindochter JEANETTE MARIA BIK. GEB. 26 OCTOBER 1824. OVERL. 21 FEBRUARIJ 1882."



Diantaranya bertulis "Rustplaats Van Sophia Wilhelmina Visser, Geb. Van Riemsdijk, Overl. 19 Sept. 1898. Jan Willem Visser, Overl. 15 Januari 1931. Willem August Abell, Overl. 24 Juli 1933." dan di sebelahnya "Ter Nagedachtenis Aan Onze Geliefde Echtgenoote En Moeder Rose Leonide. Lotsij. Van Der Jagt., Geb. Utrecht 2 Maart 1879, Overl. Weltevreden 15 Oct. 1914."



Prasasti kubur pada dinding yang bertulis "Hier rust Onze lieve Echtgenoot en trouwe Vader FRANCOIS BAREND VAN DER HORST, Geb. te Welt. 13 April 1869, Overl. te Welt. 19 Januari 1930 DIE IN MIJ GELOOFT, ZAL LEVEN, ALWARE HIJ OOK GESTORVEN, JOH: 11: 25. GELIE VAN DER HORST, Geb. GOODSMITH, Geb. te Kediri 29 Mei 1864, Overl. te Djatinegara 25 Januari 1954".



Masih di ujung belakang pada arah yang berlawanan dari foto sebelumnya, terlihat ada kubur dengan cungkup kecil di ujung sana. Salah satu nisan kubur bertulis "Rustplaats van mijn dierbare man CORNELIS FREDERIK NOORDHOORN, Geb. te Batavia 14 Maart 1861, Overl. te Soekaboemi 16 juli 1929 met ons kind."



Suasana di Museum Taman Prasasti Jakarta ini memang agak seram, karena usia kubur yang tua, luas, dan sepi. Salah satu prasasti kubur yang di sebelah kanan betuliskan "Br. Adelbertus Kraakman 24.3.1901 22.4.1924, BR. Bernulfus Peters 11.3.1904 5.5.1945, Br. Julius Opdewoerd 20.3.1859 8.10.1924" dan ada yang bertulis "Rustplaats Van Mijne Geliefde Echtgenoote En Moeder Annie Cornfield, Overl: 21 Maart 1910. En Arnold Theodore Cornfield, Geb: 28 December 1854. Overl: 27 Februari 1925."



Patung batu pualam putih seorang wanita eropa dengan kepala menelungkup di atas gundukan batu prasasti dan tangan kirinya merengkuh puncaknya. Prasasti kubur di depannya bertulis "Hier rust onze geliefde echtgenoote en moeder Antoinette Coenders, Geb. Leidelmeijer Geb. te Semarang 21 Sept: 1877, Overl. te Batavia 18 Aug: 1928".



Sebuah prasasti kubur susun dua dengan ornamen yang sangat indah ini berada di dekat pagar makam yang berbatasan dengan Kantor Walikota Jakarta Pusat. Kekayaan, kecintaan, dan kadang gengsi, yang melahirkan karya seni kubur yang indah seperti ini.



Sejumlah prasasti kubur dengan bentuk berbeda ini berada di dekat prasasti kubur sebelumnya. Nisan kubur di sebelah kiri hanya tulisan "Marshall" yang terbaca oleh saya, yang ditengah ada tulisan "Pauline Bosscha", dan yang di sebelah kanan bertulis "Eleonora Ferdinanda Halewijn ces Linnenschmidt van Loffelt".



Replika prasasti Pieter Erberveld di bagian depan Museum Taman Prasasti dengan tengkorak ditusuk tombak di atasnya, yang aslinya dibuat pada April 1722. Erbeveld dituduh melakukan persekongkolan dengan pemimpin Banten bernama Raden Kartadriya untuk melakukan pembunuhan pada orang Belanda di Batavia dalam sebuah perayaan pesta.

Bersama Kartadriya dan 17 orang penduduk asli, Erbeveld dieksekusi di halaman selatan Benteng Batavia dengan cara sangat sadis, yaitu menarik kedua tangan dan kakinya dengan empat ekor kuda hingga badannya terpotong. Tubuh Elberfeld dimakamkan di sudut Jalan Pangeran Jayakarta, ditandai tengkorak Elberfeld yang ditusuk tombak dan di bawahnya ada prasasti.

Tugu itu hancur ketika Jepang menyerbu pada 1942 namun prasastinya selamat dan replikanya didirikan kembali. Sejak tahun 1985 tugu Erbefeld dipindahkan ke Museum Prasasti. Kampung tempat makamnya dinamakan Kampung Pecah Kulit, konon karena terkelupasnya kulit Elberfeld akibat hukuman mati itu.



Pilar-pilar segi empat di dekat pintu masuk Museum Taman Prasasti yang keempat sisinya ditempel dengan prasasti kubur dari orang yang berbeda-beda.



Di ujung belakang sana, dalam cungkup, tulisan pada prasasti kuburnya berbunyi "To the memory of Johannes Zorab Manuk Esquire born 20th Septr.1842 Calcutta amidst bright hopes but alas bow transient died 27th August 1863 Batavia after an extremely painful illness which he supported with Christian dormtude and patience in the flower of youth ruthless death seized him when energetic were his exertions to attain to a degree of e?minence, sleep tender youth in gentle peace, may angels be tey constant guard. We shall meet in heaven in happy bliss and of His Great Works sing & never part. In testimony of his affection to his departed son for his amicable duties his much afflicted father erected this monument."



Prasasti kubur seorang pastor dengan tulisan yang berbunyi "In Memoriam, Ill Ac Rev Adami Caroli Claessens, Archiepiscopi Tit Siracensis Vicari Ap Bataviensis 10 Julii 1895-77 Annos Nati, R.I.P.". Sedangkan di sebelah kirinya merupakan prasasti kubur milik Casper Hendrik Conraad



Sejumlah prasasti kubur pada dinding lorong pintu masuk ke dalam Museum Taman Prasasti. Salah satunya bertuliskan "Hier Onder Rust Vrouwe Johanna Catharina Pelgrom Weduwe Wijlen Den Ed. Heer Anthony Huysman. Eerste Raad en Directeur-Generaal van NeederLands. India/ Gebooren, Tot Amsterdam Den 20, October, Anno 1686- En Overleden Tot. Batavia Den 18, October, Anno 1734 - Oud 48 jaren Min, 2 Dagen."



Tiga buah pilar bertulis Museum Taman Prasasti dengan peri bersayap di puncaknya ini berada di halaman depan museum. Papan nama museum tampak berada di ujung kanan halaman ini.



Prasasti kubur dengan patung pastor bertyulis "Door Armen En Rijken Krijgsman En Burger Weduwe En Wees Ter Zaliger Nagedachtenis Van Den Weleerw Heer, H. Van Der Grinten, Pastor Te Batavia, Gebn. Te Eindhoven Den 2Den Novr. 1811, En Alhier Overln Den 25 Jan 1864. Ik Ben Alles Voor Allen Geworden" 1 Cor. Iv V.S. 22. Zijne Nagedachtenis Zal Niet Vergaan, En Zijn Naam Zal Genoemd Worden, Van Geslacht Tot Geslacht, Eccles Xxxix v.s. 13. R.I.P".



Seingat saya ini merupakan prasasti yang terbesar di dalam kompleks Museum Taman Prasasti. Bentuknya menyerupai katedral dengan puncak tajam mengerucut dan empat menara di sekelilingnya.



©2021 Ikuti