Galah-galah masih sibuk bekerja masuk keluar air untuk mengambil pasir dari dasar sungai. Bilah-bilah bambu dipasang sebagai pengikat perahu dan penanda area pengambilan pasir. Bekerja berkelompok dan saling membantu tentu lebih menyenangkan ketimbang bekerja sendirian di tengah sungai yang luas ini.
Dua orang ini agak terpisah dari penambang pasir lainnya, dan memilih menambang di tepian sungai. Namun hasil yang mereka dapatkan juga sudah cukup banyak, dan tinggal sedikit lagi gunungan pasir yang sebelah kanan akan sudah tinggi dan siap untuk dibawa ke tepian.
Saya sempat duduk cukup lama di gubug sederhana di pinggir sungai yang menjadi pertemuan Kali Logawa dan Sungai Serayu, yang entah dibuat oleh siapa, untuk menikmati suasana di tengah deru angin, dan mengamati seorang pria di atas rakit yang tengah menggebuki sungai dengan galah bambunya.
Buih air masih terlihat sebagai akibat pukulan orang di atas rakit itu ke atas permukaan air Sungai Serayu. Pertemuan Sungai Serayu dan Kali Logawa itu ditempuh dengan keluar sejauh 70 meter dari tepi Jalan Raya Notog, menuruni jalan tanah yang diperkeras.
Sponsored Link