Foto Masjid Merah 2Sponsored Link

Pandangan utuh pada bagian mihrab yang memperlihatkan tulisan Arab berbyunyi "Lailaha illallah muhammadurrasulullah", serta sejumlah piring keramik dengan berbagai motif. Adanya sajadah yang menutup bagian bawah pintu gapura paduraksa menjadi petunjuk bahwa pintu itu memang tidak pernah dibuka. Jika di pura, maka pintu di bawah gapura paduraksa itu disebut kori agung.



Salah satu keramik yang halus dan indah pada dinding bata Masjid Merah Panjunan, bergambar burung merak yang tengah memamerkan bulu-bulu indahnya di bagian tengah dan kiri-kanan piring, seekor singa melangkah anggun yang salah satu kakinya menginjak ular, dua buah naga bersungut empat melingkar piring, serta motif bunga di sana sini.



Penampakan bagian mihrab Masjid Merah Panjunan dengan dinding berhiaskan keramik yang kondisinya kebanyakan masih cukup baik. Warna merah pada tembok masjid memang bukan lagi asli dari bata penyusunnya, namun sudah merupakan lapisan cat dengan warna merah bata.



Belandar dan bagian dalam atap Masjid Merah Panjunan yang diunggah belakangan atas permintaan mas Agus Saidi, seorang kenalan, dengan susunan kayu simetris dan blandar segi empat yang meramping di bagian tengah dengan ornamen daun di tepiannya.



Yang menarik pada pilar Masjid Merah Panjunan adalah bentuk pilar bulat dengan umpak yang juga berbentuk bulat hanya terdapat di baris depan, yang tampaknya berfungsi sebagai Soko Guru, yang pada kebanyakan bangunan tradisional lain diletakkan dalam posisi segi empat. Pilar kayu lainnya berbentuk segi empat sebagaimana bentuk umpaknya.



Seorang jamaah tampak tengah melakukan rukuk di mihrab Masjid Merah Panjunan. Di Masjid Merah Panjunan ini tidak ada mimbar, karenanya hanya digunakan untuk sholat sehari-hari, tidak untuk ibadah sholat Jumat, tidak pula untuk sholat berjamaah di Hari Raya Islam. Dilihat dari kapasitasnya mungkin sudah bisa untuk shalat Jumat karena sepertinya bisa menampung sedikitnya 40 orang jamaah.



Beduk dan kentongan Masjid Merah Panjunan yang terletak di sebelah kiri ruangan, bersebelahan dengan sebuah makam yang tidak diketahui siapa penghuninya. Sebuah papan berisi peringatan untuk memelihara situs Masjid Merah Panjunan dan ancaman hukuman bagi yang melanggarnya terlihat tergeletak menempel ke tembok. Ini karena beberapa keramik pada dinding Masjid Merah Panjunan pernah hilang dicongkel orang.



Penampakan pada bagian dalam gapura candi bentar yang umumnya memang dibuat hampir sama dengan di bagian depannya. Sekali lagi, jika berkunjung ke Masjid Merah Panjunan, jangan lupa untuk mampir ke Mie Koclok yang berada tak jauh dari masjid. Semoga masih buka dan rasanya masih sesedap saat kami datang ke sana.

Masjid Merah Panjunan | Foto Berikutnya

Sponsored Link