Pandangan pada bgian mihrab. Adalah karena adanya mihrab yang membuat bangunan Masjid Merah Panjunan ini menjadi terlihat seperti sebuah masjid, serta adanya beberapa tulisan berhuruf Arab pada dinding. Beberapa keramik buatan China yang menempel pada dinding konon merupakan bagian dari hadiah ketika Sunan Gunung Jati menikah dengan seorang wanita keturunan Tionghoa bernama Tan Hong Tien Nio.
Pandangan pada bgian mihrab. Adalah karena adanya mihrab yang membuat bangunan Masjid Merah Panjunan ini menjadi terlihat seperti sebuah masjid, serta adanya beberapa tulisan berhuruf Arab pada dinding. Beberapa keramik buatan China yang menempel pada dinding konon merupakan bagian dari hadiah ketika Sunan Gunung Jati menikah dengan seorang wanita keturunan Tionghoa bernama Tan Hong Tien Nio.
Foto yang memperlihatkan ornamen pada bagian mihrab dan bagian dalam atap tajug yang ada di belakang gapura paduraksa. Mestinya di belakang gapura paduraksa itu adalah tempat paling suci di masjid ini, dan memang ada pula pintu di sana. Namun tak jelas apakah ada orang yang pernah masuk ke dalam sana.
Saat itu tidak ada tulisan kaligrafi Arab indah yang berbunyi Allah dan Muhammad, sebagaimana banyak dijumpai di masjid lain. Di Masjid Merah Panjunan, tulisan itu terdapat di bagian atas mihrab di dalam sebuah kotak kecil berbentuk wajik. Adanya gapura paduraksa, membuat saya menduga bahwa bahwa masjid ini dahulunya adalah sebuah pura. Dugaan yang bisa saja salah.
Sponsored Link