
Memandang lurus ke depan terlihat bangunan Masjid Agung Keraton Surakarta Hadiningrat bergaya tajug beratap tumpang tiga, dan di tengahnya adalah limasan berpuncak mustaka berupa susunan kubah yang ukurannya semakin mengecil ke atas. Gaya bangunan tradisional khas Jawa untuk masjid. Setelah melewati gerbang masjid, barulah areanya benar-benar bersih dari pedagang.

Tiang, kuda-kuda dan langit-langit serambi Masjid Agung Keraton Surakarta Hadiningrat yang semuanya terbuat dari kayu bercat biru. Keramik pada lantai serambi sesungguhnya indah, hanya perlu dibersihkan dan digosok lagi agar terlihat lebih mencorong.

Lorong di depan serambi Masjid Agung Keraton Surakarta yang menuju ke arah menara tunggal yang berada di sisi Utara masjid. Pada dek pandang menempel setidaknya delapan pengeras suara yang jumlahnya tampaknya sudah berkurang dari jumlah sebelumnya.

Bedug Masjid Agung Keraton Surakarta yang berukuran besar yang badannya dicat warna biru, selaras dengan cat pada tiang dan seluruh kayu pada serambi, kecuali pintu masuk ke ruang utama masjid yang diplitur warna coklat. Lanta bersih dingin membuat nyaman pengunjung untuk bergeletakan di serambi.

Pandangan dari belakang gapura Masjid Agung Keraton Surakarta memperlihatkan bangunan khas masjid Jawa berbentuk tajug susun tiga, dengan limasan di pusat masjid berpuncak mustaka berupa susunan kubah yang ukurannya semakin mengecil ke atas. Tidak terlihat pada kiri kanan halaman ada Pagongan, tempat menyimpan gamelan.

Sponsored Link