Pandangan pada area sendang air tiga rasa dari arah belakang tembok yang ditumbuhi semak. Di ujung sana adalah tempat masuk dan sebelah kanan ada lagi pintu keluar jika banyak pengunjung yang datang. Tempat ini terbuka tanpa penutup sama sekali.
Sendang ketiga dengan cangkir-cangkirnya dilihat dari luar lubang tembok. Batu-batu besar yang dipotong datar dan direkat semen dipasang di pelataran sendang yang membuat tempat itu nyaman untuk ditapaki dan tidak becek jika hujan turun.
Sudut pandang yang memperlihatkan posisi sendang pertama di ujung sana dekat lubang masuk. Sendang kedua berada di dekatnya, dan agak jauh di sebelah sini adalah sendang yang ketiga. Jika pun memang pernah ada, sendang keempat mungkin ada diantara sendang kedua dan ketiga yang sekarang ini.
Tengara di dekat sendang yang nyaris tak bisa dibaca lantaran terlalu lama terpapar panas dan hujan. Dua baris bagian atas masih bisa dibaca, yang berbunyi "Sendang Petilasan Syaikh Sadzali Rejenu". Sedangkan baris bagian bawahnya hanya bisa dibaca sepotong-potong.
Seorang ibu di ujung sana tengah difoto di dekat senang ketiga. Sendang itu memang terlihat paling banyak airnyanya dan paling bening dibanding kedua sendang lainnya. Keberadaan sendang di atas bukit seperti ini hanya memungkinkan ketika lingkungan alam sekelilingnya masih terjaga dengan baik.
Pandangan pada sendang pertama yang dibentuk menyerupai tapal kuda. Rasa air pada ketiga sendang diduga dipengaruhi oleh jenis pepohonan yang ada di dekatnya. Boleh jadi memang air itu berkhasiat sesuai dengan kandungan getah yang ada pada akar pohon.
Sponsored Link