Di sebuah desa ada kebun anggur sangat luas yang dimiliki oleh seorang petani yang sudah tua. Petani itu sangat rajin merawat pohon-pohon anggurnya, sehingga pohon anggurnya tumbuh subur menjadi besar dan tinggi serta tandan buahnya banyak serta rasanya pun sangat manis.
Petani itu bisa panen buah anggur 2 kali dalam setahun, dan jika sedang beruntung ia bisa panen sampai 3 kali dalam setahun. Karena harga jual buah anggur yang sangat baik, petani itu bisa hidup berkecukupan dari hasil penjualan buah anggurnya. Meskipun demikian petani itu tidak menjadi malas, justru ia semakin rajin merawat pohon anggurnya sebagai tanda terima kasih.
Sebagai imbalannya, pohon-pohon anggur di kebun petani yang sangat banyak itu selalu berbuah dengan lebat setiap kali musim buah tiba, yang membuat penghasilan petani dari kebunnya itu menjadi semakin baik dari tahun ke tahun.
Pohon anggur memiliki umur yang sangat panjang, bisa sampai 100 tahun. Sejak masih berusia muda, si petani itu tahu bahwa ia bisa menggantungkan hidupnya dari penghasilan kebun anggurnya. Dan ia benar, tentu karena ia juga sangat rajin dalam merawat kebunnya.
Pada suatu hari, seekor rubah berjalan keluar dari dalam hutan untuk mencari makanan, dan kebetulan ia lewat di kebun anggur milik petani tua itu. Saat itu sedang musim buah anggur, namun buahnya baru akan dipanen oleh petani tua itu dalam beberapa hari lagi.
Buah anggur yang warnanya keunguan dan sedang ranum-ranumnya itu sangat menarik perhatian si rubah, dan tentu saja menerbitkan selera makannya, apalagi perutnya memang sedang lapar. Ia ingin sekali makan buah anggur itu.
Setelah berada di bawah sebuah pohon anggur yang cukup besar, rubah itu pun mengambil ancang-ancang dan lalu menghentakkan kaki belakang sekuatnya untuk melompat ke atas. Namun lompatan pertama si rubah ternyata gagal untuk mencapai buah anggur yang menggoda seleranya itu.
Tak cepat putus asa, rubah itu lalu mencoba melompat lagi di dahan lainnya yang buah anggurnya juga sangat banyak. Namun dalam lompatan kali ini pun mulut si rubah juga gagal menjangkau buah anggur, meskipun pohon yang ia lompati itu termasuk yang paling rendah.
Beberapa kali mulut si rubah berusaha menggigit buah anggur milik si petani, namun lompatannya selalu gagal. Karena seluruh pohon yang ada di kebun sudah berumur cukup tua, maka buah anggur itu sudah terlalu tinggi untuk dijangkau oleh si rubah, betapa pun kerasnya ia berusaha.
Akhirnya setelah lelah mencoba dan gagal terus, rubah itu pun dengan lemas berjalan meninggalkan kebun anggur si petani sambil menggerutu untuk menutupi harga dirinya yang terluka karena gagal makan anggur, "Tadinya kupikir buah anggur itu sangat manis, tapi sekarang aku tahu bahwa buah anggur di kebun ini rasanya asam semua".
====
Kisah ini disadurkembangkan dari Fabel Aesop yang berjudul The Fox and The Grape. Moral dari cerita ini adalah, jika gagal melakukan sesuatu maka lebih baik mengakuinya. Jangan memberi alasan yang tak masuk akal untuk menutupi kegagalan. Jika gagal dengan satu cara, maka cobalah cara lain agar punya peluang untuk berhasil.
Pelajaran yang diambil dari petani anggur adalah, gantungkanlah hidup pada usaha yang bisa diandalkan sampai hari tua, dan rajin-rajinlah merawat usaha. Jangan pernah malas, meskipun sudah berhasil.
Sponsored Link
Sponsored Link
Sponsored Link
Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.