Malam baru saja mulai jatuh ketika kami tiba di Rumah Batik Anto Djamil Sokaraja, Banyumas, sekitar 9 km atau 20 menit perjalanan dari Alun-Alun Purwokerto arah ke Tenggara. Lokasi rumahnya tak jauh dari Warung Soto Lama Sokaraja H Suradi, sekitar 500 meter, di jalan yang sejajar dengan jalan utama Kota Kecamatan Sokaraja.
Jika dari arah Purwokerto, akses masuk ke Rumah Batik Anto Djamil Sokaraja melalui gang di seberang Polsek Sokaraja, di samping Warung Lamongan, dan setelah mentok di gang itu lalu belok kanan. Setelah 230 meter dari belokan akan terlihat tengara nama rumah batiknya di sisi sebelah kanan jalan. Jika dari arah Banyumas maka akses masuknya bisa dari gang ke kanan sekitar 50 meter sebelum Soto Kecik, lalu belok ke kiri setelah mentok. Area parkirnya sekitar 10x20 meter yang merupakan halaman rumahnya, yang sebagian digunakan sebagai area duduk bagi yang hendak menunggu di luar toko.
Warna kain batik Soakaraja umumnya cenderung tua dan gelap namun sekarang lebih bervariasi menyesuaikan dengan selera pembeli terutama dari generasi yang lebih muda, meski tetap bisa dibedakan dengan batik pesisiran yang cenderung terang dengan motif lebih bebas yang sebagian dipengaruhi oleh motif luar, seperti Cina dan Eropa.
Tampak depan Rumah Batik Anto Djamil dengan dinding yang terbuat dari kaca memakai rangka aluminum. Logo sebuah merk moge tampak melekat di bagian atas kaca, dan mogenya terlihat parkir di bagian kiri foto. Moge selain simbol selera juga bisa menjadi tanda kemakmuran pemiliknya, lantaran harga dan perawatannya terbilang tak murah. Saudagar batik memang tak sedikit yang kaya raya.
Sekitar pertengahan tahun 60-an, Batik Sokaraja pernah mengalami masa kejayaan, dan saudagar batik merupakan kelompok elit kaya raya yang mendominasi ekonomi kota kecamatan kecil di jalan simpang menuju Purbalingga dan Banyumas ini.
Setidaknya itulah kesan saya saat masih anak-anak ketika berkunjung ke rumah pakde Rifa'i di Sokaraja, yang meneruskan tarekat yg didirikan mbah buyut KH RM Muhammad Ilyas, setelah mbah Afandi wafat.
Sebagian kain batik yang dipajang di Rumah Batik Anto Djamil sempat saya foto. Di sebelah kanan adalah baju batik pria dengan motif daun boled. Kemakmuran Kota Kecamatan Sokaraja juga berasal dari keterkenalan kuliner Soto Sokaraja dan Getuk Goreng Sokaraja yang khas dan digemari orang.
Sejumlah warung soto berkibar lebih tinggi namanya dibandingkan nama-nama lainnya, yang sekarang umumnya sudah dikelola generasi kedua dan ketiga. Ada Soto Kecik, Soto Asli (banyak yang memakai nama ini), Soto Lama H Suradi, dan belakangan ada Soto Sutri yang letaknya masuk ke dalam gang.
Koleksi Rumah Batik Anto Djamil Sokaraja kebanyakan disusun dalam rak-rak yang dikelompokkan berdasar jenis pembuatan, tujuan pemakaian dan harga. Ada pula yang dipasang di manekin untuk menarik perhatian, serta dipajang pada gantungan yang umumnya sudah berupa barang jadi seperti baju lengan pendek dan lengan panjang serta bahan batik untuk rok.
Suasana di dalam Rumah Bati Anto Djamil cukup enak dengan gelaran karpet untuk pengunjung membeber kain batik yang menarik perhatiannya. Karpet ini sekarang mungkin sudah diganti dengan yang baru. Sokaraja juga memiliki sejumlah toko mebel dengan desain dan kualitas yang sangat baik, selain terkenal dengan lukisan bergaya klasik berupa pemandangan dan tema alam pegunungan dan satwa.
Tak jelas apakah keturunan para seniman lukis itu masih banyak yang bertahan dengan profesinya. Di sekitar Purwokerto, hanyalah Sokaraja yang menjadi tempat layak singgah bagi pejalan yang tengah menuju ke arah timur maupun ke barat.
Sebagaimana umumnya saudagar batik, Rumah Batik Anto Djamil Sokaraja menyediakan Batik Cap dan Batik Tulis berkualitas dengan harga yang sangat bervariasi, dari yang murah hingga relatif mahal. Berbagai motif kain batik cap print bisa dibeli dengan harga di kisaran Rp50.000, kain batik kombinasi cap dan tulis ada di kisaran Rp100.000, dan kain batik tulis yang lebih rumit ada di angka Rp200.000 ke atas.
Ada cukup banyak pilihan batik, yang sebagian menggunakan motif abstrak dan warna terang yang jarang dijumpai pada kain batik pedalaman. Diantara koleksi batiknya adalah kain kombinasi tulis motif kembang kipas, kain tulis motif babon angkrem, kain kombinasi tulis motif iwakan, dan kain kombinasi tulis motif godong boled. Boled adalah bahasa Banyumas untuk ketela pohon. Batik Sokaraja didominasi oleh motif tumbuhan dan hewan, selain motif pewayangan seperti tokoh Bawor yang menjadi simbol masyarakat Banyumas. Pilihan lain untuk belanja batik Banyumas adalah di Galeri Batik Hadipriyanto.
Jika dari arah Purwokerto, akses masuk ke Rumah Batik Anto Djamil Sokaraja melalui gang di seberang Polsek Sokaraja, di samping Warung Lamongan, dan setelah mentok di gang itu lalu belok kanan. Setelah 230 meter dari belokan akan terlihat tengara nama rumah batiknya di sisi sebelah kanan jalan. Jika dari arah Banyumas maka akses masuknya bisa dari gang ke kanan sekitar 50 meter sebelum Soto Kecik, lalu belok ke kiri setelah mentok. Area parkirnya sekitar 10x20 meter yang merupakan halaman rumahnya, yang sebagian digunakan sebagai area duduk bagi yang hendak menunggu di luar toko.
Warna kain batik Soakaraja umumnya cenderung tua dan gelap namun sekarang lebih bervariasi menyesuaikan dengan selera pembeli terutama dari generasi yang lebih muda, meski tetap bisa dibedakan dengan batik pesisiran yang cenderung terang dengan motif lebih bebas yang sebagian dipengaruhi oleh motif luar, seperti Cina dan Eropa.
Tampak depan Rumah Batik Anto Djamil dengan dinding yang terbuat dari kaca memakai rangka aluminum. Logo sebuah merk moge tampak melekat di bagian atas kaca, dan mogenya terlihat parkir di bagian kiri foto. Moge selain simbol selera juga bisa menjadi tanda kemakmuran pemiliknya, lantaran harga dan perawatannya terbilang tak murah. Saudagar batik memang tak sedikit yang kaya raya.
Sekitar pertengahan tahun 60-an, Batik Sokaraja pernah mengalami masa kejayaan, dan saudagar batik merupakan kelompok elit kaya raya yang mendominasi ekonomi kota kecamatan kecil di jalan simpang menuju Purbalingga dan Banyumas ini.
Setidaknya itulah kesan saya saat masih anak-anak ketika berkunjung ke rumah pakde Rifa'i di Sokaraja, yang meneruskan tarekat yg didirikan mbah buyut KH RM Muhammad Ilyas, setelah mbah Afandi wafat.
Sebagian kain batik yang dipajang di Rumah Batik Anto Djamil sempat saya foto. Di sebelah kanan adalah baju batik pria dengan motif daun boled. Kemakmuran Kota Kecamatan Sokaraja juga berasal dari keterkenalan kuliner Soto Sokaraja dan Getuk Goreng Sokaraja yang khas dan digemari orang.
Sejumlah warung soto berkibar lebih tinggi namanya dibandingkan nama-nama lainnya, yang sekarang umumnya sudah dikelola generasi kedua dan ketiga. Ada Soto Kecik, Soto Asli (banyak yang memakai nama ini), Soto Lama H Suradi, dan belakangan ada Soto Sutri yang letaknya masuk ke dalam gang.
Koleksi Rumah Batik Anto Djamil Sokaraja kebanyakan disusun dalam rak-rak yang dikelompokkan berdasar jenis pembuatan, tujuan pemakaian dan harga. Ada pula yang dipasang di manekin untuk menarik perhatian, serta dipajang pada gantungan yang umumnya sudah berupa barang jadi seperti baju lengan pendek dan lengan panjang serta bahan batik untuk rok.
Suasana di dalam Rumah Bati Anto Djamil cukup enak dengan gelaran karpet untuk pengunjung membeber kain batik yang menarik perhatiannya. Karpet ini sekarang mungkin sudah diganti dengan yang baru. Sokaraja juga memiliki sejumlah toko mebel dengan desain dan kualitas yang sangat baik, selain terkenal dengan lukisan bergaya klasik berupa pemandangan dan tema alam pegunungan dan satwa.
Tak jelas apakah keturunan para seniman lukis itu masih banyak yang bertahan dengan profesinya. Di sekitar Purwokerto, hanyalah Sokaraja yang menjadi tempat layak singgah bagi pejalan yang tengah menuju ke arah timur maupun ke barat.
Sebagaimana umumnya saudagar batik, Rumah Batik Anto Djamil Sokaraja menyediakan Batik Cap dan Batik Tulis berkualitas dengan harga yang sangat bervariasi, dari yang murah hingga relatif mahal. Berbagai motif kain batik cap print bisa dibeli dengan harga di kisaran Rp50.000, kain batik kombinasi cap dan tulis ada di kisaran Rp100.000, dan kain batik tulis yang lebih rumit ada di angka Rp200.000 ke atas.
Ada cukup banyak pilihan batik, yang sebagian menggunakan motif abstrak dan warna terang yang jarang dijumpai pada kain batik pedalaman. Diantara koleksi batiknya adalah kain kombinasi tulis motif kembang kipas, kain tulis motif babon angkrem, kain kombinasi tulis motif iwakan, dan kain kombinasi tulis motif godong boled. Boled adalah bahasa Banyumas untuk ketela pohon. Batik Sokaraja didominasi oleh motif tumbuhan dan hewan, selain motif pewayangan seperti tokoh Bawor yang menjadi simbol masyarakat Banyumas. Pilihan lain untuk belanja batik Banyumas adalah di Galeri Batik Hadipriyanto.
Rumah Batik Anto Djamil
Alamat : Jl Kauman, Sokaraja Tengah, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Lokasi GPS : -7.456373, 109.293809, Waze. Hotel di Purwokerto, Hotel di Baturraden, Tempat Wisata di Banyumas, Tempat Wisata Kuliner Banyumas, Peta Wisata Banyumas.Sponsored Link
Sponsored Link
Sponsored Link
Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.