Cagar Budaya, Candi, Fina Hastuti, Garut, Jawa Barat

Cagar Budaya Candi Cangkuang Garut

Untuk berkunjung ke Candi Cangkuang Garut kami menyeberang dengan rakit di Situ Cangkuang di Kecamatan Leles, Garut. Itu karena Candi Cangkuang berada di sebuah pulau seluas 16,5 ha yang memanjang dari Barat ke Timur di tengah Situ Cangkuang.Ada pula dua pulau lainnya dengan ukuran yang lebih kecil di danau ini.

Setelah turun dari rakit kami berjalan ke kompleks Rumah Adat Kampung Pulo, peninggalan Arif Muhammad, pemuka agama Islam yang leluhur penduduk Desa Cangkuang. Di situs rumah adat Kampung Pulo terdapat 7 bangunan pokok, sebagai lambang dari jumlah keturunan Arif Muhammad.

Dari 7 anak yang dimiliki Arif, 6 diantaranya adalah perempuan yang dilambangkan pada jumlah 6 bangunan rumah dan 1 lelaki yang dilambangkan pada sebuah bangunan masjid. Jumlah bangunan di kompleks Rumah Adat Kampung Pulo ini tidak boleh ditambah ataupun dikurangkan.

candi cangkuang garut

Jalan masuk ke dalam Kompleks Rumah Adat Kampung Pulo dengan tengara sederhana yang disangga dudukan batang besi.

Setelah keluar dari situs rumah adat Kampung Pulo, maka baru kita membayar tiket masuk Candi Cangkuang di loket. Saya agak bingung dengan harga tiket di tempat ini. Di tulis Dewasa Rp. 3.000, Anak-anak Rp. 2.000, Wisatawan Rp. 5.000. Bukannya orang yang melakukan kunjungan wisata (dewasa dan anak-anak) di namakan wisatawan? Mungkin maksud dari tiket masuk wisatawan adalah turis luar negeri?

candi cangkuang garut
Memasuki komplek candi Cangkuang, maka dapat melihat bangunan makan eyang mbah dalem Arif Muhammad. Makam ini bersebelahan letaknya dengan Candi Cangkuang.

Saat saya melihat makam tersebut, langsung keingatan Olive, teman sesama penulis di blog ini penyuka kunjungan makam. Pasti tempat ini cocok dengan rasa keingintahuannya mengenai makam yang memiliki sejarah.

candi cangkuang garut

Candi Cangkuang adalah candi Hindu dari abad ke-8 M yang ditemukan pada tahun 1966. Candi ini merupakan candi pertama yang diketahui keberadaannya di Tatar Sunda dan sejauh ini merupakan satu-satunya candi Hindu di Tatar Sunda.

Adalah Harsoyo dan Uka Tjandrasasmita yang datang ke tempat ini untuk meneliti berdasarkan laporan Vorderman dalam buku Notulen Bataviaasch Genotschap terbitan 1893. Tulisan itu menyebutkan adanya sebuah arca rusak serta makam kuno di bukit Kampung Pulo, Leles.

Mereka dapat menemukan makam dan Arca Syiwa itu, serta reruntuhan sebuah bangunan candi, serpihan pisau, dan batu-batu besar peninggalan dari jaman megalitikum. Keadaan Arca Syiwa sudah rusak dengan wajah rata serta kedua pergelangan tangannya telah hilang. Pada penelitian lanjutan tahun 1967 dan 1968 mereka berhasil menggali bangunan makam.

Persiapan pemugaran Candi Cangkuang baru dimulai pada 1974-1975 dan pelaksanaan rekonstruksinya dilakukan pada 1976, dengan menggunakan hanya sekitar 40% dari batu aslinya dan sisanya dibuat dari adukan semen, batu koral, pasir dan besi. Keberadaan Candi Cangkuang dilengkapi dengan sebuah bangunan joglo untuk museum yang menyimpan peninggalan budaya dari Garut.

Candi Cangkuang Garut

Alamat : Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Lokasi GPS : -7.1032136, 107.9189801, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Rujukan : Hotel di Garut, Peta Wisata Garut, Tempat Wisata di Garut.


Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.

, Penduduk Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Indonesia. Senang keluyuran melihat pemandangan hilir-mudik ikan-ikan elok di lautan dan pencinta komik hiburan, suka berfikir praktis dan anti ribet. Melihat semua hal dalam hidup dengan cara yang indah saja. Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! Juli 01, 2019.