Tidak banyak informasi yang diperoleh tentang Masjid Malik Ibrahim Leran Gresik yang berada di Dusun Pesucinan, Desa Leran, Gresik, Jawa Timur ini. Dusun Pesucinan yang berukuran sekitar 200m x 200 m ini berada di tengah genangan air yang menyerupai kolam-kolam besar, sehingga berbentuk seperti sebuah pulau. Masjid Malik Ibrahim berada di tepian kolam besar di sebelah Timur dusun Pesucinan ini.
Masjid Malik Ibrahim Pesucinan Leran adalah merupakan salah satu peninggalan Maulana Malik Ibrahim yang masih tersisa. Maulana Malik Ibrahim, yang juga dikenal sebagai Sunan Gresik dan Syekh Maulana Maghribi ini, adalah sosok yang sangat dihormati karena dianggap sebagai orang pertama yang berhasil meng-Islam-kan Tanah Jawa.
Sekitar 400 m sebelum Masjid Malik Ibrahim Pesucinan Leran terdapat masjid lain yang baru selesai diperbaiki dan kelihatan cukup besar, sehingga saya mengira bahwa inilah Masjid Malik Ibrahim itu. Setelah sembahyang Jumat di masjid ini, barulah saya menyadari bahwa bukan ini yang saya tuju.
Masjid Malik Ibrahim Pesucinan Leran memiliki gapura berbentuk persegi, lubang masuk berbentuk lengkung, dan sepasang ornamen simetris serta hiasan kaligrafi. Namun melihat bentuknya, tampaknya gapura ini tidak aseli lagi. Di ujung belakang sana adalah masjid tempat saya Jumatan, dan sempat saya kira sebagai Masjid Leran.
Masjid Malik Ibrahim Pesucinan Leran memiliki atap bergaya limasan dengan puncak terbuat dari gerabah berukir yang cukup rumit. Menurut seseorang yang tengah berada di sana, gerabah yang berada di masjid ini semuanya masih aseli. Leran adalah tempat dimana konon Maulana Malik Ibrahim pertama kali mendarat, dan di Leran pula beliau membangun sebuah pesantren yang diselesaikannya sebelum ia wafat.
Ruang utama Masjid Malik Ibrahim Pesucinan Leran boleh dikatakan kecil dan sederhana, dengan empat pilar kayu yang menyangga bagian tengah masjid. Tidak ada langit-langit kayu berukir indah, seperti yang saya lihat di Masjid Agung Al-Falah Kyai Mojo di Tondano. Sementara di teras samping masjid saya melihat ada sebuah bedug cukup besar yang saya duga belum lama dibuat.
Dalam dakwahnya, Maulana Malik Ibrahim dikenal akomodatif terhadap budaya masyarakat setempat, termasuk penggunaan bedug yang tidak dikenal di Arab, sehingga sosok dan ajaran-ajaran yang disampaikannya pun lebih mudah diterima. Keberhasilan para wali dalam mengislamkan Jawa dipercaya karena menggunakan pendekatan budaya lokal yang sangat kental.
Masjid Malik Ibrahim Pesucinan Leran memiliki sebuah mimbar yang terbilang cukup unik karena bentuk dan ragam ukirnya. Mimbar yang menurut penuturan dibuat dari pilar-pilar masjid yang aseli ini terlihat penuh dengan berbagai macam ornamen rumit yang bisa menjadi tantangan tersendiri untuk merawatnya.
Setelah memutar kepala di dalam ruangan utama masjid, mimbar kayu itu bisa disebut merupakan satu-satunya benda menarik yang ada di sana. Tiang-tiang penyangga atap masjid yang telah dibalut dengan keramik membuatnya terlihat tak menarik lagi. Hanya saja bagian umpaknya masih terlihat lumayan baik dan cantik.
Masjid Malik Ibrahim Pesucinan Leran menyisakan sebuah mata air yang kabarnya masih aseli, yang sering disebut sebagai Pesucinan. Lokasi mata air yang digunakan untuk berwudhu ini berada di samping kiri masjid. Daerah Pesucinan Leran sendiri bisa dikatakan merupakan daerah dengan air yang melimpah.
Pada waktu datang, saya melewati jalan yang sedikit memutar untuk sampai ke Masjid Malik Ibrahim Pesucinan Leran ini, dan jalannya pun sedikit sempit serta tidak beraspal. Dengan data GPS yang ada di bawah ini, anda bisa menemukan rute yang terpendek jika ingin berkunjung ke Masjid Malik Ibrahim Pesucinan Leran untuk napak tilas awal sejarah pengislaman Jawa.
Masjid Malik Ibrahim Pesucinan Leran adalah merupakan salah satu peninggalan Maulana Malik Ibrahim yang masih tersisa. Maulana Malik Ibrahim, yang juga dikenal sebagai Sunan Gresik dan Syekh Maulana Maghribi ini, adalah sosok yang sangat dihormati karena dianggap sebagai orang pertama yang berhasil meng-Islam-kan Tanah Jawa.
Sekitar 400 m sebelum Masjid Malik Ibrahim Pesucinan Leran terdapat masjid lain yang baru selesai diperbaiki dan kelihatan cukup besar, sehingga saya mengira bahwa inilah Masjid Malik Ibrahim itu. Setelah sembahyang Jumat di masjid ini, barulah saya menyadari bahwa bukan ini yang saya tuju.
Masjid Malik Ibrahim Pesucinan Leran memiliki gapura berbentuk persegi, lubang masuk berbentuk lengkung, dan sepasang ornamen simetris serta hiasan kaligrafi. Namun melihat bentuknya, tampaknya gapura ini tidak aseli lagi. Di ujung belakang sana adalah masjid tempat saya Jumatan, dan sempat saya kira sebagai Masjid Leran.
Masjid Malik Ibrahim Pesucinan Leran memiliki atap bergaya limasan dengan puncak terbuat dari gerabah berukir yang cukup rumit. Menurut seseorang yang tengah berada di sana, gerabah yang berada di masjid ini semuanya masih aseli. Leran adalah tempat dimana konon Maulana Malik Ibrahim pertama kali mendarat, dan di Leran pula beliau membangun sebuah pesantren yang diselesaikannya sebelum ia wafat.
Ruang utama Masjid Malik Ibrahim Pesucinan Leran boleh dikatakan kecil dan sederhana, dengan empat pilar kayu yang menyangga bagian tengah masjid. Tidak ada langit-langit kayu berukir indah, seperti yang saya lihat di Masjid Agung Al-Falah Kyai Mojo di Tondano. Sementara di teras samping masjid saya melihat ada sebuah bedug cukup besar yang saya duga belum lama dibuat.
Dalam dakwahnya, Maulana Malik Ibrahim dikenal akomodatif terhadap budaya masyarakat setempat, termasuk penggunaan bedug yang tidak dikenal di Arab, sehingga sosok dan ajaran-ajaran yang disampaikannya pun lebih mudah diterima. Keberhasilan para wali dalam mengislamkan Jawa dipercaya karena menggunakan pendekatan budaya lokal yang sangat kental.
Masjid Malik Ibrahim Pesucinan Leran memiliki sebuah mimbar yang terbilang cukup unik karena bentuk dan ragam ukirnya. Mimbar yang menurut penuturan dibuat dari pilar-pilar masjid yang aseli ini terlihat penuh dengan berbagai macam ornamen rumit yang bisa menjadi tantangan tersendiri untuk merawatnya.
Setelah memutar kepala di dalam ruangan utama masjid, mimbar kayu itu bisa disebut merupakan satu-satunya benda menarik yang ada di sana. Tiang-tiang penyangga atap masjid yang telah dibalut dengan keramik membuatnya terlihat tak menarik lagi. Hanya saja bagian umpaknya masih terlihat lumayan baik dan cantik.
Masjid Malik Ibrahim Pesucinan Leran menyisakan sebuah mata air yang kabarnya masih aseli, yang sering disebut sebagai Pesucinan. Lokasi mata air yang digunakan untuk berwudhu ini berada di samping kiri masjid. Daerah Pesucinan Leran sendiri bisa dikatakan merupakan daerah dengan air yang melimpah.
Pada waktu datang, saya melewati jalan yang sedikit memutar untuk sampai ke Masjid Malik Ibrahim Pesucinan Leran ini, dan jalannya pun sedikit sempit serta tidak beraspal. Dengan data GPS yang ada di bawah ini, anda bisa menemukan rute yang terpendek jika ingin berkunjung ke Masjid Malik Ibrahim Pesucinan Leran untuk napak tilas awal sejarah pengislaman Jawa.
Masjid Malik Ibrahim Pesucinan Leran
Alamat : Dusun Pesucinan, Desa Leran, Gresik, Jawa Timur. Lokasi GPS : -7.1252939, 112.5898808, Waze. Rujukan : Hotel di Gresik, Peta Wisata Gresik, Tempat Wisata di Gresik.Sponsored Link
Sponsored Link
Sponsored Link
Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.