Tengara di pinggir jalan membuat kami bisa mampir ke Bendung Padurekso Karanggondang Pekalongan di Kecamatan Karanganyar. Belokan arah ke bendung berada hanya 150 meter dari RM Tirta Alam Karanggondang. Mungkin nama bendung itulah yang menarik perhatian saya.
Kata padurekso atau paduraksa adalah bentuk gapura yang bertaut di atasnya, biasanya sebagai gerbang masuk ke daerah suci di tempat ibadah atau rumah. Namun nama Bendung Padurekso Karanggondang Pekalongan ini tak ada hubungannya dengan itu. Tak ada gapura di bendung itu. Kami menyusuri jalan tanah diperkeras mengarah ke Timur, menjajari saluran irigasi yang airnya cukup berlimpah. Sekitar setengah kilometer berkendara kami melihat ada sebuah bendung, atau lebih tepat pintu air berukuran kecil, sehingga kami meneruskan perjalanan. Setelah 1,1 km barulah kami sampai di tepian Bendung Padurekso Karanggondang Pekalongan.
Meskipun Bendung Padurekso Karanggondang Pekalongan dibangun pada tahun 1915, namun struktur bendung masih terlihat kokoh. Bendung ini sudah pernah mengalami perbaikan pada 1979, dan perbaikan juga direncanakan dilakukan pada 2013, namun tak jelas realisasinya. Masih banyak yang bisa dilakukan untuk membuat bendung ini bisa terlihat lebih elok.
Tiga buah pintu air Bendung Padurekso Karanggondang Pekalongan terlihat menggelontorkan air ke saluran irigasi yang mampu mengairi areal seluas 3029 hektare di empat kecamatan di wilayah Kabupaten Pekalongan dengan jumlah petani lebih dari 9.000 orang. Undakan di kiri kanan pintu air bisa digunakan untuk mendapat arah pandang yang baik ke pintu air.
Dalam perjalanan menyusuri pinggir saluran irigasi ini, ketika masih menuju ke Bendung Padurekso Karanggondang Pekalongan, kami melihat beberapa anak muda menggunakan ban karet berukuran besar untuk mengambang di permukaan air dan menghanyut mengikuti aliran saluran irigasi ini. Debit air yang dialirkan ke saluran irigasi ini memang cukup besar.
Ini adalah permainan yang lebih "maju" ketimbang yang biasa saya lakukan ketika masih berada di sekolah dasar dan sering main ke sungai. Meskipun sungai di kampung saya dulu itu juga tak kalah besar dari saluran irigasi Bendung Padurekso Karanggondang ini, serta tak kalah panjang, namun tak pernah terpikir untuk hanyut mengambang di atas ban. Dulu kami cukup senang dengan main "kunclungan".
Hal pertama yang menarik perhatian setiba di Bendung Padurekso Karanggondang Pekalongan adalah adanya pohon tua besar dan rimbun di tepi jalan. Pohon ini menyerupai pohon beringin karena adanya akar-akar gantung yang menyerupai rambut bergelantungan mengitari pohon. Akar pohon yang sudah tua telah tumbuh besar mengelilingi batang pohon utamanya.
Pintu air bagian dari Bendung Padurekso Karanggondang Pekalongan dan saluran irigasinya berada di sebelah kiri bawah pohon besar ini. Di sebelah kanan kami adalah tanah persawahan. Seorang pria tengah bekerja membalik tanah dengan traktornya sebelum ditanami padi. Suasana pedesaan sangat terasa di sekitar bendung, membuat kami merasa betah berada di sana.
Ketika itu ada seorang pria bertopi dan berkaos putih tampak tengah merenungi aliran air Sungai Sengkarang yang terlihat tenang dan cukup jernih. Batang tali pancingnya tampak dibiarkan tergeletak di sebelah kanannya. Saat itu memang masih musim kemarau, sehingga air sungai tidak terlihat keruh, namun debit airnyapun menjadi jauh lebih kecil dibanding ketika saat musim hujan.
Bentang Bendung Padurekso Karanggondang Pekalongan dibuat cukup landai, dengan kemiringan sekitar 35 derajat. Lebar bendung saya perkirakan sekitar 60 meter. Lantaran musim kering, hanya sekitar sepertiga bendung yang dirambati air. Sebagian besar air tampaknya ditumpahkan ke saluran irigasi untuk mengairi sawah dan mungkin kolam ikan milik penduduk.
Saya sempat mengambil foto pandangan dekat pada roda-roda besi yang digunakan untuk mengatur naik turunnya pintu air dan dengan demikian mengatur besar kecilnya debit air yang ditumpahkan ke saluran irigasi. Di latar belakang ada pula roda-roda pengatur pintu air lainnya. Beberapa orang pria yang terlihat di ujung sana adalah mereka yang tengah sibuk dengan peralatan pancingnya.
Mereka, para pemancing itu, melemparkan mata pancingnya ke Sungai Sengkarang, sungai lebar yang dibendung oleh Bendung Padurekso Karanggondang Pekalongan ini. Sungai itu pula yang sebelumnya saya lihat saat mampir berkunjung ke Jembatan Lengkung Lolong. Sebagaimana jembatan itu, bendung ini juga dibuat semasa penjajahan kolonial Belanda.
Seng penutup rumah roda pintu air sudah berkarat dan berlubang. Papan data teknis sudah berkarat parah, sehingga tulisannya tidak bisa dibaca lagi. Papan Operasi Bendung Padurekso Karanggondang Pekalongan masih terlihat baik, berisi tindakan yang harus dilakukan pada saat banjir normal hingga banjir besar dengan permukaan air lebih dari 200 cm.
Pada pelat besi yang menjadi dudukan roda penggerak pintu air Bendung Padurekso Karanggondang Pekalongan ada menempel satu pelat besi dengan tulisan timbul yang berbunyi "N.V. Machinefabriek, BRAAT, Soerabaia", yang tampaknya adalah pabrik pembuat roda-roda dan pintu air untuk jembatan ini. Tulisan itu masih bisa dilihat secara jelas.
Kata padurekso atau paduraksa adalah bentuk gapura yang bertaut di atasnya, biasanya sebagai gerbang masuk ke daerah suci di tempat ibadah atau rumah. Namun nama Bendung Padurekso Karanggondang Pekalongan ini tak ada hubungannya dengan itu. Tak ada gapura di bendung itu. Kami menyusuri jalan tanah diperkeras mengarah ke Timur, menjajari saluran irigasi yang airnya cukup berlimpah. Sekitar setengah kilometer berkendara kami melihat ada sebuah bendung, atau lebih tepat pintu air berukuran kecil, sehingga kami meneruskan perjalanan. Setelah 1,1 km barulah kami sampai di tepian Bendung Padurekso Karanggondang Pekalongan.
Meskipun Bendung Padurekso Karanggondang Pekalongan dibangun pada tahun 1915, namun struktur bendung masih terlihat kokoh. Bendung ini sudah pernah mengalami perbaikan pada 1979, dan perbaikan juga direncanakan dilakukan pada 2013, namun tak jelas realisasinya. Masih banyak yang bisa dilakukan untuk membuat bendung ini bisa terlihat lebih elok.
Tiga buah pintu air Bendung Padurekso Karanggondang Pekalongan terlihat menggelontorkan air ke saluran irigasi yang mampu mengairi areal seluas 3029 hektare di empat kecamatan di wilayah Kabupaten Pekalongan dengan jumlah petani lebih dari 9.000 orang. Undakan di kiri kanan pintu air bisa digunakan untuk mendapat arah pandang yang baik ke pintu air.
Dalam perjalanan menyusuri pinggir saluran irigasi ini, ketika masih menuju ke Bendung Padurekso Karanggondang Pekalongan, kami melihat beberapa anak muda menggunakan ban karet berukuran besar untuk mengambang di permukaan air dan menghanyut mengikuti aliran saluran irigasi ini. Debit air yang dialirkan ke saluran irigasi ini memang cukup besar.
Ini adalah permainan yang lebih "maju" ketimbang yang biasa saya lakukan ketika masih berada di sekolah dasar dan sering main ke sungai. Meskipun sungai di kampung saya dulu itu juga tak kalah besar dari saluran irigasi Bendung Padurekso Karanggondang ini, serta tak kalah panjang, namun tak pernah terpikir untuk hanyut mengambang di atas ban. Dulu kami cukup senang dengan main "kunclungan".
Hal pertama yang menarik perhatian setiba di Bendung Padurekso Karanggondang Pekalongan adalah adanya pohon tua besar dan rimbun di tepi jalan. Pohon ini menyerupai pohon beringin karena adanya akar-akar gantung yang menyerupai rambut bergelantungan mengitari pohon. Akar pohon yang sudah tua telah tumbuh besar mengelilingi batang pohon utamanya.
Pintu air bagian dari Bendung Padurekso Karanggondang Pekalongan dan saluran irigasinya berada di sebelah kiri bawah pohon besar ini. Di sebelah kanan kami adalah tanah persawahan. Seorang pria tengah bekerja membalik tanah dengan traktornya sebelum ditanami padi. Suasana pedesaan sangat terasa di sekitar bendung, membuat kami merasa betah berada di sana.
Ketika itu ada seorang pria bertopi dan berkaos putih tampak tengah merenungi aliran air Sungai Sengkarang yang terlihat tenang dan cukup jernih. Batang tali pancingnya tampak dibiarkan tergeletak di sebelah kanannya. Saat itu memang masih musim kemarau, sehingga air sungai tidak terlihat keruh, namun debit airnyapun menjadi jauh lebih kecil dibanding ketika saat musim hujan.
Bentang Bendung Padurekso Karanggondang Pekalongan dibuat cukup landai, dengan kemiringan sekitar 35 derajat. Lebar bendung saya perkirakan sekitar 60 meter. Lantaran musim kering, hanya sekitar sepertiga bendung yang dirambati air. Sebagian besar air tampaknya ditumpahkan ke saluran irigasi untuk mengairi sawah dan mungkin kolam ikan milik penduduk.
Saya sempat mengambil foto pandangan dekat pada roda-roda besi yang digunakan untuk mengatur naik turunnya pintu air dan dengan demikian mengatur besar kecilnya debit air yang ditumpahkan ke saluran irigasi. Di latar belakang ada pula roda-roda pengatur pintu air lainnya. Beberapa orang pria yang terlihat di ujung sana adalah mereka yang tengah sibuk dengan peralatan pancingnya.
Mereka, para pemancing itu, melemparkan mata pancingnya ke Sungai Sengkarang, sungai lebar yang dibendung oleh Bendung Padurekso Karanggondang Pekalongan ini. Sungai itu pula yang sebelumnya saya lihat saat mampir berkunjung ke Jembatan Lengkung Lolong. Sebagaimana jembatan itu, bendung ini juga dibuat semasa penjajahan kolonial Belanda.
Seng penutup rumah roda pintu air sudah berkarat dan berlubang. Papan data teknis sudah berkarat parah, sehingga tulisannya tidak bisa dibaca lagi. Papan Operasi Bendung Padurekso Karanggondang Pekalongan masih terlihat baik, berisi tindakan yang harus dilakukan pada saat banjir normal hingga banjir besar dengan permukaan air lebih dari 200 cm.
Pada pelat besi yang menjadi dudukan roda penggerak pintu air Bendung Padurekso Karanggondang Pekalongan ada menempel satu pelat besi dengan tulisan timbul yang berbunyi "N.V. Machinefabriek, BRAAT, Soerabaia", yang tampaknya adalah pabrik pembuat roda-roda dan pintu air untuk jembatan ini. Tulisan itu masih bisa dilihat secara jelas.
Bendung Padurekso Karanggondang Pekalongan
Alamat : Desa Karanggondang, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan. Lokasi GPS : -7.04658, 109.62758, Waze. Info Wisata Pekalongan: Hotel di Pekalongan, Tempat Wisata di Pekalongan, Peta Wisata Pekalongan.Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!