Autis, Bandung, Jawa Barat, Pameran, Vinny Soemantri

Pameran Karya Penyandang Sindrom Autism ( Kriya Mata Kucing)

Terlibat kegiatan yang luar biasa, yaitu Pameran Karya Penyandang Sindrom Autism adalah hal yang menyenangkan, Kriya Mata Kucing adalah keluarga Penyandang Gangguan Sindrom Autis yang menyelenggarakan pameran dengan tajuk " Melihat Lebih Dekat". Yang dipamerkan berupa karya dibuat oleh 12 anak penyandang sindrom autis bersenergi dengan para ibunda dari anak-anak tersebut, saling mengisi dan melengkapi. Kriya Mata Kucing bukan sekedar tempat untuk berkarya dan berproses, tetapi seperti sebuah keluarga kedua bagi mereka.

Saya menamakan mereka 12 bintang dari Kriya Mata Kucing, yang berpameran di Galery Art Silverroad. Adapun salah satu tujuan dari Pameran Karya penyandang Autism ini adalah, agar di kemudian hari mereka dapat mandiri, lebih mengenali diri sendiri, bersosialisasi dengan lingkungan di luar keluarga dan memberikan rasa kepercayaan diri bagi anak-anak tersebut. Karya yang mereka buat tidak semata-mata membuat karya seni tetapi lebih kepada membantu untuk melatih motorik halus, fokus terhadap sesuatu dan kelenturan tangan yang tentunya secara bertahap dapat mengarahkan mereka.

Penggagas acara Pameran Kriya Penyandang Sindrom Autis merangkap pelatih kriya di keluarga Kriya Mata Kucing adalah S.Ken Atik sahabat saya didampingi anak muda bernama Joel dengan rutin mengadakan kelas kriya hingga anak-anak akhirnya bisa mengadakan pameran "Melihat Lebih Dekat". Mengenal mereka lebih dekat dari karya-karyanya yang dibantu para ibunda mereka, berkenalan lebih dekat dan lebih memahami mereka bahwa di balik kekurangan ternyata ada sesuatu yang luar biasa.

pameran kriya penyandang sindrom autis
Ruang pamer yang tidak terlalu besar namun menebarkan energi yang besar, tehnik shibori atau jumputan yang diajarkan pada anak-anak sepintas seperti hal yang mudah. Mengikat dan menyelup kain, bagi mereka memerlukan kesabaran dan fokus tingkat tinggi hingga dapat menyelesaikannya. Kain hasil karya mereka menjadi beberapa barang yang dipamerkan di Galery Silverroad ditata apik, selain itu ada beberapa lukisan karya mereka yang juga menghiasi ruang pamer.

Hasil karya berupa kain ikat celup yang dibuat menjadi beberapa barang seperti sarung bantal, hiasan dinding, kap lampu, asesoris, taplak meja, dan tas, yang hampir semuanya dibuat dari bahan baku kain ikat celup karya 12 bintang Kriya Mata Kucing dalam kurun waktu kurang lebih 1 tahun. Hasil karya yang mengundang decak kagum dan rasa haru biru, dan senangnya menyaksikan sebagian besar dari anak-anak ikut bersuka cita.

pameran kriya penyandang sindrom autis
Saya mengenal satu persatu dari mereka, diawali dengan Dendi yang sudah berusia 23 tahun, saya mengenalnya dari 9 tahun yang lalu walaupun sangat jarang berjumpa, Dendi masih mengingat saya dengan baik. Lalu Raka yang juga pandai menulis dan bercerita dengan baik, Paul yang tinggi besar ia pandai bermain kybord dan Andre yang bercita-cita ingin mempunyai toko sendiri menjual hasil karyanya. Selebihnya ada Iin, Aswin, Ivan, Leony, Antonius, Kiki, Kevin dan si ganteng Abraham.

12 bintang Kriya Mata Kucing dengan berbagai karekter dan tingkat kesulitan yang berbeda untuk megikuti kegiatan pameran ini, mulai dari proses berkarya lewat workshop yang rutin diadakan oleh keluarga Kriya Mata Kucing bertempat di Jalan Sumber Endah Nomor 31- 6 Komplek Sumber Sari Bandung hingga dulaksanakannya pameran Melihat lebih Dekat, mereka dilibatkan langsung dan bersosialisasi dengan pengunjung pameran yang dibuka dari tanggal 15 Maret hingga 24 Maret 2018.

pameran penyandang sindrom autis
Barang-barang yang dipajang di ruang pamer, salah satu yang menarik perhatian saya adalah kap lampu yang dibuat dari kain ikat celup dipadu padankan dengan unsur kayu, dan perpaduan warna kain ketika terkena sorotan lampu yang ada di dalamnya, terlihat sangat menarik. Kesulitan dan hambatan dalam berproses hingga terlaksananya pameran ini telah teratasi, adalah berbuah manis dan sangat membanggakan. Kriya Mata Kucing dengan 12 bintangnya terbilang sukses mengadakan pameran Melihat Lebih Dekat, dengan dukungan dan kesabaran para ibunda yang terus-menerus mendampingi anak-anaknya juga pelatih dan pembimbingnya.

Kebanyakan dari anak-anak dan ibu mereka sangat antusias, sehari sebelum pembukaan pameran mempersiapkan segala sesuatunya untuk hari istimewa. Beberapa media elektronik , online dan cetakpun ikut memberitakan pameran Melihat Lebih Dekat. Barang-barang yang dipamerkan di Galery Silverroad jika anda berminat memiliki dapat dibeli, setiap hari ada ibu-ibu dari 12 bintang yang berjaga bergantian dan relawan dari mahasiswa Universitas Muhamadiyah Bandung (UMB) yang juga turut membantu pameran ini. Diana adalah ketua penyelenggara yang terlihat wara-wiri bersama Elis, Sumini dan ibu-ibu lainnya dari 12 bintang pada acara pembukaan pameran.

pameran karya penyandang sindrom autis
Sangat membanggakan selain berpameran, 12 bintang Kriya Mata Kucing pada saat pembukaan pameran menampilkan musik dengan alat musik jimbe secara bersama-sama dan salah satu dari mereka bermain biola. Lagu daerah Sunda Manuk Dadali dimainkan bersama sambil bernyanyi, proses latihan bermusikpun dilakukan oleh mereka. Pembukaan pameran Melihat Lebih Dekat dibuka oleh Prof.Dr.Setiawan Sabana, MFA guru besar seni rupa ITB, beliau mengatakan pada kata sambutannya, bahwa ini adalah karya yang luar biasa dan banyak mengundang kekaguman serta rasa haru dari undangan yang hadir.

Ketika saya berbincang dengan Elies Tri Delimayanti ibu dari Raka salah satu 12 bintang Kriya Mata Kucing, bahwa Kriya Mata Kucing yang berpameran usianya berkisar 20 sampai 30 tahun, usia tersebut disebut usia produktif. Dan Kriya Mata Kucing sebagai pilot project usaha anak-anak mereka untuk menuju mandiri. Ternyata selain Kriya Mata Kucing ada komunitas lain yang bernama K-PAS ( Komunitas Peduli Autis). Dan semua anggota Kriya Mata Kucing adalah anggota K-PAS. Sedangkan kegiatan K-PAS lebih kepada bidang kesenian, seperti Jimbe, vokal, musik, tari, dan teater. Latihannya ada di 3 tempat sesuai dengan kegiatan yan dipilih berdasarkan talenta anak. Tidak ada batasan umur untuk menjadi anggota, walaupun bernama Komunitas Peduli Autis tetapi anggota K-PAS tidak hanya penyandang autis, ada pula Down Sindrome, Disabilitas Intelektual, ADHD. Usia K-PAS belum genap 1 tahun, tetapi sudah banyak melakukan kegiatan yang positif bagi anggota dan keluarganya. Semoga tulisan ini bermanfaat terutama bagi warga Kota Bandung, sebagai informasi bagi yang belum mengetahui dan bagi keluarga yang membutuhkannya.

Pameran Karya Penyandang Sindrom Autis, Melihat Lebih Dekat dari Kriya Mata Kucing patut diberikan penghargaan, di ruang yang sederhana namun energinya yang luar biasa. Acara pameran Melihat Lebih Dekat pun ada rangkaian acara lain, seperti work shop batik tulis dan seni keramik dengan instruktur yang ahli di bidangnya. 12 bintang Kriya Mata Kucing terus berkarya menginspirasi dan menularkan energinya kepada bintang-bintang lain di luar sana. Selamat dan bangga untuk Kriya Mata Kucing, terus semangat 12 bintang anak-anakku sayang.

Pameran Karya Penyandang Sindrom Autis

Melihat Lebih Dekat, Kriya Mata Kucimg Galeri Silverroad Jalan Bapak Husen Nomor 6 C Bandung


Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.

, Senang membuat catatan diri setiap perjalanan sekedar penghargaan atas apa yang dilihat dan dirasakan sebagai ritual ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta.(Jatuh cinta pada lembah, gunung dan pepohonan ). Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! Maret 18, 2018.