Banyumas, Jawa Tengah, Masjid

Masjid Nur Sulaiman Banyumas

Masjid Nur Sulaiman Banyumas merupakan salah satu diantara masjid tertua di wilayah Kabupaten Banyumas. Lokasi masjid berada di sisi sebelah Barat Alun-alun Banyumas menghadap ke arah Timur, hanya berjarak sekitar 300 meter dari lokasi Pendopo Duplikat Si Panji yang ada di dalam kompleks kantor kecamatan Banyumas.

Masjid Nur Sulaiman Banyumas adalah masjid agung ketika pusat pemerintahan masih di Kota Banyumas. Ada yang menyebut masjid ini dibangun pada 1755. Jika benar maka dibangun pada awal pemerintahan Tumenggung Yudanegara III, atau akhir pemerintahan Tumenggung Reksa Praja.

Namun ada yang menyebut bahwa Masjid Nur Sulaiman Banyumas dibangun pada 1925, semasa pemerintahan Tumenggung Yudanegara II (1708-1743) yang mendirikan Pendopo Si Panji. Pendapat ini lebih masuk akal, karena masjid agung lazimnya dibangun bersamaan atau setelah bangunan utama pemerintahan selesai dibuat.

masjid nur sulaiman banyumas

Pandangan sudut Masjid Nur Sulaiman Banyumas yang memperlihatkan bagian serambi masjid serta bangunan utama dengan atap berbentuk tajug atau limasan tumpang susun tiga dengan puncak berhias mustaka. Tajug adalah atap piramidal atau limas bujur sangkar, dengan dasar persegi empat sama-sisi dan sebuah puncak.

Bagian atap paling bawah itu disebut penitih, sedangkan bagian tengahnya disebut pananggap. Diantara atap ini terdapat celah hawa dan cahaya, sehingga udara segar dan berkas cahaya bisa masuk ke dalam ruangan masjid. Bentuk atap tumpang bersusun Masjid Nur Sulaiman ini merupakan budaya asli Indonesia yang disebut meru, dan telah digunakan pada bangunan suci sebelum Islam masuk ke Jawa.

Pada sisi Utara dan Selatan masjid masing-masing terdapat dua akses masuk ke serambi berbentuk lengkung dengan sebuah jendela diantaranya. Sementara bagian depan yang menghadap ke Timur dibiarkan terbuka tanpa penutup sama sekali. Tengara Masjid Nur Sulaiman menempel pada dinding yanag berada di sisi sebelah kanan.

Sebuah catatan mengatakan bahwa Masjid Nur Sulaiman Banyumas dibangun oleh Kyai Nur Sulaiman dengan arsitek Kyai Nur Daiman I. Keduanya berasal dari Gumelem. Desa Gumelem di Banjarnegara ini konon merupakan tempat muksanya Ki Ageng Giring, yaitu di Bukit Girilangan.

masjid nur sulaiman banyumas

Sebuah bedug berukuran besar diletakkan di sisi sebelah Utara serambi masjid, di atas lantai dengan ornamen keramik yang terlihat masih sangat indah. Bedug Masjid Nur Sulaiman Banyumas ini konon kabarnya masih asli. Saat itu ada seorang pria berbaju PNS tampak tengah melaksanakan sholat dhuha di serambi Masjid Nur Sulaiman Banyumas.

Bedug adalah bagian dari ingatan masa kecil dari orang-orang yang lahir di akhir tahun 50-an dan awal tahun 60-an, ketika listrik belum masuk ke desa-desa, dan belum ada masjid yang memasang pengeras suara di atap atau pun menaranya. Bulan puasa dan sehari sebelum Iedul Fitri dan Iedul Adha adalah saat-saat dimana bedug mencapai puncak pemanfaatan sebagai tanda kegembiraan datangnya hari raya.

Serambi Masjid Nur Sulaiman Banyumas berukuran 11 x 22 meter ini terlihat bersih mengkilap dan terasa sejuk ketika berada di dalamnya. Pada dinding ada dua papan yang berisi informasi keadaan kas amal jariah, dan jadwal petugas piket sholat Jumat. Pertanda keterbukaan pengelolaan keuangan yang baik.

Tempat wudlu berada di sisi kanan, namun tidak saya temukan adanya kolam yang lazim dibuat di bagian depan atau samping pada masjid-masjid kuno di Jawa yang dahulu dipakai untuk bersuci. Setelah pintu samping masjid dibuka, saya pun masuk ke dalam ruang utama Masjid Nur Sulaiman Banyumas dengan corak khas Jawa yang mempesona.

Serambi Masjid Nur Sulaiman Banyumas yang disangga pilar-pilar kayu terlihat indah, dilihat dari ujung sisi Selatan. Ada sebuah pintu utama dan dua pintu pendamping untuk masuk ke ruang utama masjid. Ketiga pintu dengan ornamen sederhana itu terkunci. Waktu sholat dhuhur memang belum lagi tiba. Pada latar belakang sebelah kanan, di luar serambi, adalah sebuah warung dan kantor.

Di tempat itulah saya kemudian bertemu dengan pengurus masjid yang lalu membukakan pintu sehingga saya pun bisa masuk ke dalam ruang utama masjid. Menempel di dinding adalah susunan pengurus masjid, lengkap dengan foto, dan tengara selesainya pemugaran masjid.

Pandangan sudut bisa memperlihatkan keindahan interior Masjid Nur Sulaiman Banyumas. Keempat soko guru serta pilar-pilar kayu pendukung berjumlah 12 yang menopang bangunan utama masjid. Ornamen pada bagian bawah pilar terlihat anggun yang mengambil bentuk gunungan memakai motif suluran dan daunan dengan pola simetris.

Umpak cetakan sebagai landasan pilar memperlihatkan pengaruh budaya barat pada pembuatan masjid. Sedangkan langit-langit bagian dalam tajug masjid dihias dengan ornamen floral simteris pada pusat dan keempat sudutnya. Bandingkan dengan umpak tradisional yang ada di Masjid Agung Al Falah Kyai Mojo di Minahasa.

Bagian mihrab, tempat imam ketika memimpin shalat berjamaah, memiliki atap terpisah dari atap bangunan utama, berbentuk tajug susun 2 dengan mahkota menyerupai gada. Karenanya jika diperhatikan pada gambar, terlihat berkas sinar terang pada bagian atas mihrab yang masuk dari celah diantara kedua atapnya.

Mimbar kayu jati masjid ini berbentuk tandu berundak tiga dengan ornamen floral berwarna keemasan. Di sebelahnya terdapat Maksura, yaitu tempat shalat yang biasa digunakan oleh penguasa, terutama ketika mengikuti shalat Jumat dan pada hari raya.

Masjid Nur Sulaiman Banyumas merupakan sebuah bangunan cagar budaya yang layak Anda kunjungi ketika sedang berada di Purwokerto atau jika melintas di Kota Banyumas dalam perjalanan ke Banjarnegara atau ke Yogyakarta lewat jalur Selatan.


Masjid Nur Sulaiman Banyumas

Alamat : Jl. Alun-alun Barat No. 1, Banyumas. Lokasi GPS : -7.51664, 109.292765, Waze. Hotel di Purwokerto, Hotel di Baturraden, Tempat Wisata di Banyumas, Tempat Wisata Kuliner Banyumas, Peta Wisata Banyumas.


Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.

, seorang pejalan musiman dan penyuka sejarah. Penduduk Jakarta yang sedang tinggal di Cikarang Utara. Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! Agustus 23, 2019.