Kali pertama berkunjung ke Gereja Katolik St Antonius Purbayan Solo saya gagal masuk, lantaran tengah diselenggarakan misa yang berakhir masih memakan waktu yang lama. Menunggu berarti membuang-buang waktu. Mampir yang kedua kali masih gagal juga. Kali itu lantaran pastor baru saja pergi, begitu kata petugas satpam.
Pada kunjungan ketiga karena kebetulan melintas dekat gereja, barulah beruntung. Saat itu misa baru akan dimulai beberapa menit lagi, dan satpam mempersilahkan saya ke belakang gereja untuk menemui koster dan meminta ijin. "Pencet bel sekali saja", begitu pesannya.
Setelah menemukan ruangan koster saya pun memencet bel, sekali, namun tak ada orang yang keluar. Rupanya ia tak ada di ruangan. Syukur tak lama kemudian ada anak muda datang menyapa dan lalu kami berjalan beriringan masuk ke ruang gereja tepat di samping area altar, dan meminta saya menunggu selagi ia menemui koster. Sesaat kemudian ia datang dan mengijinkan saya memotret. Begitulah. Keberuntungan tak datang jika tak gigih mencobanya.
Tampak muka bangunan bergaya kolonial Gereja Katolik St Antonius Purbayan yang tidak sepenuhnya simetri. Bagian sebelah kiri dengan satu pintu lengkung kecil dan satu pintu lengkung besar berbentuk berbeda dan sedikit masuk ke belakang.
Sementara bagian sebelah kanan memiliki simetri sendiri dengan dua pintu lengkung kecil dengan menara pendek di puncaknya, dan satu pintu lengkung besar dengan tiga jendela kaca patri, dan salib di puncaknya. Pintu kecil di tengah adalah sebenarnya pusat tengah gedung, yang ruang dalamnya berbentuk simetri penuh.
Gereja Katolik St Antonius Purbayan dibangun sejak November 1916, namun lebih dari setengah abad sebelumnya tempat ini telah menjadi stasi Gereja Gedangan Semarang. Stasi adalah pusat kegiatan pelayanan rohani yang letaknya jauh dari paroki.
Pandangan pada ruang utama yang mengarah pada altar Gereja Katolik St Antonius Purbayan Solo. Di meja altar terdapat dua pasang lilin baru yang berdiri di atas tempat lilin tinggi berwarna keemasan. Hiasan bebungaan di depan meja altar memberi kesan tersendiri. Agak ke belakang ada lagi dua pasang tempat lilin di kedua sayap yang masing-masing berisi tujuh batang lilin yang belum dibakar.
Menutupi kaca patri kedua di sebelah kiri terdapat foto merpati dengan sayap terpentang dan tulisan "Kenaikan Isa Almasih" melingkari separuh bagian atasnya. Di bawahnya terdapat penggambaran Yesus berpakaian putih dengan tangan mengembang. Pada sayap satunya lagi terdapat foto burung merpati juga, namun dengan tulisan "Novena St. Antonius Purbayan", lalu ada patung seorang pendeta tengah menggendong bayi.
Ruang utama ini dipenuhi deretan bangku simetris dengan langit-langit tinggi yang disebut Panti Umat. Rangkaian bunga digantung selang-seling pada ujung meja. Ada pula dua kotak sumbangan, satu di masing-masing kolom, berbungkus kain putih untuk diedarkan keliling pada saat misa berlangsung. Di belakang pilar-pilar penyangga di sisi kanan kiri ruangan, terdapat deretan patung yang menceritakan perjalanan Yesus yang disebut jalan salib, dimulai dari bagian depan sebelah kiri ruangan gereja.
Pandangan dekat pada bagian utama Gereja Katolik St Antonius Purbayan yang kalau tak salah disebut Panti Imam atau sanctuarium dimana dilakukan tindak liturgis dan menjadi tempat diletakkannya tiga perabot utama gereja, yaitu kursi pemimpin, ambo dan meja altar. Ambo adalah mimbar, tempat bagi Lectionarium atau Buku Bacaan Misa.
Pada dinding terdapat sebuah jendela kaca patri bulat dengan ornamen bunga dan merpati di pusatnya, diapit oleh patung bidadari bersayap. Di bawahnya terdapat jendela kaca patri lagi, diapit oleh masing-masing tiga jendela kaca patri di sayap kiri kanan dinding. Ketujuh jendela kaca patri itu memiliki pola dasar ornamen yang sama, namun isi ornamen utama pada masing-masing jendela kaca patri itu berbeda-beda. Ada lukisan kijang, huruf, garuda, hati, dan lambang lainnya.
Gereja Katolik Santo Antonius Purbayan merupakan gereja Katolik pertama di Kota Solo, letaknya persis di sebelah Balaikota Solo. Menurut riwayat, pada 29 Oktober 1905, Romo Cornelis Stiphout SJ dari Pastoran Ambarawa memperoleh ijin untuk mendirikan Gereja di Solo. Misa pertama diadakan di Pastoran pada 22 Desember 1907 karena gereja belum selesai dibangun. Pada November 1916, Gereja St. Antonius Purbayan resmi berdiri di Surakarta dengan surat pengangkatan pada 1918 dan diberkati Romo C. Stiphout SJ yang menjadi Pastor Paroki yang pertama.
Ulang tahun Gereja Katolik Santo Antonius Purbayan diperingati setiap tanggal 13 Juni karena tanggal itu merupakan hari Santo Pelindung, Gereja Santo Antonius Purbayan. Pada kurun waktu 1986 – 1988, dilakukan pemugaran dan pelebaran sisi dalam gereja, dan diberkati oleh Uskup Agung Semarang Mgr. Julius Darmaatmaja, SJ pada 1986
Pada kunjungan ketiga karena kebetulan melintas dekat gereja, barulah beruntung. Saat itu misa baru akan dimulai beberapa menit lagi, dan satpam mempersilahkan saya ke belakang gereja untuk menemui koster dan meminta ijin. "Pencet bel sekali saja", begitu pesannya.
Setelah menemukan ruangan koster saya pun memencet bel, sekali, namun tak ada orang yang keluar. Rupanya ia tak ada di ruangan. Syukur tak lama kemudian ada anak muda datang menyapa dan lalu kami berjalan beriringan masuk ke ruang gereja tepat di samping area altar, dan meminta saya menunggu selagi ia menemui koster. Sesaat kemudian ia datang dan mengijinkan saya memotret. Begitulah. Keberuntungan tak datang jika tak gigih mencobanya.
Tampak muka bangunan bergaya kolonial Gereja Katolik St Antonius Purbayan yang tidak sepenuhnya simetri. Bagian sebelah kiri dengan satu pintu lengkung kecil dan satu pintu lengkung besar berbentuk berbeda dan sedikit masuk ke belakang.
Sementara bagian sebelah kanan memiliki simetri sendiri dengan dua pintu lengkung kecil dengan menara pendek di puncaknya, dan satu pintu lengkung besar dengan tiga jendela kaca patri, dan salib di puncaknya. Pintu kecil di tengah adalah sebenarnya pusat tengah gedung, yang ruang dalamnya berbentuk simetri penuh.
Gereja Katolik St Antonius Purbayan dibangun sejak November 1916, namun lebih dari setengah abad sebelumnya tempat ini telah menjadi stasi Gereja Gedangan Semarang. Stasi adalah pusat kegiatan pelayanan rohani yang letaknya jauh dari paroki.
Pandangan pada ruang utama yang mengarah pada altar Gereja Katolik St Antonius Purbayan Solo. Di meja altar terdapat dua pasang lilin baru yang berdiri di atas tempat lilin tinggi berwarna keemasan. Hiasan bebungaan di depan meja altar memberi kesan tersendiri. Agak ke belakang ada lagi dua pasang tempat lilin di kedua sayap yang masing-masing berisi tujuh batang lilin yang belum dibakar.
Menutupi kaca patri kedua di sebelah kiri terdapat foto merpati dengan sayap terpentang dan tulisan "Kenaikan Isa Almasih" melingkari separuh bagian atasnya. Di bawahnya terdapat penggambaran Yesus berpakaian putih dengan tangan mengembang. Pada sayap satunya lagi terdapat foto burung merpati juga, namun dengan tulisan "Novena St. Antonius Purbayan", lalu ada patung seorang pendeta tengah menggendong bayi.
Ruang utama ini dipenuhi deretan bangku simetris dengan langit-langit tinggi yang disebut Panti Umat. Rangkaian bunga digantung selang-seling pada ujung meja. Ada pula dua kotak sumbangan, satu di masing-masing kolom, berbungkus kain putih untuk diedarkan keliling pada saat misa berlangsung. Di belakang pilar-pilar penyangga di sisi kanan kiri ruangan, terdapat deretan patung yang menceritakan perjalanan Yesus yang disebut jalan salib, dimulai dari bagian depan sebelah kiri ruangan gereja.
Pandangan dekat pada bagian utama Gereja Katolik St Antonius Purbayan yang kalau tak salah disebut Panti Imam atau sanctuarium dimana dilakukan tindak liturgis dan menjadi tempat diletakkannya tiga perabot utama gereja, yaitu kursi pemimpin, ambo dan meja altar. Ambo adalah mimbar, tempat bagi Lectionarium atau Buku Bacaan Misa.
Pada dinding terdapat sebuah jendela kaca patri bulat dengan ornamen bunga dan merpati di pusatnya, diapit oleh patung bidadari bersayap. Di bawahnya terdapat jendela kaca patri lagi, diapit oleh masing-masing tiga jendela kaca patri di sayap kiri kanan dinding. Ketujuh jendela kaca patri itu memiliki pola dasar ornamen yang sama, namun isi ornamen utama pada masing-masing jendela kaca patri itu berbeda-beda. Ada lukisan kijang, huruf, garuda, hati, dan lambang lainnya.
Gereja Katolik Santo Antonius Purbayan merupakan gereja Katolik pertama di Kota Solo, letaknya persis di sebelah Balaikota Solo. Menurut riwayat, pada 29 Oktober 1905, Romo Cornelis Stiphout SJ dari Pastoran Ambarawa memperoleh ijin untuk mendirikan Gereja di Solo. Misa pertama diadakan di Pastoran pada 22 Desember 1907 karena gereja belum selesai dibangun. Pada November 1916, Gereja St. Antonius Purbayan resmi berdiri di Surakarta dengan surat pengangkatan pada 1918 dan diberkati Romo C. Stiphout SJ yang menjadi Pastor Paroki yang pertama.
Ulang tahun Gereja Katolik Santo Antonius Purbayan diperingati setiap tanggal 13 Juni karena tanggal itu merupakan hari Santo Pelindung, Gereja Santo Antonius Purbayan. Pada kurun waktu 1986 – 1988, dilakukan pemugaran dan pelebaran sisi dalam gereja, dan diberkati oleh Uskup Agung Semarang Mgr. Julius Darmaatmaja, SJ pada 1986
Gereja Katolik St Antonius Purbayan Solo
Alamat : Jl. Arifin 1, Solo. Lokasi GPS : -7.56860, 110.83003, Waze. Rujukan : Hotel di Solo, Tempat Wisata di Solo, Peta Wisata Solo.Sponsored Link
Sponsored Link
Sponsored Link
Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.