Bitung, Kebun Binatang, Sulawesi Utara

Taman Marga Satwa Tandurusa Bitung

Taman Marga Satwa Tandurusa Bitung yang lokasinya berada di Aertembaga, Sulawesi Utara, adalah tempat dimana kami akhirnya bisa melihat Tarsius (Tarsius tarsier), primata langka sejenis kera yang ukurannya sangat kecil dengan mata besar dan konon tidak pernah menutup. Setelah meninggalkan Dermaga Ruko Pateten menikmati panorama Selat Lembeh, dan melihat Monumen Trikora tujuan terkahir di Bitung hari itu adalah memang untuk melihat Tarsiur. Habitat alamnya berada di Taman Nasional Tangkoko, namun kami harus puas hanya bisa melihatnya di Aertembaga.

Perjalanan dari Ruko Pateten ke Taman Marga Satwa Tandurusa Bitung hanya menempuh jarak 2,8 km dan mestinya memakan waktu sekitar 10 menit perjalanan saja, jika tidak kesasar atau mampir kemana-mana dulu. Jalanan beraspal yang kami lalu bisa dikatakan mulus, sampai kami tiba di jalan menurun tajam, dan lalu berbelok ke kanan keluar dari jalan utama yang menyudut seperti huruf V pada GPS 1.4572265, 125.2125254 untuk sampai di Taman Marga Satwa Tandurusa pada GPS 1.4564355, 125.2127239 berjarak 100 meter dari tepi jalan.

Lokasi kebun binatang ini berada persis di tepian Selat Lembeh, dan memiliki dermaga sendiri jika ada yang hendak keluar masuk ke tempat wisata ini melalui laut. Dermaga itu sepertinya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para turis yang datang ke Bitung dengan menumpang perahu sewa. Tarsius menjadi daya tarik utama kebun binatang ini, dan terutama sangat membantu pejalan yang tak punya cukup waktu untuk melakukan pengamatan pada malam hari di alam terbuka.

taman marga satwa tandurusa bitung
Papan penanda di depan sebuah pohon beringin besar di dekat kandang satwa yang membantu memberi kepastian pada pengunjung bahwa mereka telah tiba di tempat yang benar, yaitu Taman Marga Satwa Tandurusa di Aertembaga, Kota Bitung, Sulawesi Utara. Kebun binatan itu dibentuk berdasar Surat Keputusan Menteri Kehutanan yang terbit pada 23 Agustus 2007, atau sudah lebih dari 10 tahun berselang dari saat tulisan ini diperbarui.

Sebelumnya, di kelok jalan ada juga papan petunjuk yang berada di sebelah kanan jalan besar untuk memandu arah bagi pejalan yang menggunakan kendaraan dan hendak berkunjung ke Taman Marga Satwa Tandurusa, tepat di jalanan menurun tajam yang pertama di lintasan jalan yang kami lalui. Lintasan itu merupakan jalan utama ke arah utara yang pada bagian awalnya berada pada jarak 200 - 300 meter dari Selat Lembeh, sebelum berbelok ke utara ke arah Taman Nasional Tangkoko.

taman marga satwa tandurusa bitung
Di dalam kandang tinggi berjeruji besi di Taman Marga Satwa Tandurusa inilah yang menjadi tempat dimana kami bisa melihat Tarsius, primata unik yang kabarnya masih ada saja orang yang tega memburunya secara liar, meski keberadaannya telah dilindungi secara sah oleh undang-undang. Pintu sangkar tidak terkunci, dan kami pun satu per satu masuk ke dalam untuk memotret Tarsius dari jarak lebih dekat, dengan tidak lupa menutup pintu sangkar di belakang kami.

Tarsius biasanya diam pada dahan pohon dalam jangka waktu yang lama tanpa merubah posisi tubuh, kaki, tangan dan kepalanya. Yang unik pada Tarsius, dan kebetulan bisa melihat dengan mata kepala sendiri di Taman Marga Satwa Tandurusa, adalah kepalanya bisa berputar 180 derajat. Sebuah keajaiban yang manusia pun, yang konon merupakan mahluk paling sempurna di muka bumi, tak memilikinya. Walau tak bisa terbang seperti burung namun manusia bisa membuat pesawat, lalu apa yang bisa dilakukan orang jika tak bisa memutar kepalanya sejauh 180 derajat, memasang kaca spion?

taman marga satwa tandurusa bitung
Inilah rupa Tarsius di Taman Marga Satwa Tandurusa yang jauh-jauh kami cari untuk melihatnya secara langsung. Ini adalah jarak terdekat yang bisa kami jangkau untuk melihatnya, yang sebenarnya mereka berada cukup tinggi di dahan pohon dan tak bisa melihatnya secara jelas dengan mata telanjang. Bau menyengat kotorannya di dalam kandang tidak cukup untuk mematahkan semangat memotret hewan primata keren itu.

Bola mata Tarsius yang besar memiliki diameter sekitar 16 cm, yang konon sama besarnya dengan ukuran otaknya. Jika mendekati malam, Tarsius akan lebih sulit untuk dipotret, karena akan berloncatan dengan cepat dari satu tempat ke tempat lainnya. Meski pada foto terlihat cukup besar, namun tinggi Tarsius yang mungil ini tidak lebih panjang dari telapak tangan orang dewasa, atau hanya sekitar 15 cm, dan binatang unik ini kabarnya memiliki golongan darah 0, sama dengan kebanyakan manusia.

taman marga satwa tandurusa bitung
Pandangan lebih dekat pada seekor Tarsius dengan matanya yang belo dan setengah menyihir mereka yang menatapnya. Bayangkan sekali lagi bahwa primata itu tingginya hanya sepanjang telapak tangan. Di Taman Marga Satwa Tandurusa, kami bisa melihat seekor Tarsius dengan bentuk tangan dan kaki yang menyerupai manusia dengan ukuran yang relatif panjang. Berbeda dengan jenis monyet yang lain, Tarsius adalah penganut monogami yang setia, dan konon jika yang satu meninggal, maka pasangannya tetap akan hidup sendiri sampai menyusul ke alam baka.

Meski mata tarsius yang besar tidak pernah menutup, namun bintik hitamnya akan membesar ketika malam tiba, membuatnya mampu melihat dengan jelas dalam kegelapan untuk mencari mangsa, yang umumnya berupa serangga. Tarsius memang merupakan binatang malam, yang hanya aktif pada saat hari gelap. Namun di Taman Marga Satwa Tandurusa pola hidupnya sepertinya terganggu, karena sering kedatangan pengunjung yang ingin tahu seperti kami ini.

Di Taman Marga Satwa Tandurusa sebenarnya pengunjung juga bisa dilihat beberapa binatang langka seperti babi rusa dengan empat taring yang melengkung ke atas, kuskus, anoa dan sejumlah koleksi satwa menarik lainnya. Namun karena terlalu puas telah berhasil melihat Tarsius, dan hari pun sudah menjelang sore, kami meninggalkan kebun binatang tanpa sempat memotret koleksi binatang yang lain.

Taman Marga Satwa Tandurusa

Alamat: Aertembaga, Bitung, Sulawesi Utara. Telp 0438-30213. Lokasi GPS : 1.455089, 125.211961, Waze. Referensi : Tempat Wisata di Bitung, Peta Wisata Bitung, Hotel di Bitung.


Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.

, seorang pejalan musiman dan penyuka sejarah. Penduduk Jakarta yang sedang tinggal di Cikarang Utara. Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! November 27, 2017.