Percikan

Waktu Pulang Pergi untuk Keunggulan

Beberapa tahun yang lalu saya mendirikan perusahaan penyedia pelatihan dengan beberapa teman. Sementara kemitraan tidak bekerja dengan baik karena semua orang sibuk melakukan bisnis mereka sendiri, namun kami sempat melakukan beberapa pelatihan sebelum kami sepakat untuk menghentikan operasi dan membuat perusahaan tidak aktif.

Pendekatan pelatihan yang kami tawarkan adalah memberikan peserta dengan semua bahan yang kami gunakan selama pelatihan, termasuk buku petunjuk pelatihan yang mudah dibaca, presentasi powerpoint dengan semua klip video terlampir, ditambah kaset audio "belajar di jalan" (learning on the road, LOR)

Butuh sepanjang malam sampai pagi untuk melakukan perekaman suara dan editing, dan upaya ekstra untuk menduplikasi kaset. Dengan tersedianya rekaman digital, dan perangkat penyimpanan yang besar seperti iPod dan perangkat mobile, lebih mudah dan lebih murah sekarang untuk membuat dan menyalin bahan "LOR", dan lebih mudah bagi orang untuk mengaksesnya, di mana pun, kapan saja. Dengan film di iPod orang juga bisa belajar berbagai pengetahuan dari video digital.

Ikujiro Nonaka dan Hirotaka Takeuchi dalam buku inspiratif mereka tentang Manajemen Pengetahuan menulis bahwa ada dua jenis pengetahuan: pengetahuan eksplisit dan pengetahuan yang tak terucap (tacit).

Mentransfer pengetahuan eksplisit relatif mudah dan dapat menggunakan bermacam bentuk media. Pengetahuan tacit, di sisi lain, lebih sulit untuk mentransfer. Pengetahuan ini bisa dipelajari secara akurat dengan mengamati tindakan yang dilakukan oleh guru, tepatnya meniru dan mengikuti dengan praktek yang sangat banyak (amati-meniru-praktek).

Ketersediaan rekaman video digital dan perangkat pemutaran portabel mestinya bisa merevolusi proses belajar. Namun tidak, belum, tidak secepat itu, sampai orang benar-benar bekerja dengannya.

Orang-orang yang bekerja di kota-kota besar seperti Jakarta, akan menghabiskan 3-5 jam di jalan setiap hari, berangkat dari rumah ke kantor, dari kantor untuk menemui pelanggan dan kembali ke kantor, dan dari kantor ke rumah. Beberapa orang akan pergi ke tempat-tempat nongkrong sebelum kembali menuju rumah.

Seperti yang kita semua tahu, sebagian besar dari kita tidak melakukan apa-apa selama perjalanan, beberapa mendengarkan musik, siaran radio, atau sibuk melakukan panggilan telepon. Kita tidak benar-benar menginvestasikan waktu yang berharga dan modal tak-terbarukan untuk kegiatan yang akan meningkatkan pengetahuan, namun kita semua ingin memiliki posisi yang lebih baik, gaji yang lebih baik, kualitas kehidupan yang lebih baik.

Ini tentang membentuk kebiasaan baru. Kita perlu melalui jalur kognitif, jalur afektif dan jalur perilaku. Yang pertama adalah untuk menciptakan kesadaran, yang kedua untuk menyentuh saraf emosional, dan yang terakhir untuk mendorong tindakan.

Untuk mencapai tujuan itu kita perlu dukungan dari penyedia pelatihan untuk menciptakan program digital LOR bersertifikat, dari pemilik media untuk menciptakan kesadaran para pejalan, dari produsen elektronik untuk memberikan modul digital LOR gratis dalam paket penjualan untuk memulai bergulirnya bola, dari pengusaha dalam mendorong karyawan untuk menggunakan pembelajaran pada kursus pelatihan di jalan, dan untuk mengakui sertifikat LOR dari para pelamar dan pegawainya.

Mari kita membuat masyarakat LOR, di mana orang-orang bergerak lebih cepat dan biaya lebih murah untuk mencapai tingkat keahlian yang lebih tinggi dengan memanfaatkan sebagian dari waktu ulang-alik mereka untuk belajar melalui kursus LOR bersertifikat. (Terbit 23 September 2006)


Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.

, seorang pejalan musiman dan penyuka sejarah. Penduduk Jakarta yang sedang tinggal di Cikarang Utara. Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! Oktober 28, 2017.