Foto Makam Perang Jakarta

Bagian atas Makam Perang Jakarta ini menjadi kubur Indian Army Medical Corps, Indian Pioneer Corps, Royal Indian Army Service Corps, dan 8th Punjab Regiment. Pada tugu tertulis 'Pakistan" serta "Indian Forces' dan '1939 - 1945'. Angka tahun menandai periode gugurnya tentara di berbagai medan pertempuran sejak Jepang menginvasi Hindia Belanda sampai Tentara Sekutu masuk setelah Jepang menyerah. Siapapun yang berkunjung ke Makam Perang Jakarta ini pasti dibuat kagum. Area makam sangat elegan, rapi, asri, dan terawat sangat baik.



Sebuah tugu peringatan didirikan di bagian awal area Makam Perang Jakarta. Di ujung belakang sana adalah bangunan kecil yang selain menjadi gerbang masuk juga terdapat prasasti kubur serta plakat berisi informasi tentang riwayat Perang Pasifik di Hindia Belanda. Di sebelah kanan, bagian terluas Makam Perang Jakarta terlihat sangat rapi dan asri. Saya rasa siapa pun akan merasa senang menjadi penghuni kubur di tempat ini, demikian pula keluarganya.



Damailah mereka yang jasadnya dikubur di area yang sangat elok, rapih, bersih dan terawat dengan sangat baik ini. Ini adalah bentuk ungkapan penghormatan yang tinggi, terutama kepada si mati maupun kepada keluarganya. Hormat.



Arah pandang yang memunggungi gerbang masuk utama, ke area akses masuk belakang dimana kami datang, memperlihatkan tugu utama berbentuk salib di latar depan dan tugu peringatan lainnya di ujung sana yang dipersembahkan bagi arwah tentara Sekutu yang berasal dari resimen India dan Pakistan.



Kelompok-kelompok kecil pohon palm, rumput yang dicukur pendek, deretan kubur rapih di area hijau terbuka luas, menjadi pemandangan langka di tengah gedung perkantoran dan apartemen jangkung Jakarta. Di sebelah kanan adalah menara Gereja Simultan.



Tulisan Arab pada nisan berbunyi Huwal Ghafur (Engkaulah yang Maha Pengampun), lalu Innalillahi wainailaihi raji'un (Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali). Penghuni makam memang terdiri dari banyak suku bangsa dan agama.



Gedung-gedung apartemen dan perkantoran jangkung di wilayah sekitar Kuningan, dan pandangan lebih jelas pada menara berkubah bulatan setengah milik Gereja Simultan yang berada di dalam area Ereveld Menteng Pulo dan letaknya bersebelahan dengan Makam Perang Jakarta.



Tulisan pada Tugu Peringatan di bidang sebelah kiri atas adalah “Indian Forces”, lalu di bawahnya ada angka tahun 1935-1945, dan di sisi sebelah kanan ada lambang pasukan dan huruf berbunyi “Pakistan”, menandai area kubur bagi tentara Sekutu yang berasal dari resimen India dan Pakistan.



Sebuah nisan dengan tanda Salib dan lambang kesatuan dari seorang tentara Indian Pioneer Corps yang tewas pada 11 Maret 1946 dalam usia 27 tahun. Nama disamarkan untuk ketenangan mendiang. RIP.



Olyve tengah duduk berteduh sambil memeriksa hasil jepretan memunggungi sebuah pohon cukup besar yang dirimbuni dengan tanaman tanduk rusa. Di latar belakang kiri adalah deret makam yang berbatasan dengan Ereveld Menteng Pulo.



Lita tengah berjalan sambil melihat selang air tampak yang tergeletak di atas rerumputan. Perlu ditiru oleh pejabat yang mengelola pekuburan umum bagaimana membuat area kubur bisa bersih dan asri seperti ini. Jika merawat kubur saja tak mampu maka jangan harap bisa merawat yang lain karena ada moral di sana.



Sejauh mata memandang adalah deret nisa kubur yang berjajar rapi dan asri. Selain di Makam Perang Jakarta, tentara Sekutu yang gugur di Ambon, Sulawesi dan Timor, dikumpulkan di Makam Perang Ambon.



Lita dan Rika tengah menengarai sebuah nisan kubur dengan latar Tugu Peringatan yang berbentuk salib di atasnya, karena kebanyakan yang dimakamkan di lokasi ini tampaknya beragama Kristen, meski ada juga yang beragama Yahudi, Islam, atau tidak ada lambang keagamaan di nisannya.



Nisan kubur berlambang Kukri, pisau legendaris tentara Gurkha, milik seorang kapten dari 10th Gurkha Rifles yang meninggal pada 14 Maret 1946 dalam usia 30 tahun. Di baris bawah ada tulisan "Sadly missed and in constant remembrance".



Nisan kubur seorang Ldg (Leading) Aircraftman anggota Roya Air Force (RAF) yang meninggal pada 25 November 1945 dalam usia 24 tahun. Pada lambang burung di atasnya tertulis "Per ardua ad astra" atau "Through struggle to the stars" yang merupakan motto RAF serta tentara Persemakmuran lainnya seperti RAAF, RCAF, RNZAF dan SAAF.



Menengok ke sisi sebelah kiri terlihat susunan nisan Makam Perang Jakarta yang diletakkan dengan tingkat presisi tinggi. Tidak ada toleransi sedikit pun untuk penyimpangan, seperti disiplin militer yang patut dicontoh masyarakat sipil.



Pemandangan ke sisi sebelah kanan Makam Perang Jakarta. Di sisi ini terdapat makam Brigadier Aubertin Walter Sothern Mallaby CIE OBE, komandan 49th Indian Infantry Brigade.



Sulit kah membuat kubur bermartabat serapi dan seasri ini? Mestinya tidak. Saya kira hanya diperlukan kemauan, disiplin, kepedulian, kontrol, dan tentu saja ada dana perawatan yang perlu disisihkan secara berkelanjutan.



Deret nisan kubur rapi dengan latar bangunan dimana terdapat "Cemetery Register" dengan gerbang pintu masuk di sana yang tampaknya hanya dibuka jika ada kunjungan atau acara resmi. Rika terlihat baru saja bangkit berdiri setelah melihat tengara pada sebuah nisan.



Sebuah nisan kubur tanpa nama yang diperuntukkan bagi seorang "Airman" RAF dalam pertempuran antara tahun 1939 - 1945, dengan tulisan "Known unto God". RIP.



Nisan kubur seorang "Gunner" Royal Artillery Inggris yang meninggal pada 14 Agustus 1945 dalam usia 25 tahun. Lambang di atasnya bertulis "Ubique" (Everywhere) dan "Quo fas et gloria ducunt" (Where Right And Glory Lead), motto Royal Engineers dan the Royal Artillery tentara Inggris yang diberikan oleh Raja William IV pada 1832.



Kubur berlambang kuda milik seorang L. Cpl (Lance corporal) dari 3rd The King's Own Hussars Royal Armoured Corps Inggris yang meninggal pada 19 April 1945 dalam usia 35 tahun. 3rd The King Own Hussars adalah resimen kavaleri Angkatan Darat Inggris yang pertama kali dibentuk pada 1685, mengabdi selama tiga abad sebelum digabungkan menjadi The Queen's Own Hussars pada 1958.



Sekuntum bunga dari peziarah terlihat di atas nisan seorang Prajurit dari Batalion Senapan Mesin Australian Imperial Force (sukarelawan Angkatan Bersenjata Australia pada Perang Dunia II), yang meninggal pada 21 Juli 1944 dalam usia 37 tahun. Kata di bawah berbunyi "A soldier and a man. His duty nobly done ... Au revoir".



Kubur dengan logo bergambar perahu dengan empat dayung di sisi kiri, layar terkembang dan tulisan "2nd Punjab Regt". Nisan kubur ini adalah milik Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby., CIE., OBE., komandan 2nd Punjab Regiment, yang kematian tak terduganya di Kota Surabaya pada 30 Oktober 1945, memicu serangan besar-besaran tentara Sekutu ke Surabaya pada 10 November 1945 dan berlangsung hingga tiga minggu kemudian. Kata di bawah berbunyi "More brave for this that He hath much to love".



Nisan kubur seorang pilot berpangkat flight lieutenant dari Royal Air Force yang tewas pada 10 November 1945. Melihat tanggalnya, tampaknya ia tewas dalam pertempuran hebat pada hari pertama penyerbuan tentara Sekutu ke Surabaya.



Nisan kubur milik seorang Brigadir Jenderal dari Royal Artillery yang wafat pada 11 November 1945 dalam usia 32 tahun. Melihat tanggalnya, tampaknya ia wafat pada penyerbuan besar-besaran di hari kedua yang dilakukan oleh tentara Sekutu ke Surabaya. Tulisan di bawah berbunyi "He, being made perfect in a short time, fulfilled a long time".



Olyvia Bendon tengah membidik dengan kameranya nisan sebuah kubur di kompleks Makam Perang Jakarta.



Sementara Olyv masih sibuk dengan kameranya, dua teman lainnya tampak tengah berteduh dalam bayang tumbuhan perdu yang memagari kompleks Makam Perang Jakarta.



Lambang salib bertulis "Cemetery Register" di bawahnya yang berada di dalam satu-satunya bangunan di dalam kompleks Makam Perang Jakarta, yang juga menjadi gerbang masuk dari depan. Di dalam ruangan ini terdapat beberapa tengara serta kisah sejarah.



Tengara berisi nama-nama mendiang dari kesatuan-kesatuan tentara Inggris yang tampaknya tak diketemukan jasadnya sehingga dibuat plakat sebagai pengingat dan penghormatan kepada mereka. Kesatuan yang tercantum pada plakat ini adalah The Royal Regiment of Artilerry, Royal Air Force, Australian Imperial Force, Australian Army Srvice Corps, dan Royal Australian Air Force.



Tengara dalam bangunan yang berbunyi "1939 - 1945. The land on which this cemetery stands is the gift of the people of Indonesia for the perpetual resting place of the sailors soldires dan airmen who are honoured here".



Pada dinding bangunan gerbang masuk Makam Perang Jakarta terdapat tulisan yang menceritakan kisah pertempuran di Indonesia yang berlangsung dari tahun 1941 – 1945, ditulis dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.



Adanya tulisan di pojok ruangan ini sangat berharga bagi saya untuk lebih memahami sejarah terkait Makam Perang Jakarta . Diceritakan bahwa bersamaan dengan pendaratannya di Malaya pada 8 Desember 1941, Balatentara Jepang secara simultan memulai aksi ofensif untuk menguasai Hindia Belanda.

Sejumlah seribuan Pasukan Australia di Ambon yang dikenal sebagai Gull Force menyerah pada 3 Februari 1942 setelah melakukan perlawanan hebat. Bali ditaklukkan pada 19 Februari. Timor yang dipertahankan pasukan Australia dan Belanda diduduki Jepang pada 23 Februari.



Dikepung gedung jangkung dan perumahan padat, area Makam Perang Jakarta dan Ereveld Menteng Pulo di sebelahnya seperti sebuah blok waktu yang berhenti di tengah pusaran gerak kota besar yang sangat cepat namun salah urus dan salah tata, yang bahkan area kubur pun menjadi ruang terbuka hijau.



Nisan tentara 8th Punjab Regiment yang tewas 29 Desember 1945 di usia 28 tahun. Resimen ini dari Brigade 49 Divisi India yang merupakan bagian Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI).

Perang adalah kelanjutan konflik politik, dan karenanya tak mengenal agama. Meski demikian agama sering diseret dalam konflik karena merupakan cara yang mudah untuk memobilisasi pasukan.



Nisan kubur milik seorang Sepoy dari pasukan Royal Indian Army Service Corps yang meninggal pada 28 Juni 1946 dalam usia 23 tahun, mungkin merupakan salah satu tahun kematian terbaru di kompleks makam ini.

Pada lambang bintang segi delapan di sebelah kiri terdapat tulisan di tengah melingkar berbunyi "Royal Indian Army Service Corps" dan "Honi soit qui mal y pense" sebuah frasa Anglo-Norman yang secara longgar memiliki arti: "Shamed be he who thinks ill of it", atau lebih khusus "Evil unto him who thinks evil of it".



Kubur di Makam Perang Jakarta ini seluruhnya berjumlah 1.181, terdiri dari Angkatan Laut 105 kubur, Angkatan Darat 783, Angkatan Udara 271, Awak Kapal Dagang 12, Polisi Malaya dan lain-lain 10. Mereka berasal dari Inggris 715 orang, India 304, Australia 96, Kanada 4, Selandia Baru 2, Afrika Selatan 1, Birma 1, Malaya 22, dan 36 warga Sekutu lainnya.



©2021 Ikuti