Miris juga melihat darah merah berceceran di lantai TPI Pasir ini. Darah merah segar itu mengalir dari sejenis ikan pari yang disebut orang setempat sebagai Ikan Pe. Ikan itu tampaknya belum lama dibunuh setelah dibiarkan hidup sebelum sampai ke daratan.
Saya tak tahu persis nama ikan ini. Kepalanya hampir menyerupai lumba-lumba namun sirip bagian atasnya sangat besar, relatif jika dibandingan dengan ukuran badannya. Orang yang ada di sana menyebut nama Lanjam Ginggo, namun tak saya temukan informasi tentang nama itu.
Setidaknya ada tiga jenis Ikan Pe yang saat itu tergeletak tak bernyawa di lantai TPI Pasir, yaitu Pe Totol (sejenis pari namun tak ada kikir), Pe Kodok, Pe Lawet.
Ikan pari ini tampak masih kecil di mata saya, setidaknya jika dibandingkan dengan ikan pari yang ada di sebelahnya. Jika benar bahwa ikan pari ini masih bayi, maka tak selayaknya nelayan menangkapnya. Menteri Susi perlu menempatkan petugas penyuluhan di setiap TPI, dan menegakkan aturan di setiap TPI tentang ikan yang tidak boleh ditangkap untuk menjaga kelestariannya.
Sponsored Link