Tumpukan bekas bakaran menyan yang telah menggunung di pojok ruangan, serta beberapa batang hio yang menancap di sana. Adanya hio boleh jadi menjadi pertanda bahwa ada warga keturunan Tionghoa yang datang berziarah ke makam ini.
Pandangan dekat pada pintu cungkup Makam Sunan Kedu Gribig Kudus dengan detail ukiran yang elok. Aksara Arab yang berada tepat di atas tulisan "Sunan Kedu" berbunyi Syaikh Ngabdul Basyir, gelar sang sunan setelah kembali dari Mekah. Nama kecil beliau adalah Abdul Hakim, lahir di Parakan, Temanggung, dari ayah bernama Abdullah Taqwim.
Sepasang batu nisan dengan badan kubur rata lantai yang konon adalah makam kedua putera Sunan Kedu. Makam puteranya yang seorang lagi ada di belakang masjid.
Pandangan pojok pada bangunan cungkup Makam Sunan Kedu yang masih terlihat cukup baru dan rapi.
Gerumbul pohon bambu di samping makam yang membuat suasana senja di tempat ini menjadi agak terasa berbeda.
Sponsored Link