Wanita sepuh bercaping menawarkan jajanan yang diletakkanya di atas tampah, sementara di tangan kanannya menjinjing tas anyaman. Saya membeli kacang rebus dua ukuran cangkir darinya. Ibu bernama Ratiyem berparaban Sempret itu usianya 80 tahun, dan sudah mempunyai 2 canggah, namun ia sama sekali tak mengeluh karena masih harus berjualan seperti itu. Sebuah pertemuan dan percakapan pendek yang membuat saya sempat merenung.
Seorang pria tengah berdiri sendirian di bibir pantai dengan memegang joran atau tongkat pancing. Entah ikan macam apa yang bisa dipancingnya di tepi laut dengan gelombang cukup dahsyat dan terus menerus berkejaran menghajar pantai ini. Posisi berdiri orang itu cukup jauh dari batas atas gelombang yang ditandai dengan warna coklat tua dari pasir yang basah.
Di latar depan adalah bagian ujung perahu nelayan, serta pohon kelapa yang nyaris mati. Ketiga orang yang melakukan ritual itu masih saja berada di bibir pantai. Yang patut dipuji adalah kesediaan kedua orang yang mengantarkan si bapak tua untuk melakukan ritual seperti itu.
Sebuah perahu bercadik sederhana tengah diparkir di atas tebing pantai yang rendah. Ketika air pasang akan sangat mudah mendorong perahu ke tempatnya yang sekarang itu, yang akan sulit dilakukan jika air sedang surut seperti ini.
Sponsored Link