Sekeluarga kecil bisa berendam di kolam rendam air panas Pancuran Telu Baturraden ini, meskipun jika akhir pekan bisa menjadi sangat padat. Begitupun akan sangat menyenangkan berbagi tempat dan waktu bersama orang lain di tempat ini.
Tengara yang berbunyi “Alternatif ke Pancuran 7” dengan treking jalan melewati Kolam Tando Ketenger yang memiliki pemandangan indah di sepanjang perjalanan.
Tulisan pada dinding batu di sebelah kanan pintu yang berbunyi “Petilasan mbah Tapa Angin”. Mungkin hanya pada malam hari ada orang bertapa di sini, itu pun jika memang ada yang datang karena memiliki niat tertentu agar terkabul keinginannya itu.
Pandangan dekat pada kekuk tapak tangan pada batu gunung yang diletakkan di bagian atas lubang pintu masuk. Tak jelas siapa yang membuatnya dan kapan batu dengan lekuk tapak tangan itu diletakkan di sana.
Sudut pandang menyudut pada bagian atas pintu masuk yang tersusun dari tumpukan batuan gunung yang direkat dengan semen. Curah hujan yang tinggi di pinggang Gunung Slamet membuat area di sekitar Pancuran Telu ini cukup lembab.
Pandangan utuh dari arah samping pada pintu masuk ke petilasan mbah Tapa Angin. Keberadaan petilasan jadi semacam trend di kawasan wisata seperti ini, karena mungkin pada jaman dahulu pun tempat ini sudah terkenal dan menjadi tujuan kunjungan dari banyak orang, termasuk mereka yang hendak menyepi di sini.
Sponsored Link